40. Hilang?

3.2K 392 26
                                    

Lisa mengerjapkan matanya, ekor matanya pun menyisiri lingkungan sekitarnya. Karena memang bel pelajaran jam pertama telah berdering, keadaan koridor nampak sepi. Lalu apa iya dia harus melakukannya sekarang untuk imbalannya?

Lelaki yang berada disampingnya bahkan terus menatapnya dengan penuh harap. Ia terus mengulum senyumannya, apa yang dibisikkannya tadi ternyata berhasil membuat pipi sang gadis memerah. Sebenarnya ia hanya bercanda, tapi jika Lisa benar melakukannya itu akan menjadi bonus untuknya.

"Nggak usah liatin aku kayak gitu, Jungkookk." Lisa menutup sepasang mata Jungkook yang terus menyorot ke arahnya. Bukan risih, tapi dia malu jika terus ditatap oleh Jungkook dengan jarak sedekat ini.

Jungkook menyingkirkan tangan Lisa yang menutupi matanya. Ia genggam dan menguncinya agar gadis itu tak menghalangi penglihatannya lagi. "Kenapa? Salah ya gue  ngeliatin cewek gue sendiri? Kalo salah, gue liatin bu IU aja deh, yang bening."

Jungkook memalingkan wajah dan memusatkan matanya pada sosok guru bernama asli Lee Jieun yang sedang berjalan menuju kelasnya dengan membawa beberapa tumpukan buku di tangan kanannya.

Guru musik yang sering dipanggil dengan nama IU itu memang terkenal cantik untuk seorang guru apalagi dia adalah guru termuda di sekolah. Tak heran jika kecantikan guru muda itu dapat menarik perhatian siswa-siswanya dan membuatnya cukup populer di kalangan siswa didiknya.

Lisa tau siapa dia, dan Lisa paham jika guru musiknya memang lebih cantik darinya, ia akui itu. Namun Lisa akan protes jika pacarnya lebih memilih Bu IU daripada dirinya. Lisa tidak akan terima itu. Tangannya yang gatal pun melayang untuk menutupi sepasang mata nakal itu.

"Nggak usah ganjen, dia udah tua." Jungkook tersenyum jahil, ia gemas jika sifat cemburu Lisa menegurnya seperti ini.

"Kenapa emang kalo udah tua? Toh dia masih cantik, bodynya masih bagus, berisi, ilmu pengetahuan tentang musiknya juga luas." Lagi lagi Jungkook tersenyum miring menggoda Lisa.

Lisa tak tahan lagi, bisa-bisanya dia memuji wanita lain dihadapannya apalagi yang dipuji umurnya jauh diatasnya. Gadis itu melipat kedua tangannya didepan dada dan memperlihatkan ekspresi marah. 

"O gitu, yaudah pacaran sama dia aja sana!" Lisa bangkit dari kursinya meninggalkan Jungkook yang masih menyembunyikan senyumannya. 

Sungguh ia gemas dengan gadis itu. Jungkook pun menyusul Lisa dari belakang berusaha mengejarnya dan membujuknya kembali namun sepertinya Lisa benar-benar marah bahkan gadis itu tak menoleh sedikitpun ketika Jungkook menyusulnya.

"Cie ngambek nih ceritanya." Jungkook mencoba menyamai langkah panjang gadis itu.Sedangkan Lisa terus berjalan sembari berakting seolah tak mendengar apa yang diucapkan Jungkook. 

"Gue bercanda,lis. Gitu aja ngambek," Jungkook meraih jemari Lisa dan menahan langkahannya. Lisa terpaksa berhenti dan mendengarkan ucapan Jungkook selanjutnya.

"Makan yuk? Lo belum sarapan, kan?" Lisa terdiam cukup lama. Ia masih ingin berakting ngambek pada Jungkook dan tak berniat berbicara namun perutnya terus memberontak membujuknya untuk mengiyakan ajakan kekasihnya itu.

Kepala mengangguk pelan sebagai jawaban, entah dorongan darimana. "Yuk,"

-Mine-

Taeyong terlihat berjalan santai dengan mata yang begitu fokus menatap layar ponselnya. Ia dengar kasus Jungkook sudah selesai karna Pak Sooman ternyata mempercayai semua bukti-bukti yang ia dan Jungkook temukan. Tidak sia-sia dia menyewa Mino sang detekktif profesional yang berhasil menuntaskan kasus Lisa.

Ya walaupun semuanya ia lakukan untuk Lisa, bukan untuk melepaskan Jungkook dari hukuman. Terdengar kejam memang, tapi Taeyong mengakui, ia senang Jungkook dihukum karna dengan tidak adanya dia di sekolah, ia bisa lebih leluasa mendekati Lisa.

Mine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang