Motor trail berwarna hijau milik Mino pun mulai menyusuri jalanan angin sore mulai menerpa rambut Lisa membuatnya ikut beterbangan. Sebenarnya ia sengaja ingin mengantarkan Lisa pulang sampai ke rumahnya.Selain ingin tau dimana ia tinggal sekarang, Mino juga mengakui jika kerinduannya terhadap keluarga kecilnya sudah tak dapat dibendung lagi.
Gadis itu pun turun dari motor dan mulai merapikan rambutnya yang berantakan karena ulah angin. Mino menghela nafas singkat, merutuki kekesalannya pada jalanan ibu kota yang tak pernah luput dari kemacetan.
Lelaki itu merapikan rambutnya sebentar kemudian ia mulai melangkah hendak memasuki halaman rumah Lisa namun dengan cepat Lisa menahannya.
"Mau ngapain?" Tanyanya kebingungan. Untuk apa Mino memasuki rumahnya? Jika ibu Jungkook melihatnya diantar laki-laki lain bisa runyam.
"Masuk lah, gue pengen ketemu nyokap." Jawabnya dengan santai mengundang kerutan di dahi Lisa.
"Nyokap?"
Mino gelagapan, begitu cerobohnya dirinya. Jangan sampai Lisa mulai curginya padanya karna belom saatnya Lisa mengetahui semuanya sekarang. Ia belum begitu siap melihat bagaimana reaksi keluarganya ketika melihat sosoknya yang jauh dari kata 'baik'.
"Anu, maksud gue.. Nyokap lo,"
Gadis itu mengangguk pelan seraya bibirnya membentuk huruf 'o' tanpa suara.
"Boleh kan?" harapnya lagi.
"Tapi, nyokap kayaknya lagi nggak di rumah deh. Lain kali aja ya mampirnya." ucapnya dengan sesal.
Mino menganggukkan kepalanya, "Yaudah, kalo gitu gue cabut deh. Salam buat nyokap lo,"
Lisa tersenyum dan mengangguk. Mino pun menaiki motor trailnya, tak lupa memakai helm full facenya.
"Gue pergi dulu ya, bye cantik," Mino meninggalkan satu kedipan untuk Lisa sebelum ia pergi. Ya walaupun terhalang helmnya tapi Lisa melihat jelas lelaki itu berkedip ke arahnya.
Lisa memasuki rumahnya dengan santai. Halaman yang cukup luas membuatnya terpaksa berjalan untuk dapat mencapai pintu rumahnya.
Namun, sebuah pemandangan membuatnya terpaksa mengerem kaki jenjangnya dan memastikan apa yang dilihatnya sekarang. Mobil milik ibunya sudah terparkir rapi di garasi. Tumben sekali Helena pulang sore, biasanya selalu sibuk bergelut dengan pekerjaannya sampai larut malam bahkan pernah tidak pulang ke rumah hanya karna urusan pekerjaan.
Patut untuk Lisa menanyakannya, besar kemungkinan jika ada sesuatu yang membuatnya ibunya terpaksa pulang lebih awal. Lisa pun mempercepat langkahannya, ingin segera menannyakan hal itu pada Helena.
Ketika memasuki rumahnya keadaan tetap sama seperti biasanya. Sepi dan sunyi, lalu dimana mamanya? Ia tidak mungkin salah lihat. Mobil pribadi ibunya benar-benar telah terparkir di garasi.
"Ekhem!" Sentaknya mengagetkan Lisa. Ternyata sedari tadi Helena bersembunyi dengan duduk di sofa sembari membaca majalah fashion.
Lisa pun menghampiri Helena dan ikut duduk di sebelahnya. "Mama kok udah pulang kenapa?"
"Loh jadi kamu nggak seneng nih mama pulang lebih awal. Yaudah deh, mama kerja lagi aja," Helena meletakkan majalahnya di meja dan berpura-pura marah untuk menggoda anaknya.
"Mama ih, bukan gitu maksud Lisa. Ngambekan banget kek abege labil,"
Helena tertawa, ia kembali duduk dan mengelus rambut panjang Lisa dengan kasih sayang, "Iya, iya mama cuma bercanda sayang. Jadi gini, tadi Merlina itu kesini titip kunci rumahnya sama mama. Soalnya tadi Jungkook di telfon nggak diangkat-angkat. Kamu juga tumben nggak sama dia, perasaan biasanya nempel terus sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine ✔️
FanfictionGimana sih rasanya kehilangan orang yang kita sayangi selama beberapa tahun? Apalagi, orang itu sangat memberikan pengaruh dalam hidupmu. Ya, Lalisa Manoban. Gadis berumur 17 tahun yang kehilangan teman masa kecilnya. Sudah 8 tahun lamanya mereka be...