10. Curiga

6.2K 678 27
                                    

Kau terus bersembunyi pada lentera hitam, semoga saja kelak cahaya akan menuntunmu keluar dari persembunyian itu. - Lisa.

Ada waktunya sendiri bagiku untuk peduli denganmu. - Jungkook.

-Mine-

19.54 WIB.

Semenjak kejadian tadi, lelaki yang mengobati lukanya pun tak kunjung keluar dari kamarnya. Sang gadis disibukkan dengan menonton tv di ruang tamu bersama Bi Inah.

Dan saat itu juga, Lisa merasa perutnya berbunyi mengartikan jika saat ini gadis itu sedang kelaparan. Keberuntungan sedang tidak berpihak padanya, bahan di kulkasnya habis dan sang pembantu tidak memasak apapun untuk makan malamnya hari ini.

"Beneran nggak ada bahan, bi?" tanyanya dengan sangat kecewa.

Wanita paruh baya dengan rambut yang di gelung itu kemudian menjawab, "Maap atuh neng, bibi beneran lupa buat beli bahan tadi. Besok pagi bibi baru mau beli bahannya neng."

Gadis itu berdecak kesal dengan tangan kanan yang memegangi perutnya, "Yaudah bi, nggak pa-pa. Lisa beli di luar aja sama Jungkook. Bibi juga mau nggak? Biar Lisa yang beliin."

"Aduh, nggak usah atuh neng. Bibi udah makan tadi, masih kenyang."

"Boong. Pokoknya Lisa beliin buat bibi, pak somad, sama security di depan, biar adil. Yaudah Lisa mau siap-siap dulu sekalian panggil si Jungkook." Gadis itu beranjak dari sofa lalu menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

Tak heran jika gadis itu selalu memikirkan orang lain di sekitarnya. Karena menurutnya, Bi Inah bukan sekedar pembantu rumah yang dibayar namun menurutnya Sang Bibi adalah ibu kedua, pengganti ibunya ketika sang ibu sedang tidak ada di rumah. Jadi dia akan menyayangi Sang Bibi layaknya seorang ibu dan anaknya.

Lisa memilih celana pendek berwarna biru laut, dan hoodie hitam untuk menghangatkan badannya. Mengingat udara malam memang benar-benar terasa dingin di kulit.

Gadis itu berjalan melangkah menuju kamar milik Jungkook. Diketuknya pintu beberapa kali untuk menandakan jika saat ini dirinya sedang bertamu. Lisa berkerut kening sebal karena ketukannya tak ada balasan. Akhirnya, Lisa memberanikan diri untuk membuka knop pintunya. Dan beruntungnya pintu kamar itu sedang tidak dikunci.

"Hei.. Jungkook.. Lo dimana? Gue mau--Aaaa!!" belum sempat menyelesaikan perkataannya, Lisa menjerit dengan keras ketika dirinya melihat Jungkook sedang berganti baju dan matanya melihat jelas dada bidang milik Jungkook yang tidak tertutup sehelai kain pun.

Spontan gadis itu membalikkan badannya dengan menutup kedua matanya dengan telapak tangannya. Anjir, dia punya abs? Jadi gitu ya bentuk abs? Kok kayak roti gitu ya, grenjel-grenjel gimana gitu. Eh, kok gue jadi mikirin itu sih. Lupain, lupain.

"Kok nggak bilang sih kalo lo habis mandi?! Ah mata gue ternodai kan!" gadis itu masih dalam posisi membelakangi Jungkook dengan mata terpejam.

"Salah lo, nggak ngetuk pintu dulu." Jungkook pun menghampiri Lisa yang masih membelakangi dirinya.

"Gue udah ngetuk bodoh! Lo aja yang nggak denger." gadis itu merasakan langkahan Jungkook yang semakin mendekat ke arahnya, "Jangan mendekat! Lo belom pake baju! Gue nggak mau--"

Mine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang