38. Brother?

4.1K 421 44
                                    


"Oke, gue sama Taeyong akan introgasi saksi itu. Tapi, selama lo nyari tau kebenaran di rumah sakit, lo nggak boleh ganjen!" ucapnya dengan nada tegas.

Mino menyeringai, kemudian ia berdiri membenarkan letak jaketnya, "Saksi ada disini, meja nomer 2. Lo introgasi dan rekam percakapannya, and for beautiful girl, let's go,"

Mino mengulurkan telapak tangannya di depan Lisa. Gadis itu mengerutkan kening tak paham, ia menatap wajah Jungkook yang memandang uluran tangan itu dengan tatapan tak suka.

Jungkook menyingkirkan tangan Mino dengan kasar. "Nggak usah macem-macem sama cewek gue!"

Mino tertawa puas, seperti dugaannya. Reaksi yang ditunjukkan Jungkook memang masih seperti bocah yang tak ingin miliknya diambil orang lain. Sikapnya, masih belum sepenuhnya dewasa.

"Okey, c'mon girl," Mino mempersilahkan Lisa untuk berjalan terlebih dahulu.

Setelah Lisa dan Mino mulai meninggalkan area kedai, Taeyong mengajak Jungkook untuk menghampiri meja nomer 2, dimana saksi lain telah menunggunya disana.

Yang Taeyong lihat, seorang gadis berambut sebahu dengan wajah menunduk. Apa ini saksi yang dimaksud Mino?

Taeyong dan Jungkook menghampiri gadis itu dan duduk tepat di depannya. Gadis itu menyambutnya dengan senyuman seolah tau jika tamunya telah datang.

"Jadi, lo saksi itu?" gadis itu mengangguk tanpa bersuara.

"Gue butuh kesaksian lo," ucap Jungkook seraya mengeluarkan ponsel miliknya.

-Mine-

Selama perjalanan menuju rumah sakit, suasana hening lebih mendominasi. Tak ada yang memulai pembicaraan, baik Lisa maupun Mino. Lisa hanya merasa tak ada yang perlu dibicarakan dengan Mino, jadi gadis itu memilih untuk diam.

Sembari fokus mengendarai, rupanya Mino sesekali mencuri pandangan ke arah gadis itu. Dia tak bersuara, terdiam dan tak mengubah posisi. Ia tak tau mengapa ia sangat canggung dengan gadis itu.

Sebenarnya banyak yang ingin ia tanyakan pada gadis itu, banyak yang ingin ia ketahui dari gadis itu. Mengenai keadaannya, mengenai keluarganya, semua hal yang sangat ia rindukan selama ini. Namun ia tak bisa terang-terangan mengakuinya sekarang, biarkan semua berjalan seperti biasanya.

Beberapa menit menempuh perjalanan, sampailah mereka di rumah sakit yang dituju. Mereka berjalan menuju tempat dimana Allysia dirawat. Sebelum memasuki ruang ICU, Mino menyarankan untuk menemui sang dokter yang menangani Allysia.

Mino mencari informasi tersebut dari bagian Administrasi dan menemukan informasi jika sang dokter kini sedang dalam waktu istirahat. Kebetulan, Mino mengajak Lisa untuk memasuki ruangan sang dokter dan mencari tau kebenarannya.

Tok.. Tok.. Tok..

"Silahkan, masuk." perintah sang dokter bernama Cho Kyuhyun itu.

Mino dan Lisa pun masuk. Mereka duduk menghadap sang dokter yang menyambutnya dengan senyuman.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan sopan.

"Dokter Cho Kyuhyun, yang menangani pasien bernama Allysia, bukan?" Sang dokter terdiam sejenak, menatap Mino dan Lisa secara bergantian. Sepertinya ia mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Iya, memang benar. Apakah kalian keluarga pasien?" Mino tersenyum tipis, ia mengetuk jari-jarinya diatas meja hingga menimbulkan suara-suara dan mengubah suasana menjadi menegang.

"Saya temannya." Dokter Cho mengangguk mengerti.

"Ah, saya mengerti. Kalian bisa menjenguknya di ruang ICU, keadaannya sudah jauh lebih baik. Dia hanya perlu sedikit waktu beristirahat untuk memulihkan kondisinya," jelasnya dengan ramah.

Mine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang