24. Curiga (1)

363 60 26
                                    

Mungkin ini hal ternekat dan kurang kerjaan yang pernah Jihoon. Nyatanya, sekarang Jihoon sedang mengikuti seseorang yang dia curigai sebagai pelaku yang menculik Karmel seorang diri.

Tidak sepenuhnya sendiri. Jihoon sengaja memasang alat pelacak dan menyambungkannya dengan milik Soonyoung dan Wonwoo. Jaga-jaga jika dia membutuhkan bantuan kedua orang itu.

Karena jika perkiraannya benar. Kyungsoo bukanlah orang sembarangan yang bisa diremehkan.

Kenapa Jihoon mencurigai Kyungsoo?

Tentu saja dari cara bicaranya kemarin yang membuat kecurigaan Jihoon padanya semakin besar. Tidak mungkin Kyungsoo datang dengan tiba-tiba menghampirinya, mengucapkan kata-kata yang menyulutkan emosi dan diakhiri dengan kata 'Good bye'.

Memang Jihoon tidak memiliki bahasa inggris yang baik. Tapi 'Good bye' memiliki arti lain di telinga Jihoon. Seperti ada hal yang tersembunyi. Selamat tinggal untuknya? Atau selamat tinggal dengan Karmel? Jihoon tidak tau. Karena itu dia ingin memastikannya.

Dengan pelan dan hati-hati, Jihoon mengikuti motor Kyungsoo dari jarak yang lumayan jauh. Matanya tetap jeli memperhatikan Kyungsoo. Takut kehilangan jejak pria itu karena jaraknya memang sangat jauh.

Kyungsoo mempercepat laju motornya. Sepertinya dia menyadari seseorang mengikutinya. Mau tidak mau, Jihoon juga mempercepatnya. Sampai di sebuah belokan, Jihoon benar-benar sudah kehilangannya.

Jihoon mengambil ponsel di saku celananya. Menghubungi salah satu nomor yang dia yakin bisa membantunya. "Vernon-ah, apa kau bisa melacak motor dengan plat yang ku beritahu tadi?"

"Tentu saja hyung. Apa hyung sudah menempelkan alat pelacak yang ku berikan?"

"Sudah."

"Ok. Wait a minute."

Jihoon masih setia menunggu jawaban hoobae di agensi yang sama dengannya itu. Tidak menjauhkan ponsel itu seinci pun dari telinganya.

Jihoon beruntung bisa mengenal Vernon. Selain pintar dalam rapping, Vernon juga cerdas dalam menggunakan alat-alat elektronik. Bahkan alat pelacaknya itu juga pinjaman darinya yang katanya milik Seungkwan, anak satu agensi dan satu training bersamanya.

Mereka berguna untuk saat seperti ini.

"Sudah ku temukan. Letaknya masih tidak jauh dari tempat keberadaan hyung. Sekitar tiga belokan lagi."

"Tiga belokan itu jauh." Timpal Jihoon. Tentu saja baginya dekat. Maps kan jaraknya pendek-pendek. Batin Jihoon.

Dari seberang sana, Vernon tertawa kecil menanggapi ucapan sunbae-nya. "Aigoo!!"

Jihoon terkejut karena tiba-tiba Vernon memekik pelan. "Waeyo Vernon-ah??"

"Sinyalnya hilang. Sepertinya dia mengetahuinya." Dari suaranya, Vernon sangat kebingungan.

"Sial." Gumam Jihoon. "Kau lihat di mana tempat terakhir dia berhenti?"

"Tadi dia berhenti di tengah jalan. Tapi kalau menurutku, dia seperti ke sebuah rumah tua tidak jauh dari belokan ketiga itu." Jelas Vernon.

Rumah tua? Di sini hampir semuanya perumahan modern. Tidak mungkin ada rumah tua. Pikir Jihoon. "Kalau begitu terima kasih, Vernon-ah." Kata Jihoon cepat. Mematikan sambungan teleponnya sepihak dan langsung melajukan motornya kembali. Berharap dia tidak benar-benar kehilangan jejak.

Belokan pertama, kedua sampai ketiga, mata Jihoon tetap memperhatikan sekitarnya dengan teliti. Tapi tidak ada tanda-tanda rumah tua seperti yang dikatakan Vernon. Semua yang Jihoon lihat adalah perumahan modern dengan apartemen yang membentang tinggi.

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang