52. Cantik

296 51 6
                                    

Dua carik kertas dengan sebuah tulisan sedang dalam masa pencocokan. Tulisannya memang sedikit berbeda, tapi tidak benar-benar berbeda.

Tidak ada tulisan yang benar-benar sama jika diminta untuk dituliskan berulang-ulang. 

"Ternyata dia.."

◇🌸◇

Mira berjalan memasuki kelasnya dengan terengah-engah. Setelah di lorong utama begitu ramai dengan orang-orang yang melihat pengumuman, dia harus bersusah payah melewatinya karena kerumunan itu menghalangi jalan.

Kalau tau akan seramai ini, harusnya aku mengambil jalan lain saja tadi. Batin Mira.

Setelah memasuki kelasnya, yang pertama kali ditangkap matanya adalah Jihoon. Selalu pria itu. Walaupun hati sudah benar-benar memantapkan diri untuk tidak menyukainya, tapi matanya tetap tidak bisa berpaling melihat wajah rupawan itu.

"Wajahmu terlihat lelah sekali. Kau habis lewat jalan utama ya." Tebak Jihoon. Sepertinya dia sudah tau apa yang ada dimading pengumuman itu.

"Memangya ada apa di sana? Kenapa sudah ramai pagi-pagi begini? Ada pengumuman nama siswa yang teladan dan nilai tertinggi?"

Jihoon justru tertawa mendengar perkataan Mira. "Pikiranmu selalu saja ke sana. Tentu saja namamu yang akan ada di papan itu."

Mira terkekeh kecil. "Terus apa?"

"Hal yang sama saat kertas-kertas ini ada di meja kami masing-masing." Jihoon menunjukkan sebuah kertas berlogo sekolah dan telah dilipat dengan rapih. "Anehnya, hanya di mejamu saja tidak ada. Sepertinya tertinggal."

Mira mengangkat bahu tidak peduli. "Memangya itu apa? Apa penting?"

"Tidak terlalu penting. Hanya pengumuman pergantian kepala sekolah. Aku juga tidak mengerti kenapa hal seperti ini sampai dibuat pesta seperti malam prom night. Bahkan ada dress code. Yang orang-orang lihat di mading itu adalah tentang dress code-nya."

Mira jadi ikut bingung. Keningnya menunjukan kerutan dan alisnya bertaut. "Ada apa ini? Aneh sekali."

Kali ini Jihoon yang memainkan bahunya. "Suratmu sepertinya tertinggal atau terlewat, ini untukmu saja. Aku malas datang." Jihoon memberikan surat itu pada Mira. Tapi Mira juga menolaknya.

"Aku juga malas. Lagipula aku juga tidak akan berpengaruh besar jika datang." Kata Mira.

"Kau juga tau aku tidak suka datang ke pesta seperti ini. Kita kompakkan saja tidak datang, Soonyoung dan Wonwoo juga pasti tidak mau." Cengir Jihoon. Kali ini Jihoon terang-terangan mengajaknya memberontak. Mira pun menyukai pemberontakan itu.

"Coba lihat. Aku juga ingin baca." Jihoon memberikannya dan Mira mulai membaca dari perihal yang bertuliskan 'Undangan'

Teruntuk semua siswa/i yang menerima surat ini, diharapkan datang pada peresmian pergantian Kepala Sekolah. Siswa/i dapat melihat ketentuan yang berlaku pada saat acara berlangsung. Pakaian yang harus dikenakan tertera pada mading di lorong utama. Acara dilaksakan pada :

Tempat : Aula utama
Pukul : 18.00 P.M. s/d selesai

Diharapankan semua siswa/i yang menerima surat ini dapat hadir dalam acara resmi ini. Jika diketahui ada siswa/i yang menerima surat namun tidak datang, maka dia akan mendapat hukuman atas tindakannya. Jika berhalangan hadir, segera beritahu pada Bapak Wen Junhui. Demikian surat ini disampaikan, kami mengharapkan kedisipinan dan partisiasi kalian.

"Jihoon-ah, kau sudah membaca surat ini benar-benar?" Tanya Mira meyakinkan.

"Ani. Hanya bagian undangan dan baris pertama pada paragraf pertama. Wae?"

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang