Fourthy Three

3.6K 232 5
                                    

Kelas Fathan berada di lantai bawah. Kebetulan hari ini ada tukang cat sedang melakukan tugasnya di lantai dua. Mereka sedang mengecat atap-atap depan kelas sebelas yang cat nya hampir punah.

Fathan yang dari toilet. Segera kembali ke kelasnya. Akan tetapi ia merasa ada yang memperhatikanya. Ia pun mendongak ke atas. Ada Miranda di sana. Tetapi cowok itu segera mengalihkan pandangan setelah Nuha datang menuju kelasnya.

"Astagfirullahaladziim!"gadis itu memekik kesakitan.

Fathan yang melihatnya segera berlari menolongnya.

Sekaleng cat Hijau besar meluncur kebawah dan mengenai kepala Nuha. Gadis itu sudah tak sadarkan diri. Tubuhnya sudah terbalur oleh cairan kental berwarna Hijau.

Seisi kelas segera berlari keluar setelah mendengar teriakan Nuha. Mereka mengitari Nuha dan syok melihat apa yang terjadi dengan Ustadzahnya itu.

"Ya Allah, Ustadzah kenapa bisa seperti ini!" pekik Arwa yang syok melihat Nuha. Gadis itu segera tau penyebab Nuha pingsan.

"Bawa ke UKS aja Than. Ndre bantuin Fathan!" suruh Arwa.

Andre juga ikut duduk di sebelah Fathan. Ia mendongak ke atas dan baru sadar kalau ada tukang cat disana.

"Ayo Than, kita bawa Ustadzah ke UKS,"titah Andre.

Fathan menepuk-nepuk pipi gadis itu tetapi tubuhnya tak merespon. Tangan cowok itu bergetar begitu juga bibirnya setelah darah segar merembes dari kepala Nuha. Tampak jelas, darah itu keluar karena ujung bawah kaleng yang sedikit tajam mengenai kepala Nuha.

"Biar gue aja!" tutur Fathan yang segera membopong Nuha dengan sigap. Ia benar-benar sedih melihat orang yang di cintai terluka gara-gara dirinya. Ia tahu, Miranda yang sudah sengaja menjatuhkan cat itu dan mengenai kepala Nuha.

Cowok itu segera membopong Nuha ke UKS. Semua siswa mengikutinya. Mereka juga ingin tahu keadaan Nuha. Kebetulan dokter sekolah bisa di hubungi segera. Dokter sekolah hanya di panggil jika ada siswa yang sakitnya parah. Dokter itu segera memeriksa Nuha, dan meminta semua siswa yang berjubel di sana untuk keluar ruangan.

Fathan hanya bisa memaku. Dirinyalah yang harus di persalahkan. Ia menyalahkan dirinya sendiri. Hanan yang berada di sampingnya pun kepo dan ingin tau kenapa Ustadzahnya bisa sampai terluka. Karena Fathan lah yang pertama kali menolong Nuha.

"Sebenarnya ada apa sih, Than? kok bisa Ustdazah kejatuhan cat?"

Mereka berdua sedang duduk di depan UKS. Yang lainya juga ada yang duduk-duduk. Ada yang duduk di tepian taman depan UKS. Mereka berjubel menunggu Dokter memeriksa Nuha.

"Miranda," jawab Fathan yang mulai membuka suara. Suaranya lirih.

"Miranda?"

Fathan menoleh melihat Hanan lalu kembali mamandang lurus kedepan. Membuang nafas perlahan.

"Dia yang udah njatuhin cat itu."

Sepontan. Hanan melotot tak percaya. Ia tak menyangka cewek secantik Miranda bisa melakukan hal keji seperti itu.

"Nggak nyangka ya dia bisa lakuin hal kotor kayak gitu,"Hanan merespon ucapan Fathan.

"Kita doain aja. Semoga Ustadzah nggak luka parah," Hanan menambahkan.

Fathan hanya mengangguk.

Setelah lima belas menit. Nuha sudah bisa di tengok. Dokter memanggil ketua kelas untuk melapor ke ruang guru. Para guru tentunya sebagian besar sudah ada di kelas mereka masing-masing. Hanya ada beberapa staff yang ada di sana. Kepala sekolah pun sedang ada acara di luar. Hanya Pak Ilyas yang available untuk mengantarkan Nuha pulang.

"Gimana dok, keadaan Ustadzah Nuha?"tanya Fathan khawatir.

"Kepalanya terkena benturan yang lumayan cukup dalam. Tapi tidak parah kok. Hanya perlu istirahat beberapa hari di rumah. Lukanya sudah saya jahit dan sudah saya kasih obat yang harus di minum," jelas Pak Dokter.

Meskipun Nuha terluka tidak begitu parah, tetap saja Fathan merasa hawatir. Ia segera menawarkan diri pada Nuha untuk mengantarkanya pulang.

"Biarkan Ustadzah istirahat dulu ya!, kalian kembali ke kelas saja,"perintah Pak Dokter. Semua menuruti perkataan Pak Dokter. Tetapi setelah Pak Dokter pergi. Fathan kembali ke Nuha yang masih dalam kondisi pingsan.
Fathan duduk di samping Nuha. Wajah Nuha terlihat pucat. Itu semakin membuat hati tersayat. Ia harus membuat perhitungan pada Miranda. Gadis itu harus bertanggung jawab atas apa yang di lakukan Nya.

Fathan kaget melihat Andre dan Pak Ilyas sudah berdiri di sampingnya.

"I--itu temen-temen sudah ke kelas. Tapi saya tidak tega melihat Ustadzah Nuha sendirian. Jadi saya menemani beliau disini,"Fathan memberi alasan supaya tak ada salah paham mengapa dirinya saja yang berada di UKS.

"Iya Tan. Sekarang kalian ke kelas saja. Sebentar lagi Ustadzah Maryam akan datang menemani Ustadzah Nuha hingga siuman. Nanti setelah sadar kami akan antarkan beliau pulang,"tutur Ilyas.

"Baik Tadz, kami pergi dulu,"ucap mereka. Di ambang pintu. Mereka mendapati Ustadzah Maryam kelihatan tergesa-gesa sampai menabrak mereka.

"Gimana sih kalian, kok nabrak - nabrak Saya, kalian nge fan sama Saya?,"gerutu Ustadzah Maryam.

"Yang nabrak siapa, yang ngomel siapa?"sahut Andre dalam hati. Kalo dalam bibir ia pasti di tampar.

"Maaf Us,"sahut Andre yang lebih memilih meminta maaf dari pada meladeni Ustadzahnya yang selalu merasa maha benar itu.

Lalu mereka berdua melajukan kakinya. Samar-samar mereka berdua mendengar teriakan hiperbola Ustdadzah Maryam yang melihat keadaan Nuha.

"Ya allah, kembaran ku ... apa yang terjadi denganmu?kemarin ban kamu di kempesi, sekarang kepalamu terluka seperti ini!"Ustadzah Maryam merasa iba pada Nuha. Ia mengusap-usap kening Nuha dengan minyak Kayu Putih, ia seperti ibunya saja. Lalu menyuruh Ustadz Ilyas untuk keluar, karena ia akan mengganti pakain Nuha yang terkena tumpahan cat.

Fathan kaget mendengar ucapan Ustadzah gendutnya itu.

"Ban Ustadzah di kempesi?"Fathan semakin menjadi gusar. Ia yakin itu juga pasti ulah Miranda. Ia sudah tidak sabar memberi anak itu pelajaran.
****

Miranda melangkah dengan angkuh. Gadis itu merasa sangat bahagia hari ini. Teman-temannya yang berpapasan denganya di koridor tengah menggunjingnya.

"Lihat tuh temen loe! sombong banget! nggak pernah nyapa orang. Mentang-mentang anak orang kaya! Bisik salah seorang Siswi. Mereka ada empat Siswi.

"Iya tuh! mentang-mentang anak orang kaya. Sombong banget! gue aja anak Dokter, jarang sombong," ucap salah satu Siswi yang berada di tengah.

Kedua teman kanan-kirinya menoleh kearahnya. Salah satu di antaranya bertanya.

"Loe anak Dokter? sumpah? Kok gue baru tau, ya? perasaan Bapak loe tambal ban deh!" Jari telunjuk siswi itu menempel di dagu. Tak percaya jika temannya anak seorang dokter.

"Dokter Ban sih. Ban mbledos!" jawab gadis di tengah itu sambil tertawa membahana.

Kedua temannya itu kecewa.

"Njir! gue kirain beneran!" kedua temannya menoyornya.

**
Nuha membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa berat. Dengan samar ia melihat Ustadzah Maryam sedang menatapnya.

"Alhamdulillah ... Ustadzah Nuha sudah bangun."

Nuha mendudukkan dirinya di bantu oleh Ustadzah Maryam.

"Saya kenapa?kok bisa ada di sini?"Nuha bertanya.

"Itu ... tadi Ustadzah kejatuhan cat. Ustadzah tadi nggak sadar kalau kejatuhan cat?"sahut Ustadzah Maryam.

Nuha menggeleng. Ia memang tidak tau kalau ia tertimpa cat. Ia hanya merasa ada benda keras membentur kepalanya lalu pingsan.
****

I Love You Ustadzah (Lengkap Dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang