47. Cowok bertato?

2.8K 385 30
                                    

Votement dulu yuk!:)

Lisa terus berlari hingga tak tersadar ternyata sedikit lagi dirinya sampai di ujung dari tempat penuh pohon besar ini. Lisa bernafas lega, ternyata ketiga gadis keparat itu sudah tak mengikutinya.

Teriknya sinar matahari menguras tenaganya, apalagi tadi pagi dia belum sempat sarapan. Sekarang Lisa merasakan perutnya terus berbunyi, badannya pun semakin lemas. Mana Lisa tidak membawa dompet lagi. Benar-benar sial!

Lisa memutuskan untuk beristirahat di sebuah taman yang letaknya masih di sekitar hutan tadi. Ternyata untuk keluar dari area ini sangat sulit, tempatnya terlalu besar untuk Lisa yang hanya modal kaki.

Gadis itu menyenderkan punggungnya di bangku taman, peristirahatannya ini ia gunakan untuk mengatur nafasnya yang memburu. Lisa harus mengumpulkan tenaganya dulu, baru akan lanjut berjalan.

Karna kalau tidak beristirahat dulu, Lisa mana kuat. Dirinya saja belum sarapan, tenggorokannya juga kering lagi. Apes banget pokoknya!

Kalau tau akan nyasar gini, lain kali gue bawa tas ah! Biar kalo nyasar nggak keliatan gembel banget. Batinnya dengan kesal.

Baru saja dia memejamkan matanya menghirup udara sejuk, samar-samar dia mendengar suara mobil yang mendekat. Dengan cepat dia membuka matanya, dan terlihat dari kejauhan mobil yang tak asing itu tengah berjalan ke arahnya. Gawat! Mereka masih mengikutinya!

"Ya tuhan, baru aja gue merem, udah harus lari larian lagi." Lisa mengelus dadanya.

Mau tak mau Lisa harus berlari lagi, walau badannya sudah lemas dan keringat yang keluar di sekujur tubuhnya. Yang penting dia harus lolos dulu dari nenek lampir sialan itu.

Lisa berlari sembari sesekali menoleh ke belakang, dan sialnya mobil itu sudah hampir dekat dengannya. Lisa hanya berkomat-kamit melafalkan doa semoga saja dirinya tidak tertangkap lagi.

Duk!

"Aw! Jidat gue ya tuhan!" Lisa mengelus jidatnya yang merasa telah menubruk tubuh seseorang.

Dan benar, sekarang dihadapannya ada seorang cowok bertubuh tinggi yang sedang menatapnya dengan aneh. Lisa sempat bergedik ngeri ketika tersadar ternyata cowok di depannya ini punya banyak tato.

Jangan-jangan cowok ini preman lagi. Ah masa bodoh! Pokoknya sekarang dia harus mencari bantuan pada cowok ini, siapa tau dia bisa bantu kan?

Cowok itu berkerut kening menatap gadis yang menabrak dadanya ini. Keadaanya sangat mengkhawatirkan. Pipinya memerah mirip bekas tamparan, bibirnya mengeluarkan darah, dan tangannya banyak bekas cakaran, apalagi Lisa terlihat seperti sedang dikejar orang. Dia berkeringat dan nafasnya tersengal membuat cowok itu menatapnya iba.

"Kenapa lo? Dikejar orang gila?" Tanyanya dengan sebelah alis yang terangkat.

"Tolongin gue, pliss. Gue dikejar nenek lampir, mereka sebentar lagi pasti mau nyulik gue lagi. Plis bawa gue keluar dari tempat ini, gue mohon." Lisa menyatukan telapak tangannya dengan gerakan memohon di depan cowok itu.

Bukannya menjawab, mata cowok itu malah melihat ke belakang Lisa dan menangkap sebuah mobil sedan hitam yang akan berjalan ke arahnya. Mungkin itu mobil nenek lampir yang Lisa bicarakan.

"Oke, ikut gue." Dia menarik pergelangan tangan Lisa kemudian membawanya menuju motor trail yang terparkir di dekat pohon.

Lisa yakin itu motornya, tanpa pikir panjang Lisa menaiki motor trail itu dan meminta cowok di depannya untuk segera menyalakan motornya karna mobil Allysia sudah hampir dekat.

Mine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang