Twenty three

5K 292 2
                                    

Sama halnya seperti ikan Salmon, akupun ingin berjuang dan berkorban untukmu

♡♡♡
~Fathan~

Nuha tak memperdulikan teriakan Fathan, dan ia segera bergegas pergi. Tapi sayang, baru beberapa langkah kakinya teratuk palu yang dibuang sembarangan oleh Fathan tadi. Seketika ia menabrak bangku panjang itu dan reok.Fathan reflek memeluk pinggang Nuha agar tak terjatuh. Nuha yang kaget karena pelukan tiba-tiba itu, gadis itu lalu melepaskan tangan Fathan dengan kasar, cowok itu tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya yang di tepi danau, Fathan tercebur ke dalamnya. Nuha melihatnya tapi tidak menolongnya.

Fathan mulai tenggelam, hanya kepalannya saja yang terlihat. Air mulai merayap memenuhi mulutnya.

"Makanya ... kamu itu jangan kurang ajar sama Ustadzah! Syukurin!" Nuha setengah berteriak melontarkan rasa syukurnya.

Fathan meminta tolong tapi tak mendapat respon. Nuha hanya berkacak pinggang. Salah sendiri, Fathan begitu kurang ajar padannya.

Menurut Nuha, danau itu tidak begitu dalam, Fathan pasti bisa naik keatas tanpa bantuanya. Tapi itu menurutnya setelah beberapa tahun tak pernah kesana.

Nuha melangkahkan kakinya untuk pergi, tapi ia berhenti setelah mendengar teriakan Fathan

"Us," panggilnya sambil megap-megap.

Nuha yang hendak berjalan pergi. Kakinya terhenti.

"Ka- kaki saya--"

"Keram!" teriaknya dan membuat Nuha terperanjat. Membuang tas, lalu masuk kedalam danau. Nuha menguji kemampuan berenangnya lagi, setelah selama beberapa tahun tidak pernah sekalipun berenang.

Di dalam air, kaki-kainnya terampil menelusuri tiap jengkal tanah yang ia tapaki. Ia sedikit heran. Tubuhnya yang tinggi saja bisa sampai menapaki tanah. Bagaimana bisa?! Fathan yang hampir mirip tiang listrik itu sampai tenggelam.

Nuha berusaha menggerakkan tubuhnya yang agak berat, mengingat jubahnya sudah diresapi air. Ia pun menenggelamkan kepalannya, menyapukan pandangannya.

Setelah berjalan sedikit menengah, ia mendapati tubuh Fathan tak jauh darinya. Lantas tanganya  langsung menarik tubuh Fathan. Mengangkat kepala Fathan ke udara. Menepikan tubuh mereka kedaratan dengan sisa tenaganya. Fathan begitu berat. Tubuh Nuha tak kalah berat. Tangan gadis itu berusaha memposisikan kepala Fathan agar tak menghirup air.

Tubuh mereka sudah basah kuyub. Fathan kini terlentang, belum sadarkan diri. Perutnya mengembang menarik nafas. Nuha menarik-narik baju Fathan, berharap muridnya itu sadar.

"Fathan. Bangun!" Gadis itu tak mau sampai menyentuh tubuh Fathan. Tapi ini begitu darurat. Nyawa Fathan harus ia selamatkan. Ia berfikir sejanak. Mengingat Rafli sepupunya dulu pernah melakukan CPR pada kakaknya. Nuha tak mampu melakukannya. Bukan karena ia tak bisa. Tapi ... itu terlalu vulgar. Mencoba melakukan hal lain. Gadis itu menekan-nekan dada Fathan.

Tak kunjung menuai hasil. Ia mencoba mendengar suara detak jantung Fathan. Sedikit mendekatkan kepalanya di dada Fathan, memeriksa, apakah muridnya itu masih hidup atau sudah berada di surga. Ia begitu panik.

Fathan tidak bergerak sama sekali. Gadis itu tercekat. Sudut matanya sudah dipenuhi lelehan air mata.

Nafas Fathan pun tak terdengar, ia memberanikan diri untuk mendekatkan kepalanya lagi  ke dada Fathan, tapi...

Deg

Fathan merangkul Nuha tanpa permisi. Tubuhnya menggigil. Kedua tangannya memeluk Nuha erat-erat, sontak Nuha teriak dan meminta di lepaskan.

I Love You Ustadzah (Lengkap Dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang