12. Melamun

358 65 23
                                    

"Jihoon-ah!"

"Jihoon!!"

Soonyoung mengerutkan kening ketika temannya tidak menyahuti ucapannya sedari tadi. Padahal Jihoon tidak pernah melamun jika bukan karena pekerjaan.

Soonyoung melambaikan tangannya di depan Jihoon. Tapi mata namja mungil itu masih kosong. Dipikiran Soonyoung terlintas apa apartemen Jihoon ada penghuninya dan merasuki Jihoon.

"Jihoon-ah, jangan menakut-nakutiku. Cepat bersiap! Kau membuang-buang waktuku di sini hanya untuk menyadarkanmu dari bengong. Kalau bukan karena kau temanku, sudah ku tinggalkan kau. Mana aku juga belum bersiap. Woi!! Lee Jihoon!!" Teriak Soonyoung di telinga Jihoon setelah mengoceh panjang lebar.

Jihoon menunjukkan pergerakan. Tapi hanya berganti posisi untuk menopang kepala dengan tangan.

"What!!" Frustasi Soonyoung.

"Woi!!" Soonyoung menarik-narik rambut Jihoon. Memanggilnya dengan suara biasa karena sudah lelah mengoceh panjang lebar.

"Kau seperti manekin jika diam begini." Komentar Soonyoung datar. Dia menarik-narik rambut Jihoon lagi. Jika Jihoon sadar, mungkin Soonyoung sudah diteriaki Jihoon lalu diusir.

"Woi Jihoon-ah!! Kau mau kita telat bersama?? Kau terlihat romantis ya." Soonyoung yang semakin frustasi akhirnya mengeluarkan kata menggelikan dan menepuk-nepuk pipi Jihoon agar namja itu geli dan risih dengan sentuhannya.

Tidak ada perubahan. Soonyoung menyunjingkan senyum. Sepertinya menarik jika aku menamparnya. Batin Soonyoung.

Soonyoung memposisikan dirinya berdiri untuk siap meninju pipi temannya. Tangan Soonyoung sudah siap diayunkan. Dan..

Plakk..

"AIGOO!!"

Gawat! Dia sadar. Soonyoung meneguk liurnya. Takut Jihoon marah. Nyatanya memang sudah marah.

"Kenapa kau memukulku?!"

"Habisnya kau dipanggil tidak nengok-nengok." Balas Soonyoung tetap dengan santai. Walau dalam diri ada rasa takut.

"Kan bisa baik-baik!!"

Dia makin panas saudara-saudara. Batin Soonyoung. Masih dengan gaya santainya. Tapi jika Jihoon sudah mengamuk, kaki Soonyoung juga sudah siap untuk kabur.

"Aku sudah memanggilmu baik-baik. Tapi kau masih terus bengong. Sebenarnya apa yang kau pikirkan?" Tanya Soonyoung.

Jihoon kembali diam. Dia memijat pelipisnya yang tidak sakit. Jika benar tadi aku bengong lama berarti halusinasiku benar-benar bermain tadi. Sial. Umpat Jihoon.

"Aku diabaikan lagi. Woi Jihoon!" Soonyoung menyenggol kepala Jihoon lagi.

"Woi!!!"

Dengan cepat Soonyoung kabur dari kamar Jihoon untuk kembali ke kamarnya. Jihoon menggeram kesal dengan kelakuan temannya. Seenaknya memainkan kepala orang seperti itu.

Aku harus fokus. Jangan teringat kejadian kemarin lagi. Jihoon menepuk pipinya dan beranjak untuk mengganti baju biasanya dengan seragam.

Jadi bayangan pipiku dicium tadi pukulan Soonyoung?

◇🌸◇

Cup

Lagi-lagi!!!

Jihoon mengacak-acak rambutnya frustasi. Ini sudah kesekian kalinya Jihoon mengingat kecupan Karmel.

Sungguh ini terlalu mengejutkan bagi Jihoon yang tidak pernah skinship dengan seorang wanita. Bahkan hanya untuk menepuk pundak sekali pun.

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang