Mencari bayangmu saja aku tak bisa, lantas bagaimana bisa aku mendekap ragamu? - Lisa.
Jangan datang karena kau melihatku terluka, tapi datanglah selalu agar luka tak mendapat kesempatan untuk menghampiri. - Jungkook.
-Mine-
Nggak lis.. Mana mungkin dia bunny.
Bunny itu nggak dingin, nggak ngeselin, nggak kasar. Bunny itu baik, nggak kek dia. Jadi jauhin pemikiran lo kalo dia adalah bunny.Gadis itu menggelengkan kepala seiring dengan pemikirannya. Merasa sepasang mata milik gadis itu terus menatapnya membuatnya menjadi heran.
"Kenapa lo?" Jungkook menaikkan sebelah alisnya ketika melihat Lisa menatapnya dengan kepalanya yang menggeleng cepat seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Enggak.. Eh iya katanya lo pernah tinggal di Jakarta, nah trus kenapa pindah? Trus kenapa baru balik sekarang?" tanya gadis itu sudah tak dapat membendung rasa penasarannya lagi.
"Kepo,"
"Gue nggak kepo, gue cuma penasaran aja." decaknya dengan kesal.
"Kepo sama penasaran beda tipis,"
Ekor matanya melirik sadis ke arah Jungkook. Lagi-lagi lelaki itu enggan untuk bercerita lebih jauh mengenai dirinya. Meskipun sempat ragu apakah benar dia adalah Bunny, namun tetap saja sang gadis berusaha menghilangkan keyakinan itu dan berharap semoga Jungkook bukanlah Bunny-nya.
Di heningnya malam, mereka menyantap makanan yang telah mereka pesan di warung itu. Setelah merasa cukup kenyang, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke rumah mengingat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.
Pagi pun datang, saatnya mereka untuk menjalani aktivitas mereka di sekolah. Tak seperti biasanya, kini lelaki itu sudah terlihat menunggu Lisa untuk sarapan bersama di meja makan. Lelaki itu duduk dengan hoodie yang menutupi baju seragamnya tak lupa headphone yang selalu melingkar di lehernya.
Sambil membenarkan dasi, Lisa pun menghampiri Jungkook yang duduk di salah satu kursi di meja makan, "Kenapa masih disini? Buruan berangkat,"
"Lo nggak sarapan?"
Mendengar perkataan itu, Lisa memfokuskan sepasang matanya ke arah meja makan dan bisa dilihat banyak makanan lezat yang sudah disiapkan. Namun gadis itu sama sekali tak tertarik untuk menyantap sarapan paginya itu.
"Nanti beli di kantin aja. Udah yuk berangkat, takut telat."
Gadis itu pun berjalan mengikuti langkah lelaki di depannya menuju mobil sedannya. Kemudian ia masuk ke dalam mobil dan Jungkook segera melajukan mobilnya mengejar waktu.
-Mine-
Mereka pun berpisah pada saat tiba di lapangan. Gadis itu melangkah dengan mententeng tas kesayangannya menuju ruang kelasnya. Apa yang dialaminya kemarin justru menguatkan dirinya untuk semakin semangat berangkat menuju sekolah. Dan bahkan dia berjanji pada dirinya sendiri jika ia tak akan membuat masalah lagi dengan Allysia.
Koridor sekolahnya masih terlihat sepi, mungkin gadis itu datang terlalu awal dari biasanya jadi dia tidak terbiasa dengan suasana yang seperti ini. Meskipun masih terlihat sepi, namun gadis itu tetap melangkahkan kaki jenjangnya menuju kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine ✔️
FanfictionGimana sih rasanya kehilangan orang yang kita sayangi selama beberapa tahun? Apalagi, orang itu sangat memberikan pengaruh dalam hidupmu. Ya, Lalisa Manoban. Gadis berumur 17 tahun yang kehilangan teman masa kecilnya. Sudah 8 tahun lamanya mereka be...