Di dalam kelasnya, Karmel mengunci telinganya dari ocehan berisik kedua temannya. Sohee dan Yeri.
Setelah berita Karmel yang menembak Jihoon tersebar dengan cepat. Karmel langsung dijatuhi banyak ocehan dari kedua temannya. Dari yang dengan kata 'bagaimana', 'kenapa', 'apa' sampai yang 'kok bisa'. Semua itu ditanyakan kedua temannya dengan suara tidak terima hingga Karmel merasa pusing dengan teman-temannya.
"Kalian tidak bisa berhenti bertanya dan mengoceh dulu?" Tanya Karmel. Mendapat penolakan tegas dari kedua temannya itu.
"ANI!"
"Sekarang jawab pertanyaan-pertanyaan kami!" Perintah Sohee tidak sabaran. Di samping, Yeri juga sudah memberikan sorot mata yang sama meminta penjelasan.
Karmel menarik nafasnya pasrah. "Bisa kalian ulangi? Aku tidak mendengarnya." Cengir Karmel.
Kedua temannya kembali mengomel-ngomel yang membuat Karmel kembali menutup telinganya. Lalu berteriak kecil.
"Kalian jangan berisik dulu!" Teriak Karmel. "Kalian itu bertanya tanpa henti sampai membuatku bingung dan tidak tau harus menjawab yang mana. Sekarang tanya satu-satu. Tapi yang penting saja." Tambah Karmel.
Yeri yang bertanya terlebih dahulu. "Kenapa kau nekat sekali melalukan itu di depan umum? Apa kau tidak malu?"
"Aniyo." Karmel menggeleng cepat.
"Kenapa kau bisa sampai melakukan hal sejauh ini? Kau benar-benar serius mengatakan itu pada anak culun itu?" Tanya Sohee.
"Nde." Jawab Karmel lagi.
"Yak! Jelaskan dengan lebih jelas! Jangan hanya iya tidak, iya tidak saja!" Kesal Sohee.
Karmel menanggapinya dengan tertawa. "Habisnya kalian ini heboh sekali. Aku yang melakukannya, kalian yang malu." Jawab Karmel.
"Bagaimana tidak heboh?! Kelakuanmu itu nekat sekali hanya untuk mendapatkan Jihoon. Tidak hanya kami, anak satu sekolah bahkan sangat heboh." Kata Yeri.
Karmel memikirkan ucapan Yeri dengan santai. Dia terlalu terbiasa dengan omongan orang-orang tentang dirinya sampai dia tidak tau jika yang ini lebih heboh dari sebelumnya.
"Kenapa kau sampai melakukan ini hanya untuk menaklukan Jihoon? Ada namja yang lebih keren dan lebih sulit untuk kau dapatkan. Tidak perlu hanya pada Jihoon." Kata Sohee. Mengkhawatirkan temannya yang mulai terobsesi dengan Jihoon.
"Jangan-jangan Jihoon melakukan sesuatu sampai Karmel seperti ini?" Pendapat Yeri ini mendapat tepukan buku di kepalanya dari Karmel.
"Jangan sembaranganm bicara! Jihoon memang tidak ada keren-kerennya. Tapi bukan berarti dia melakukan cara yang tidak-tidak untuk mendekatiku. Lagipula memang dari awal aku yang mendekatinya." Ucap Karmel dengan nada yang sedikit meninggi.
Entah kenapa mendengar Jihoon di jelekkan dia jadi kesal sendiri. Mungkin karena memang Jihoon tidak melakukan apapun. Melainkan dirinya yang tidak menyerah-menyerah mendekati Jihoon. Namja itu saja selalu menghindarinya. Bagaimana bisa Jihoon menguna-gunanya?
Karmel mengejar Jihoon memang karena Jihoon menarik. Tidak terdengar tulus jika diibaratkan untuk menyukai seseorang. Tapi mungkin perasaannya bisa tumbuh nanti. Asal mendapatkan orangnya dulu.
"Lalu kenapa kau menembak Jihoon? Kau frustasi karena Jihoon terus menghindarimu?"
Ucapan Sohee mendapat anggukan dari Karmel. "Aku sangat frustasi karena dia terus menghindariku tanpa alasan. Padahal kalau dia mau aku pasti menerimanya. Tapi dia tetap menjauhiku. Memangnya ada yang salah denganku?" Kata Karmel. Menunjukkan wajah memelasnya pada Sohee dan Yeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lie
أدب الهواةKalau diberikan kesempatan untuk memiliki wajah cantik dan tubuh sempurna, apa kalian akan merasa senang dan beruntung? Mungkin sebagian besar jawabannya 'Iya'. Namun berbeda dengan Karmel. Gadis populer ini tidak menggunakan kesempurnaannya dengan...