22. Lebih Baik?

325 62 41
                                    

Perubahan Jihoon memang sangat drastis. Tidak hanya perubahan penampilan, gaya bicara, sikap dan berekspresinya juga jauh berbeda.

Jihoon yang sebelumnya tidak mungkin berekspresi datar setiap saat. Gaya bicaranya juga biasanya lucu dan masih terkesan polos. Sedangkan sekarang ucapannya selalu tegas dan berwibawa. Lalu sikapnya. Jangan ragukan lagi. Sikapnya berubah 180 derajat. Dari yang awalnya anak penurut dan baik-baik, sekarang Jihoon bahkan bisa melawan ucapan orang-orang yang dulu mengucilinya.

Dari semua perbedaan itu, Mira setuju jika Jihoon memang sudah berubah total. Namun sikap Jihoon tetap sama padanya. Masih perhatian, terkadang jahil dan merupakan tipe teman yang menyenangkan. Tidak ada perubahan sikap Jihoon jika bersama Mira.

Sayangnya, Mira merindukan Jihoon yang dulu. Apa Jihoon tidak bisa kembali ke dirinya yang semula?

Perubahannya memang berpengaruh baik untuk diri Jihoon. Sekarang tidak ada lagi yang mengejek dan menjahili namja mungil itu. Semua orang seakan tunduk pada Jihoon dan teman-temannya. Sekarang mereka yang berkuasa.

Tidak ada yang berani membantah ucapan mereka. Mungkin karena tindakan mereka dulu juga tidak ada yang bisa disalahkan. Terutama Jihoon yang sudah mengenal jelas sikap buruk mereka.

Dan perubahan itu berpengaruh juga pada Mira. Tidak ada lagi orang-orang yang mengganggunya seperti dulu. Memang Mira nyaman jika tidak ada yang mengganggunya. Tapi dengan pertanyaan 'Aku boleh menitipkan ini untuk Jihoon?', 'Apa Jihoon mau memaafkanku dan berteman denganku?' Dan masih banyak lagi. Orang-orang langsung menunjukkan wajah baiknya hanya untuk mendapatkan simpatik lagi dari Jihoon. Menyedihkan dan menyebalkan. Mira benci orang-orang bermuka dua itu mengelilinginya.

Selain perubahan Jihoon, ada lagi yang berubah. Bukan. Lebih cocok dikatakan menghilang.

"Jihoon-ah, akhir-akhir ini aku tidak pernah melihat Karmel. Kau tau ke mana dia?" Sebenarnya Mira tidak memikirkan Karmel sama sekali. Namun sejak Jihoon berubah, Karmel tidak pernah terlihat lagi.

Kalau Jihoon berubah karena Karmel, tidak mungkin sekarang Karmel tidak terlihat. Karmel tidak pernah muncul lagi seperti tertelan bumi. Jika beberapa orang sering mencari keberadaan Karmel dan membicarakan gadis cantik itu. Kali ini kabar Karmel pun bahkan tidak terdengar.

Sebenarnya apa hubungan perubahan Jihoon dengan lenyapnya Karmel?

"Aku tidak tau."

Terkejut. Mira sungguh terkejut mendengar nada cuek dari suara Jihoon. Suara yang terdengar datar, dingin dan tidak peduli. Mira semakin penasaran dengan apa yang terjadi.

"Kau sungguh tidak tau? Tidak biasanya Karmel tidak berkeliaran di sekitarmu." Pancang Mira lagi.

"Memangnya itu urusanku. Bukankah ini akan lebih baik. Tidak akan ada pengganggu lagi." Kata Jihoon ketus. Awalnya Jihoon masih menatap lurus ke layar ponsel dan fokus memainkan game yang ada di ponselnya itu. Tapi sekarang Jihoon beralih untuk menatap belakang, tepat ke arah Mira.

"Kau sungguh berubah, Jihoon-ah." Hanya itu yang diucapkan Mira.

"Aku memang banyak berubah dari penampilan. Kau kan sudah tau itu." Jihoon tersenyum tipis padanya. Sekedar ingin bergurau dengan Mira.

Sayangnya, Mira tidak bisa mendengar nada gurauan dari Jihoon. Tepatnya, dia sedang tidak ingin bercanda. "Bukan hanya penampilanmu. Tapi sikapmu juga. Jihoon yang ku kenal tidak mungkin ketus dengan orang yang dia kenal. Bahkan untuk orang yang menjengkelkan bagimu
seperti Karmel."

Jihoon menghembuskan nafasnya. Menopang kepalanya dengan salah satu tangan. Biasanya, Jihoon selalu terganggu dengan kaca matanya yang bergerak jika sedang menopang kepala. Tapi sekarang Jihoon sudah tidak lagi merisihkan benda yang bertengger di hidungnya itu. Jihoon sudah tidak mengenakan kacamata.

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang