Thirty

4.9K 328 18
                                    

"Dek ... geseran dikit!" perintah Hilya. Mereka sedang berada di ruang tamu, dan Fathan tiduran di sofa.

Adiknya membuka mata perlahan. Melirik kakaknya tajam. Kakaknya suka banget usilin adik kembarnya itu. Lalu adiknya menekuk kedua lututnya. Memberi ruang untuk kakak jailnya itu.

"Gue capek banget kak. Ngapain sih lo kesini," gerutu cowok itu.

"Gue mau dengerin Mama Dedeh ceramah. Lagian besok kan loe main drama kan?kok malah tiduran sih."

Fathan kembali menutup matanya.

"Ngapain gue latian. Gue dapet peran nggak penting kok."

Hilya melongo tak percaya. Adik gantengnya itu tidak dapat peran penting?padahal dulu ketika masih SMP, ada perayaan Agustusan. Dia nggak pernah absen buat jadi Putra Mahkota, begitupun Hilya. Ia selalu dapat peran utama ketika ada pensi di sekolah jaman SMP nya dulu. Ia paling jago menjadi putri yang merana, tanpa skrip ia juga bisa. Ia juga pernah sekali menjadi ratu di Carnival Agustusan, di sandingkan dengan kakak kelasnya, cowok paling ganteng di sekolahnya dulu. Tapi sayang ia sama sekali tidak bisa menikmati Carnival itu. Ia kebelet Eek dan harus menahanya sampai acaranya selesai. Na'as sekali nasibnya.

"Beneran?loe nggak dapat peran apa-apa?"

"Mubazir banget ya wajah tampan loe," seru Hilya sambil menyalakan TV.

"Apa sih kak ... loe mau gue jadi batu nangis?" kata Fathan yang masih menutup matanya.

"Ow ... kelas lo mau main drama Batu Menangis, Dek?"timpalnya lagi.

Fathan hanya mengangguk.
Dua menit kemudian, kakaknya itu sama sekali tak bergeming. Ia ngefans sekali dengan mama dedeh. Kakaknya sibuk mendengarkan ceramah. Fathan dengan malas pergi ke kamarnya. Tak lupa ia shalat Isya' dulu sebelum tidur.
****

Di group kelas Fathan. Wali kelasnya itu memberi pesan kepada semua murid untuk tampil semaksimal di acara Haul besok. Fathan juga membaca pesan dari Ustadzah yang di cintainya itu. Ia kemudian membuka profil What's up Nuha. Membuka fotonya, yang hanya gambar foto rumput ilalang yang terpampang disana. Memang Nuha tidak suka wajahnya menjadi tontonan. Bahkan ia sama sekali tidak pernah membuat status di akun what's up nya itu. Baginya tidak ada manfaatnya mengeksplorasi kehidupanya pada orang lain. Berbeda dengan cewek-cewek alay jaman now. Dikit - dikit jebret. Dikit - dikit selfie.

Sering juga kan ... emak emak rempong banget bikin status. Yang menggelikan itu mereka pada kurang kerjaan mengupdate status masalah rumah tangga mereka. Kadang juga pamer. Sok glamour, sok kekinian. Ya memang itu hak mereka, hak pengguna. Tapi kalau nggak mau kena nyinyir dari pengguna lain, mending di simpan sendiri deh di almari hati masing masing. Curhat kan sama allah, itu kan lebih baik. Expresikan saja sama allah.

Nggak cuma di What's up saja, mereka sering banget kan upload foto full wajah mereka di semua akun, BBM, Facebook dll. Mubazir banget kalo Sosmed cuma di jadikan media mengexpresikan diri. Mending di buat nyari duit gitu, atau sebagai media dakwah, yah meskipun tidak semua emak melakukan hal itu. Ini negatif efek dari kemajuan teknologi sih. Tergantung pemakainya juga, kalau bijak dalam menggunakanya ya bakal banyak positifnya yang bisa di ambil.
****

Miranda memakai seragam putih abu-abunya. Ia juga memakai masker penutup wajah berwarna senada dengan rok panjangnya. Tas abunya juga sudah mendarat di bahunya.

"Non Mir ndak sarapan dulu?" tanya Pembantunya itu dengan membawa tumpukan roti di piring ceper. Menaruhnya di meja makan.

Miranda yang baru turun dari tangga, mencomot dua potong roti yang sudah di beri selai strawberry itu dengan cepat. Memasukkanya kedalam mulut sedikit demi- sedikit.

I Love You Ustadzah (Lengkap Dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang