Seorang laki-laki paruh baya nampak di luar jendela ruangan itu, tapi bukan Fathan. Di belakangnya ada seorang cowok yang dikenalnya. Iya... itu baru Fathan, Muridnya itu juga terlihat gelisah dan kelihatan pucat. Nuha tau, dan merasa bersalah, menyuruh orang sakit datang untuk menolongnya.
Nuha bernafas lega ketika pintu itu terbuka. Ia mengucap syukur, tapi juga heran, mengapa laki-laki paruh baya itu bisa punya kunci ruangan Nuha? mimik wajah heranya kentara, laki-laki itu kemudian memperkenalkan diri.
"Saya tukang kunci, Mbak," akunya pada Nuha
Nuha menurunkan rahangnya. Tidak percaya, Fathan bisa secerdas itu.
"Ow pantesan kok bisa buka pintu ruangan saya, terima kasih, Pak," Nuha tersenyum lebar.
"Sama-sama, Mbak" sahut laki-laki itu membetulkan topinya.
Fathan hanya tersenyum pada Nuha, ia tidak mungkin kan mendobrak pintu itu ... itu karena ia bisa dihukum jika melakukan hal itu, makanya ia memanggil tukang kunci, anak yang cerdas.
"Makasih, ya, Pak. Udah mau bantu saya," kata Fathan berterimakasih.
"Sama sama mas, kalau gitu saya permisi dulu" ucap Tukang kunci itu lalu pergi setelah Fathan mengangguk
****Dua mahluk penghuni terahir sekolah itu kini sedang ada di parkiran, bersiap untuk hengkang dari tempat itu
Nuha memanggil Fathan sebelum mereka pergi
"Fathan...."
"Sama sama Ustadzah, tidak perlu bilang terimakasih" seru Fathan membuat Nuha tersenyum
"Belum juga ngomong, udah di jawab"
"Iya itu kan kebiasaan Ustadzah, pasti bilang terimakasih"
"Itu namanya menghargai jasa orang lain, bukan kebiasaan kok, tapi kewajiban, Ustadzah juga ngerasa bersalah nyuruh kamu datang kesini padahal kamu sedang sakit" kata Nuha sambil melirik tajam Fathan
"Saya tidak butuh ucapan Ustadzah, tapi saya butuh bukti"ujar Fathan, dipikir Nuha itu DPR kali ya
Nuha lagi lagi di buat kesal oleh muridnya ini, apalagi yang akan di lakukanya
"Mau kamu apa Fathan?" Celetuk Nuha kesal tapi tetap lemah lembut
"Saya mau Ustadzah menjadi guru les saya"
Permintaan Fathan itu menurutnya tidak masuk akal, untuk apa seseorang yang paling pintar di kelas IPA, memintanya untuk menjadi guru les, Nuha pasti tau kan, kepandaian muridnya itu.
"Fathan....kamu jangan bersikap konyol seperti ini, kamu ini udah tergolong murid paling pintar di kelas, untuk apa kamu ambil les" jawaban Nuha membuat Fathan berpikir lagi
"Saya biasa aja di kelas, Ustadzah tau kan kalau sebentar lagi akan ada UN?, makanya itu saya pengen memperdalam materi" ucap Fathan tak ingin kalah
"Tapi kamu kan bisa mengambil guru les lain, Ustadzah nggak bisa"
Fathan terlihat sedih,
"Ya sudah kalau Ustadzah tidak mau, kalau gitu saya pulang dulu"
Nuha mengangguk dan lagi lagi merasa bersalah
"Fathan...tunggu" ucap Nuha menahan
Fathan menoleh, menghentikan laju motornya
"Iya kenapa Ustadzah?Ustadzah berubah fikiran?"
"Kenapa kamu nggak pakek helem kamu?" Nuha memang sengaja menggodanya, muridnya itu terlihat frustasi
Mendengar jawaban NuhaAnak itu kemudian memakai helmnya, lalu mengucapkan salam pada Nuha.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Ustadzah (Lengkap Dan Revisi)
RomanceLebihkan cintamu hanya untuknya, bukan pada ciptaanya yang belum tentu adalah taqdirmu ~Nuha~ Cinta itu sederhana, tapi untuk melupakanya tak sesederhana itu 1 in Membaca 5 in Pesantren (Sabtu, 22 Sept...