60. Selesai.

3.1K 473 200
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak:)

“Lo nggak pa-pa?” tanya lelaki itu medekati Lisa.

“Remmy, lo ternyata__”

“Udah nggak usah dipikirin, sekarang lo harus bersihin diri lo. Ikut gue! “ lelaki bernama Remmy itu mencekal pergelangan Lisa dan membawanya entah kemana.

Sekarang Lisa berada di apartement milik Remmy. Lelaki itu sengaja membawa Lisa ke apartnya agar dia bisa membersihkan tubuhnya yang kotor.

Remmy juga meminjaminya baju dan celana, sehingga sekarang tubuh Lisa terlihat tenggelam karna baju Remmy yang kebesaran ditubuhnya.

“Nggak ada baju lain apa? Ini gue tenggelem loh,” Lisa mengerucutkan bibirnya kesal.

“Brisik! Udah untung pake baju gue, atau mau gue beliin daster?” Lisa mencebik kesal. Selalu saja Remmy berkata seperti itu kalau Lisa mempermasalahkan soal baju.

“Selalu daster yang dibawa-bawa.”

“Makanya nggak usah berisik!”

Lisa menatap seisi ruangan apartement milik Remmy. Mewah sekali, tapi kenapa semua benda yang ada disini berwarna hitam?

“Kok semuanya hitam sih, kesannya kan serem gitu.” Lisa bangkit dari tempatnya dan menghampiri bingkai foto yang ditata rapi diatas meja.

“Suka-suka gue!”

Lisa terfokus pada satu foto yang dibingkai cantik dengan bingkai bermotif bunga berwarna pink.

Ada seorang gadis cantik didalam foto itu. Dia tersenyum dengan rambut hitam panjang yang terurai melebihi bahu.

“Cantik banget, ini cewek lo ya?” tanya Lisa menunjukkan foto gadis yang dipegangnya.

Remmy menoleh dan terkejut Lisa menemukan foto itu. Ia berdiri dari tempatnya dan merebut bingkai itu dari tangan Lisa.

“Jangan dipegang! Sembarangan aja!” Remmy menyimpannya di laci, “Ntar kalo pecah gimana?!”

“Emangnya kenapa? Berharga banget ya buat lo? Jadi bener dia itu cewek lo? Yang namanya siapa tuh, Dinda bukan sih?”

Remmy berjalan menuju balkon dan berdiri dipinggir sembari menatap ramainya kota dari atas, “Kepo lo!”

“Ck, gue tanya dia Dinda bukan? Tinggal jawab aja susah amat!”

Remmy menghela nafas panjang, “Iya, dia Dinda.”

Lisa menghampiri Remmy dibalkon dan ikut berdiri disampingnya.

“Dia cewek lo?” Remmy mengangguk singkat, “Trus dia dimana? Kok gue nggak pernah tau ya? Oh, dia diluar kota? Atau diluar negeri?”

Remmy hanya terdiam. Tatapannya kosong seperti sedang menerawang sesuatu.

“Kenapa? Kok diem? Gue salah bicara ya?” Lisa menggigit bibir bawahnya.

“Dia udah nggak ada.” Remmy menundukkan kepalanya.

Lisa semakin merasa bersalah telah mengingatkannya pada Dinda yang ternyata sudah meninggal. Pantas saja Remmy diam setelah Lisa bertanya soal Dinda. Mungkin, ada banyak kenangan indah yang tersimpan dari Dinda dan tidak bisa dilupakan oleh Remmy.

“Maaf, gue__nggak tau. Gue nggak bermaksud untuk__”

It's okay.” Remmy mengeluarkan ponselnya dan menampilkan foto Dinda yang ia jadikan sebagai wallpaper di ponselnya.

“Dinda itu, sama kayak lo.” Lisa mengerutkan kening tak paham. “Dia korban pembullyan di sekolahnya.”

“Oh, ya?” Lisa tampak tak percaya.

Mine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang