Fourty

4.4K 332 9
                                    

Jangan lupa tekan bintang kalau suka😘😘😘😘komen juga di tunggu, yang komen moga rejekinya lancar....

Suasana di perpustakan begitu sepi. Gadis itu mengekori Fathan yang tidak jadi pesan mie ayam dan membelokkan kakinya ke Perpus. Cowok itu lantas berhenti setelah sampai di sebuah rak.

"Emang harus ya?semua tahu kalau loe nganggep gue pacar loe?" Cowok itu melotot pada gadis itu.

"Emang kakak nggak suka ya, kalau kakak jadi pacar aku?" Miranda malah balik tanya.

"Ya nggak sukalah, agama kita aja nglarang," gerutu cowok itu.

"Ya udah kalo gitu kita nikah aja, kalo pacaran nggak mau!" Fathan menelan ludahnya setelah mendengar ajakan Miranda. Pacaran aja nggak mau, apalagi menikahi Miranda. Fathan hendak mencari tempat duduk. Ia menahan lapar gara-gara gadis itu. Ia malu jika harus kembali ke kantin.

"Kakak kenapa sih nggak suka?! aku cantik, aku kaya, aku populer," ucap gadis.

"Tapi hati kamu sama sekali nggak cantik," Fathan segera pergi meninggalkan Miranda yang sakit hati mendengar ucapanya.

Si penjaga Perpus. Pak Tohir, mengangkat kaca matanya.

"Itu anak berdua ngapain sih di sini, nggak tau apa kalau sudah bel dari tadi," ia bertanya-tanya dari kejauhan, lalu memanggil Fathan yang akan melewatinya.

"Hey nak, cepetan masuk! sudah bel," perintah pak Tohir. Sementara Miranda masih merenung di samping rak.

"Iya pak, permisi."

"Itu sekalian temen kamu ingetin."

Fathan melengos. Ia malas jika harus balik lagi mengajak Miranda.

Lantas cowok itu berjalan menuju rak yang disana ada Miranda. Gadis itu sedang memilah-milah buku. Bisa saja ia menemukan tips buat menaklukan hati cowok yang beku kayak Fathan.

"Hey Alien, absurd" Miranda menoleh ketika Fathan memanggilnya.

"Alien?" gadis itu mengeryitkan dahinya. Lalu gadis itu tersenyum lagi. Mungkin itu panggilan sayang.

"Buruan masuk, udah bel!" Fathan hendak pergi, tapi kakinya berhenti.

"Jangan panggil gue Oppa lagi, gue masih muda!" Miranda tersenyum. Cowok itu polos sekali sampai tidak tau apa makna kata oppa. Fathan melangkah pergi.

"Sayang ... tungguin ...," panggil gadis itu, yang membuat Fathan geleng-geleng kepala.
****

Sedangkan di kelas, sambil menunggu guru datang. Hanan main tebak-tebakan dengan Andre dan teman - teman lainya. Yang bisa jawab satu pertanyaan dapet pulpen nya Siti yang di umpetin Hanan, dan yang paling dapat poin banyak, dapat tip-x nya Fathan yang masih ada di tasnya. Mumpung itu anak belum ada di kelas. Mereka duduk melingkar di depan kelas.

"Eh Bro. Doa siapa yang paling cepat di kabulkan?" Hanan memberi pertanyaan pertama.

Andre dengan sigap menjawab.

"Ya doa hamba yang teraniayalah," serunya.

"Gue kan tanya yang PALING CEPAT, NGALAHIN KUDA LARI," Hanan tidak membenarkan jawaban Andre.

Andre tampak berfikir dan juga yang lainnya. Pertanyaan Hanan tidak sekedar pertanyaan biasa. Pasti jawabanya absurd.

"Ah nggak tau, doa sang mantan kali," celetuk faisal.

"Salah," respons Hanan, yang lainya pun tampak berfikir.

"Udah ah, gue nyerah," keluh salah satu temanya.

I Love You Ustadzah (Lengkap Dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang