Di depan kelas Jihoon, Karmel sudah berdiri menunggu namja itu.
Padahal banyak namja yang lebih menarik perhatian daripada Jihoon. Tapi Karmel tetap setia untuk menunggu Jihoon.
Orang-orang juga terus memperhatikannya. Padahal dia merias dirinya biasa saja. Todak sepert biasanya yag menggunakan make up lengkap di wajahnya. Kali ini dia hanya menggunakan bedak tipis dan lip gloss merah muda yang tidak terlalu terlihat karena memang bibirnya sudah cantik alami. Tapi tetap saja tampil biasa seperti ini tidak membuat orang-orang mengalihkan perhatiannya dari Karmel.
Dia melakukan perubahan itu hanya untuk mendekati Jihoon. Dengan terlihat sederhana di depan namja yang memang biasa-biasa saja, mungkin itu akan menarik perhatian Jihoon. Begitulah pikir Karmel.
Kadang aku ingin orang-orang tidak selalu memperhatikanku. Pikir Karmel sambil memainkan ponselnya agar tidak terusik dengan orang-orang yang memandanginya.
Sedangkan orang yang ditunggu Karmel. Yaitu Jihoon. Sebenarnya sudah datang dari tadi. Tapi dia tidak berani untuk masuk ke kelasnya. Lebih tepatnya dia tidak mau sampai bertemu Karmel
Dari jarak yang lumayan jauh di belok jalan, Jihoon terus mengawasi Karmel yang berdiri di depan pintu kelasnya. Berharap Karmel akan segera pergi dari kelasnya itu.
Sebenarnya Jihoon kasihan melihat Karmel yang terus menunggu-nunggunya setiap pagi seperti ini. Setiap saat juga Jihoon selalu kabur dari hadapan Karmel. Pokoknya Jihoon selalu menghindar dari Karmel di mana pun. Tapi Jihoon tidak mempunyai pilihan.
Jihoon mengakui jika Karmel adalah yeoja yang cantik dan sempurna, tapi Jihoon tidak suka gadis yang terlalu agresif. Apalagi Karmel, yeoja yang populer dan dikagumi banyak orang. Jihoon tidak membayangkan jika Karmel benar-benar mengejarnya. Bisa-bisa penggemar Karmel akan mengejar, mengerjai dan membully Jihoon karena tidak suka yeoja pujaan sekolah lebih memilihnya.
"Jihoon!"
Jihoon terlonjak kaget saat seseorang memanggilnya. Dia membalikan badan dan melihat siapa yang memanggilnya.
"Aigoo ! Mira-ya, kau mengangetkanku." Ucap Jihoon sambil memegangi dadanya.
"Mianhae. Kenapa kau tidak masuk kelas ?" Mira menengok ke arah kelas Jihoon yang memang sekelas dengannya.
Kim Mira adalah teman sekelas Jihoon. Dia juga sudah jadi teman baik Jihoon di kelas. Mira menerima semua kekurangan Jihoon dalam hal penampilan. Bahkan Mira tidak pernah memuji Jihoon dengan berlebihan atas semua kemampuan terpendam Jihoon sesuai permintaan Jihoon.
Mereka sama-sama berkacamata. Mereka juga memiliki penampilan yang terlihat lebih culun dibandingkan anak-anak sekolah. Dan mereka juga paling sering tertindas karena terlihat kuno.
"Kau bisa lihat sendiri." Kata Jihoon dengan pasrah karena Karmel yang di depan kelasnya belum pergi.
"Kucingmu tidak menyerah ya mengejar-ngejarmu. Aku heran kenapa dia bisa sampai segitunya mengejarmu." Kata Mira.
Jihoon dan Mira menggunakan kata 'kucing' untuk menyebutkan sosok Karmel. Menurut mereka, Karmel itu seperti kucing yang modis. Kucing yang terlihat sempurna dan elegan untuk apapun yang mereka lakukan. Mirip seperti sikap Karmel yang selalu terlihat sempurna di mata orang-orang.
"Aku juga heran. Kalau benar dia menyukaiku, itu hanya akan memperburuk keadaanku. Aku akan semakin dibully." Kata Jihoon.
"Tapi kau juga beruntung karena bisa disukai orang seperti Karmel. Dari sekian banyak namja, Karmel hanya memilihmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lie
FanfictionKalau diberikan kesempatan untuk memiliki wajah cantik dan tubuh sempurna, apa kalian akan merasa senang dan beruntung? Mungkin sebagian besar jawabannya 'Iya'. Namun berbeda dengan Karmel. Gadis populer ini tidak menggunakan kesempurnaannya dengan...