26. Disappointed

4.3K 516 31
                                    

Kau memang satu-satunya tempat ternyaman untukku bersandar dan melupakan semua masalah.

-Mine-

Jungkook memejamkan matanya, sesekali mengangguk kecil menikmati lagu dari Shawn Mandes - Imagination yang sengaja diputar di Headphones kesayangannya.

Lelaki itu bersandar pada dinding kelas bertuliskan 11 IPA1. Menunggu sang gadis keluar dari kelasnya, ia memutuskan untuk menikmati alunan lagu yang terus diputar acak pada headphones-nya.

Karena guru yang menampu mata pelajaran IPS Sejarah di kelasnya terpaksa ijin untuk mengajar, membuat kelasnya lebih dulu keluar dari kelas lain dan tentu membuatnya terpaksa menunggu sang gadis seperti ini.

Tapi untuk apa Jungkook masih menunggu sang gadis meski sudah ada (fake) Bunny yang bisa saja mengantar jemput gadisnya?

Posisi Bunny yang memang terbilang berbahaya untuknya tak membuat Jungkook menyerahkan begitu saja perannnya. Ia akan tetap menjaga Lisa seperti yang ia janjikan pada Helena. Meskipun pada akhirnya Lisa akan memilih Bunny, dan bukan dirinya.

Jungkook terlonjak kaget ketika merasakan ada yang menepuk lengannya terus menerus, terpaksa lelaki itu harus berhenti dari aktivitasnya menikmati lagu Shawn Mandes itu.

"Yaampun, aku udah panggil kamu daritadi, dengerin apa sih sampe nggak denger?" protes Lisa menggerutu kesal.

Jungkook menautkan alisnya, ia terlalu mendalami lagunya sampai panggilan dari sang gadis terabaikan begitu saja.

"Yaudah yuk pulang," ajaknya dengan tangan kanan yang melingkari lengan kekar Jungkook.

Sentuhan tangan Lisa pada lengan sang lelaki membuat darahnya berdesir pelan, ia rindu saat-saat dimana Lisa merajuk manja padanya, rindu saat dimana gadis itu terus berada disampingnya seolah tak ada yang bisa memisahkan. Namun, kini saat-saat itu hanya akan menjadi kenangan.

"Kok bengong, kenapa? Ayo,"

Jungkook mengarahkan ekor matanya pada sang gadis, berusaha menutupi bahwa saat ini jantungnya sedang bekerja dengan cepat akibat ulahnya.

Lelaki itu menghembuskan nafas ringan sebelum akhirnya mulai berjalan dan menuntun gadis itu untuk bersejajar diri denannya.

-Mine-

Terdengar suara sang gadis yang sedang bersenandung di dalam suasana kamarnya yang sunyi. Ia mengobrak-abrik semua isi lemarinya mencari sebuah baju yang pas untuknya.


Satu per satu baju dilekatkan pada badannya lalu ia memandang tubuhnya dipantulan kaca. Lisa akan melempar baju yang ia rasa tak cocok untuk ia pakai dan kembali mencoba baju yang lain. Begitu terus sampai pada akhirnya ia tertarik pada sebuah dres hitam selutut tanpa lengan.

Dres itu sangat pas di tubuhnya, membuat gadis itu tersenyum puas sambil terus meliukkan badannya dipantulan kaca.

Lisa akan menggunakan dres itu untuk menemui Bunny di taman bermain sesuai dengan janjinya tadi siang. Ia akan mulai mengulang semua masa lalunya bersama Bunny, mungkin dengan mengulangnya lagi, semua kerinduannya pada sang Bunny akan terbayarkan.

Arloji yang menempel cantik di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 4 sore, langit pun mulai berubah warna.

Lisa duduk didepan pantulan kaca dan mulai beraktivitas untuk menghias wajahnya. Ini pertama kalinya gadis itu menempelkan berbagai macam make up pada wajahnya. Ia tak pernah berdandan seperti layaknya gadis remaja pada umumnya, gadis itu hanya perlu memoleskan bedak bayi dan lipgolsh berwarna natural untuk mempercantik bibirnya.

Mine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang