Thirty Five

4.6K 239 3
                                    

Flashback......

"Lika....Pak Yohan kayaknya ngliatin kamu terus deh" ujar teman sebangku Nuha, ia dulu ketika masih di bangku SMA, teman-temannya memanggil dengan nama itu

Nuha lantas tak berani menatap guru laki-laki nya itu, ia sangat risih sekali dengan guru Matematika itu, ia sangat-sangat malas jika harus menghabiskan waktu dua jam pelajaran yang baginya sangat lama dan membosankan, di tambah lagi guru Matematikanya itu sering kecentilan denganya,

"Kenapa ada guru senarsis gini sih, dia pikir aku bakal liat balik, Najis Mugholadoh......."umpat Nuha dalam hati

Nuha sering sekali tidak masuk jika Pak Yohan yang mengajar, sampai ia terancam tidak naik kelas meskipun nilainya sangat bagus, Untuk menghindar dari guru itu, ia sering sekali ijin ke toilet selama satu jam, padahal ia hanya berdiri di sana, kadang juga ke UKS, padahal di sana ia cuma pura-pura sakit lalu terlanjur tertidur, itu karena saking risihnya ia tidak mau lama-lama di pandangi oleh guru itu narsis itu, ia tak habis pikir juga sih, buat apa cobak itu guru segitunya melihatnya, di pikir wajahnya itu layar tancap kali ya.

Pak Yohan adalah guru Matematika sekaligus wali kelasnya, ia di anggap guru paling tampan, paling cute, dan semua paket ganteng melekat pada guru itu. Sampai-sampai ketua geng di kelasnya begitu sangat menyukainya.
Ketua geng itu bernama Abriana Pratista, ia punya geng Borju, sebutan untuk murid - murid paling kaya disana, sekolah Nuha adalah sekolah favorit, jadi sudah biasa baginya di kelilingi oleh deretan murid-murid terkaya di kota itu. Sedangkan Nuha hanyalah anak rakyat jelata, ayahnya hanya seorang dosen yang di banding ayah teman-temannya rata-rata mempunyai perusahaan property, namun ia sama sekali tidak kehilangan rasa percaya dirinya, hanya karena status sosial mereka berbeda.

"Lika....kenapa menghadap kebawah....kamu tidak sedang upacara bendera kan?"ucap Pak Yohan membuat Nuha terpaksa harus mengangkat wajahnya

"Em...ma...maaf Pak" jawab Nuha, gadis itu menggerutu dalam hati, kenapa giliran ia yang cuma menghadap kebawah saja di tegur, sedangkan ada beberapa anak yang sudah banjir air liur sama sekali tidak di tegur oleh guru itu, bahkan ketika ia membaca Lembar kerja siswa mata pelajaran itu masih saja di tegur.

"Lika....kalau sedang membaca itu jaraknya tidak boleh kurang dari 30 centi, kamu nggak mau kan kalau sampai  mata kamu kena minus, kan sayang sekali?" Ujar Pak Yohan lagi, membuat gadis menelan ludahnya dan terpaksa menurunkan LKS nya yang sebenarnya ia pakai untuk menutupi wajahnya

Nuha hanya bisa tersenyum kecut dengan sikap gurunya, mungkin kah ia yang Baper, ataukah gurunya yang keterlaluan?, entahlah...baginya gurunya itu sangat-sangat membuatnya risih,

"Lika...kayaknya Pak Yohan naksir kamu deh, masak dari tadi fokus ke kamu terus" teman sebangkunya itu malah makin membuatnya jengkel

Nuha menaruh LKS nya dengan kasar dan berujar

"Apa aku secantik itu, sampai kamu merasa aku pantas di sukai, apalagi dengan guru itu?hah" Nuha jengah dengan perkataan teman sebangkunya,

"Lika...kamu sedang ngobrol apa...papan nya itu di depan" tegur Pak Yohan lagi pada Nuha, guru itu memang selalu ada saja cara untuk membuat Nuha merasa risih, matanya tak lepas dari Nuha

"Maaf Pak" respon Nuha ketus

Istirahat pun tiba...

"Alhamdulillah....." teriak Nuha membangunkan teman-temanya yang sudah bersimbah air liur tadi

Pak Yohan memang merasa, kalau Nuha tidak suka padanya, tetapi guru itu tetap semangat mendekatinya, guru itu mempunyai nomernya yang sering setiap malam menghubunginya, tapi  ia tak pernah sekalipun merespon nya

Sampai suatu ketika,  ban motor Nuha bocor, dan kakaknya ketika itu tidak masuk karena sakit, guru itu mengantarkanya pulang, walaupun Nuha terpaksa pulang denganya, dan tanpa sengaja, Abriana, si ketua geng Borju itu memergokinya, tamatlah riwayatnya, Abriana begitu terluka melihat mereka pulang bersama, gadis itu lalu mengerahkan pasukanya untuk membully Nuha

"Berani-beraninya cewek miskin itu mengganggu calon tunanganku" teriaknya dari kejauhan, padahal baru calon

Ke esokan harinya, Nuha tak pernah lagi hidup tenang, ia di bully habis-habisan oleh geng Borju, ia sering di masukkan kedalam gudang pengap, tas nya sering ganti berkali-kali, bukan karena ia geng Sosialita yang rajin ganti-ganti tas, itu karena mereka rajin mengguntingnya, buku- bukunya juga banyak yang hilang, ban motornya juga sering di bikin kempes, tak ada yang berani menolongnya, teman sebangkunya pun tak berani berinteraksi dengannya, ia juga sering di kunci di dalam kamar mandi yang sedang rusak,

"Kak Indah....." Nuha memeluk kakaknya sambil terisak setelah membuka pintu toilet

Tubuhnya sudah basah tersiram air,

"Lika... maafin kakak ya, kakak terlambat nolongin kamu sampai basah kuyup seperti ini" mata kakaknya berkaca-kaca

"Kakak akan bilang ke ayah, kalau mereka mengganggumu, biar kita bisa pindah dari sini" ucap kakak nya lemah

Lantas Nuha menggeleng-nggelengkan kepala

"Enggak kak, enggak.... kita nggak boleh lemah hanya karena mereka menindas kita seperti ini, kita susah payah kak buat masuk sekolah ini, ingat perjuangan Ayah di sana"

"Enggak, buat apa kita bertahan di sini?kita cuma di anggap sampah bagi mereka, kita itu cuma hiburan buat mereka Lika" kakaknya mulai menangis,

"Mereka punya uang, mereka pemilik sekolah ini, bagaimana mungkin kita melawanya" timpal kakaknya lagi

"Seenggaknya kita harus buat  mereka sadar, kalau uang itu bukan segalanya, kalau kita ini juga manusia kak.....kita juga butuh di manusiakan, kita bukan sampah, mereka tidak bisa seenaknya begini sama kita" ujar Nuha yang masih meneteskan air matanya, seragam putih birunya itu sudah sedikit mengering, kakaknnya mengambil tisu, lalu mengusap air mata adiknya

"Kakak akan selalu ada buat Lika, kakak akan bantu buat mereka sadar"
****

Geng Borju malah semakin menjadi- njadi mengganggu Nuha,

"Apa hanya karena lali-laki kamu menyiksaku?" Ucap Nuha, ia menghampiri Abriana sambil mendorongnya, ia sudah mengumpul keberanian untuk membalas balik ketua geng itu, mereka di taman sekolah

"Itu karena kau berani mencoba mengambil sesuatu yang seharusnya bukan milikmu"ucap Adriana balik mendorong Nuha

"Maksud kamu apa?aku sama sekali tidak menyukainya, kalau kamu suka ambil sana, dan berhenti mengganguku" balas Nuha yang masih duduk, ia berusaha bangun, tetapi Adriana sudah mendorongnya kembali

"Salah sendiri kamu membuatnya selalu tersenyum denganmu, jadi jangan salahkan aku, kalau aku akan membuatmu menangis selamanya'' ucap Abriana dengan lantang, sedangkan Nuha sudah berkaca-kaca.
****

Flash back end...

Nuha masih saja mengingat kejadian itu, ia tak pernah lupa dengan wajah-wajah mereka, ia tak pernah lupa bagaimana dulu mereka memperlakukanya, itulah perasaanya saat ini, ia seperti memperoleh luka yang sama seperti enam tahun yang lalu.
***

I Love You Ustadzah (Lengkap Dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang