Perempuan itu sebenarnya ingin lebih lama di rumah Fathan, pernahkah kalian mengalami Home sick?,seperti itulah perasaan Nuha selama ini, terlebih rumah itu dibangun sendiri dengan hasil kerja ayah Nuha, dan rumah itu sama sekali tidak berubah, masih sama seperti dulu ketika keluarganya tinggal disana, tata letak ruanganya, simple but elegan, karya tangan arsitek tetangganya dulu, hanya catnya saja yang berubah, dulu tema rumah mereka warna merah muda, sedangkan rumah Fathan berbuansa Gold, kamar yang di tempati Fathan adalah kamarnya dulu, masih ada rak buku dan shofa yang biasa ia bersantai dulu ketika sepulang sekolah, sekarang mana bisa ia melakukanya, mau bagaimana lagi rumah itu sudah berganti pemilik, dan tak akan lagi menjadi miliknya, waktu juga tak bisa terulang.Dua hari sudah berlalu, Fathan sudah sembuh dari sakitnya, sedikit flue yang masih bersarang, kini ia memulai aktivitas seperti biasanya, orangtuannya mengomelinya habis habisan karena tidak memberitahu mereka kalau ia sakit, meskipun hanya demam,
Demam badan, demam hati.Bangkunya sudah sangat merindukan pantatnya, tapi sejak Miranda pernah ribut dengan temen sekelasnya karena ketauan menulis surat untuk Fathan, sejak saat itu pula, bangkunya sepi surat ataupun bunga, tak ada lagi yang berani mengiriminya benda so sweet itu, hanan juga sudah pensiun menjadi tukang posnya.
"...alhamdulillah, loe masuk juga, gue sedih nggak ada loe" teriak Faisal lalu memeluk Fathan dengan semangat, Fathan hanya diam saja dan senang mendapat sambutan
Teman-teman lainya juga senang Fathan sudah kembali masuk, setidaknya sumber contekan mereka masuk, mereka tenang sekarang, bagi mereka jika ada Fathan, matematika dan ilmu eksakta lainya bukan apa apa bagi teman Fathan,
Kelas kembali tenang, ketika Nuha memasuki kelas mereka, perempuan itu memakai seragam mengajar berwarna orange, semakin bening saja wajahnya, pandangan Fathan tak lepas dari Nuha, ia mengangap ini adalah vitamin mata untuknya, sedangkan Nuha yang tau di pandangi seperti itu merasa risih dan beristigfar berkali kali setiap pandangan mereka bertemu, Nuha merasa tidak perlu menceramahi anak itu, karena ia pasti sudah memahami, laki-laki maupun perempuan haruslah menjaga pandanganya, ia juga sudah cukup besar, tapi anak itu malah melakukan sebaliknya, sampai ia merasa risih,
"Jadi kurang tiga hari lagi haul akan dilaksanakan, Ustadzah minta kalian mempersiapkan diri dengan baik"ujar Nuha dengan sedikit nervous karena di pandangi murid nakalnya itu
"Siappp Ustadzah" ucap mereka serempak,
Hanan pun peka, dan mengingatkan Fathan
"Than....udah kali ngliatinya gitu amat"
"Siapa yang ngliatin sih, gue fokus ke papan kok, Ustadzah aja yang ngalangin fokus gue" dusta Fathan lalu mengheningkan cipta, ia memang sudah puasa dua hari tidak melihat Nuha sama sekali, dan sekarang anak itu melampiaskanya.
*****
"Gue kok deg degan ya, gue nggak siap kalo gue tampil di depan umum, gue terahir tampil naik panggung aja pas kelas satu SD, itupun gue nabrak speaker, speakernya jatoh kena penonton, penontonnya pingsan" ucap Arwa cemas pada gengnya dan Andre mendengarnya sambil menggigit bibir bawahnya
"Untung cuma speaker, bukan badan loe yang segede....eits maksud gue, eh nggak jadi" seru salah satu teman gengnya yang berjumlah empat orang itu
"Segeda apa?" Tanya Arwa merajuk
"Segede upil kok" ucapnya meringis, Arwa menyadari kalau badanya lumayan berisi, temanya tak perlu mengingatkanya,
Teman gengnya juga cemas memikirkan Arwa nanti ketika di panggung, mereka harus menjauhkan benda-benda yang sekiranya bisa membuat celaka penonton dari Arwa, pemain utama drama itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/147178935-288-k357555.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Ustadzah (Lengkap Dan Revisi)
RomanceLebihkan cintamu hanya untuknya, bukan pada ciptaanya yang belum tentu adalah taqdirmu ~Nuha~ Cinta itu sederhana, tapi untuk melupakanya tak sesederhana itu 1 in Membaca 5 in Pesantren (Sabtu, 22 Sept...