"Jihoon!"
Jihoon menengok ke belakang untuk melihat siapa yang memanggilnya. Suara itu tidak asing di telinganya sehingga dia mengira pasti itu orang yang dikenalnya.
Dan memang benar. Yang memanggilnya itu Karmel. Jihoon dapat melihat sedikit yeoja yang melambai-lambaikan tangan padanya. Dia menyipitkan matanya agar tidak salah orang. Menyentuh bagian telinganya untuk membenarkan posisi kacamata.
Tapi..
Jihoon menepuk keningnya. Aku kan sedang tidak menyamar. Batin Jihoon. Cepat-cepat Jihoon mengambil kacamata yang ada di tasnya. Memakainya langsung tepat Karmel sampai di depannya.
"Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini." Jihoon mengangguk untuk menanggapi ucapan Karmel.
"Sebenarnya aku agak tidak yakin jika tadi itu kau. Gayamu agak berbeda dan kau juga tidak pakai kacamata. Rambutmu juga di tutup topi." Jelas Karmel dengan lengkap membuat Jihoon kikuk.
Dia lupa memasukkan bajunya. Dia hanya ingat memakai kacamata. Tidak terpikir untuk mengubah yang lainnya. Ini terlalu tiba-tiba.
Untuk apa Karmel di sini?
"Aku kadang malas menggunakan kacamata jika di luar." Elak Jihoon. Tidak menjelaskan hal yang lainnya.
Karmel mengangguk-angguk tanda tidak curiga. "Lalu kenapa kau di sini? Mencari sesuatu atau ingin bertemu seseorang?"
Sebenarnya aku hanya ingin menghirup udara segar sekaligus mencari inspirasi. Lalu juga ingin mencari ketenangan dari apartemenku yang berisik. Soonyoung dan Wonwoo sedang bertengkar lagi, sampai membuat inspirasiku kabur. Celoteh Jihoon di dalam dirinya.
"Hanya jalan-jalan." Singkat Jihoon. Berbanding terbalik dengan yang ada di dalam dirinya.
"Kalau begitu kita sama. Kita jalan berdua saja. Kalau mau ajak Mira juga tidak apa." Kata Karmel. Memancing Jihoon.
Jihoon memikirkan tawaran Karmel. Sebenarnya dia hanya ingin pergi sebentar dan sendirian. Tapi kalau menolak, dia juga tidak enak. "Boleh." Pada akhirnya Jihoon menerima tawaran itu.
"Mira sedang pergi dengan Mingyu hyung. Jadi dia tidak bisa." Lanjut Jihoon.
Entah kenapa perasaan Karmel merasa senang mendengar itu. Tapi dia tidak mungkin mengambil kesempatan hanya untuk keuntungan dianya. Dia tentu saja tidak mau merusak hubungan seseorang. Itu berarti dia lebih jahat dari seseorang yang berselingkuh.
Setidaknya dia ingin membantu pendetakan Mira. Mira adaah yeoja yang baik dan mengenal Jihoon lebih jauh darinya. Mira pasti orang yang cocok dengan Jihoon walaupun Karmel juga ingin Jihoon menyukainya.
"Ok. Aku ingin beli kopi di cafe langgananku. Kau suka kopi bukan?" Karmel berjalan terlebih dahulu untuk menunjukkan tempatnya.
Dari belakang Jihoon menyunjingkan senyumnya. Dia sepertinya tau cafe kopi yang dimaksud Karmel.
Jihoon melihat papan nama cafe itu. Tentu saja tebakannya yang tadi benar. Ini juga cafe yang suka dia kunjungi. Selain tempatnya dekat dengan apartemennya. Kopi-kopi di cafe itu juga terasa enak. Selera kopinya mirip denganku. Batin Jihoon.
"Kopi di sini sungguh enak. Kau pesan saja, aku yang traktir." Kata Karmel.
Jihoon tersenyum hangat. "Tidak apa. Aku yang bayar saja. Tidak enak kalau seorang namja ditraktir yeoja." Kata Jihoon.
Pipi Karmel bersemu merah. Tapi semu merahnya itu tertutup secara alami karena senyumannya yang manis. "Ikut kau saja."
Pelayan datang membawakan menu. Tapi kedua orang itu hanya melihatnya sebentar lalu menutupnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lie
FanfictionKalau diberikan kesempatan untuk memiliki wajah cantik dan tubuh sempurna, apa kalian akan merasa senang dan beruntung? Mungkin sebagian besar jawabannya 'Iya'. Namun berbeda dengan Karmel. Gadis populer ini tidak menggunakan kesempurnaannya dengan...