48. Aku Sudah Mulai...

291 56 44
                                    

"Aku ingin bertemu Karmel!"

Soonyoung cepat-cepat masuk ke kamar Jihoon saat mendengar suara Jihoon terdengar dari luar. Bukan karena dia merindukan temannya itu. Bukan juga karena dia senang karena temannya sudah sadar. Tapi dia terkejut mendengar Jihoon bisa berteriak di tempat umum khususnya rumah sakit yang seharusnya tenang.

"Kenapa ini? Jihoon mau dipindahkan?" Tanya Soonyoung cepat melihat temannya yang baru sadar itu sudah berada digondongan Wonwoo.

"Pria kecil ini memaksa untuk bertemu Karmel. Dia terus menyuruh kita membawanya ke kamar Karmel." Jawab Wonwoo. Mendapat Jitakan dari Jihoon saat Wonwoo menyebutnya dengan pria kecil.

Berbeda dengan Mira dan Wonwoo yang terlihat mau menuruti dan membiarkan saja Jihoon bertemu Karmel, Soonyoung justru mulai gugup dengan keringat muncul sedikit di keningnya. Walau hanya dia yang dapat merasakannya.

"Kau baru juga sadar, lebih baik tiduran saja." Kata Soonyoung. Dia mengambil alih tubuh Jihoon dengan mudah dan membaringkannya lagi di tempat tidur.

"Kau ini apa-apaan?! Aku ingin bertemu dengannya." Paksa Jihoon lagi. Tapi tangan Soonyoung bergerak menahan kepala Jihoon. Bahkan ketika Jihoon terus memberontak, tangan Soonyoung tetap sigap menahan tubuhnya untuk tetap pada keadaan tidur.

"Singkirkan tanganmu dariku. Aku ini baru bangun, jangan memaksaku begini." Tolak Jihoon.

"Karena aku baru bangun, harusnya kau tidur saja disini. Diam dan pulihkan dirimu. Baru juga bangun sudah mau berkeliaran. Masih lemas juga." Oceh Soonyoung layaknya seorang ibu memarahi anaknya.

"Kau tidak tau seberapa aku mengkhawatirkannya."

"Aku tau. Tapi diam saja dulu disini. Tidak bertemu selama sebulan juga biasa saja bagimu." Kata Soonyoung terus. Tangannya mulai kelelahan menahan Jihoon dengan segala tendangan dan pukulan yang dilayangkan pada tangannya itu.

"Itu beda. Aku kan tidak sadar, makanya tidak tau."

"Makanya sadar lebih cepat." Jawab Soonyoung dengan jawaban yang terdengar menyebalkan, baik ditelinga Jihoon ataupun yang lainnya.

"Kalian berdua diamlah. Soonyoung-ah, lepaskan tanganmu!" Jihoon menyunjingkan senyumnya tanda menang dari Soonyoung karena Mira memihak padanya. Namun ternyata tangan Mira juga menahan Jihoon untuk bangun.

"Kau juga jangan banyak bergerak dulu. Kita tidak tau bagaimana kondisi jantungmu benar-benar sudah baik untuk banyak bergerak atau belum."

"Hajiman.."

"Biar aku yang bawa Karmel ke sini." Potong Mira cepat sebelum kedua orang itu kembali bicara.

"Andwae!" Kerutan di kening Mira muncul ketika Soonyoung menolak dengan tegas perkataan Mira. Wonwoo menatap Soonyoung bingung, begitu juga dengan Jihoon yang baru saja ingin bertanya lagi.

Soonyoung mulai gelagapan. "Ma-maksudku biar aku saja yang panggil Karmel. Aku kan sudah berlarian dari tadi, sudah berkeringat juga, jadi sekalian saja." Alasan Soonyoung. Alasan yang mampu membuat semua orang di sana tercengang tidak bergumam.

Sebelum Soonyoung ada yang membalas ucapannya lagi, Soonyoung langsung berlari keluar kamar itu dan hendak menuju kamar Karmel.

"Dia makan apa hari ini?" Tanya Jihoon tidak percaya bahwa temannya bisa makin tidak jelas begitu.

"Dia mencurigakan." Gumam Wonwoo.

Sedangkan Mira hanya diam saja seperti mengerti dengan kegelisahan Soonyoung, sepertinya ada yang terjadi dan sudah Soonyoung ketahui.

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang