Nineteen

5.6K 334 1
                                    

Ketika ego dan realita berkata
♡♡♡

Fathan tahu. Laki-laki itu bernama Ferdy. Teman kampus Nuha, yang tampan dan karismatik. Tak bisa di pungkiri kalau laki-laki itu bisa di bilang lebih darinya.

Lebih pandai?Iyalah.
Lebih mapan?mapan banget!
Lebih ganteng?ganteng Fathan dong ....

Perempuan mana yang tak mau denganya. Ia berharap pengecualian untuk Nuha  Semoga Nuha hanya menganggap laki-laki itu teman tapi tidak mesra baginya.

Tetapi setelah melihat Nuha tersenyum beberapa kali pada laki-laki itu. Harapanya pupus. Laki-laki itu pasti sudah mengisi hatinya. Mereka terlihat ...?

Ah sudahlah. Itu malah bikin hati Fathan ngenes. Membuatnya terlihat bodoh saja jika Nuha bisa menyukainya atau Fathan saja yang terlalu berlebihan memikirkanya?

Entahlah hatinya kini kalut. Ia tak bernafsu lagi untuk latihan. Tiba-tiba kakinya ingin melangkah pergi secepatnya saja dari tempat itu.

"Yang sabar ya bos ... " seru Hanan yang tiba-tiba nongol di depanya dan menepuk pundaknya beberapa kali. Fathan menoleh iba.

Sebenarnya ia malu. Sahabatnya itu tahu kalau ia menyukai Nuha. Tapi Hanan sudah mengenalnya sejak SD. Ia tak mungkin bisa berbohong tentang perasaanya, dan hanya bisa mendengus sebal.

Teman-temanya segera berkumpul duduk di lantai. Membundar. Setelah Nuha dan Ferdy mengintruksi mereka untuk berkumpul tak terkecuali Fathan dan Hanan.

"Assalamualaikum murid - murid, " sapa mereka.

"Waalaikum salam," jawab mereka serentak.

Fathan tertegun mendengar sapaan Nuha. Ia sadar. Ia memang hanyalah seorang murid, dan Nuha juga pasti menganggapnya begitu. Bukan menganggapnya pria dewasa dengan tubuh kekar seperti Ferdy yang berdiri di sampingnya. Ini membuatnya semakin kecil di mata Nuha.

"Ada kabar bagus untuk kalian. Ini kak Ferdy teman kampus kak Nuha. Beliau akan membantu kita untuk prepare well dalam pentas drama nanti. Kalian nggak keberatan kan kalau kak Ferdy bantu kalian?"

"Alhamdulillah, kita malah seneng kok Ustadzah, iya kan teman-teman?" ungkap Andre mewakili. Teman-temanya mengiyakan dan juga antusias.

"Iya bener banget!" salah satu siswa menimpali.

"Ustadzah juga seneng, kalau kalian bersedia. Kak Ferdy ini anak teater lo." senyum tipis Nuha bikin Fathan makin miris. Kenapa perempuan itu senyum melulu dari tadi.

"Maka dari itu Ustadzah minta bantuan Kak Ferdy. Kita langsung latihan saja ya." tambah Nuha kembali.

Mereka bertepuk riuh kembali. Entah apa yang membuat mereka antusias untuk bertepuk tangan. Tangan mereka sedang sehat-sehatnya.

Ferdy menyapa mereka dengan dengan ramah. Senyumnya itu lo bikin baper ... di tambah lesung pipi, bikin buyar konsentrasi cewek-cewek di situ.

"Wah ... cocok banget kak Ferdy sama Ustadzah Nuha." seru Faisal yang membuat hati Fathan teriris-iris.

Bun ... Fathan minta pisau ....

I Love You Ustadzah (Lengkap Dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang