42. Rencana

304 59 8
                                    

Ternyata dia datang ke sini bukan hanya untuk berkunjung. Tidak hanya untuk mengusukku. Tapi dia punya tujuan lain dan dia sengaja menjebakku.

Sial. Kenapa aku baru menyadari ini?!! Awas saja sampai dia berani mendekati Karmel lagi, aku akan menghabisinya.

Ternyata ini alasan aku selalu mengkhawatirkan Karmel akhir-akhir ini.

Jihoon berjalan dengan tergesa-gesa menuju UKS. Dengan menahan segala emosi yang terbendung di kepalanya terhadap seseorang yang sebenarnya tidak pantas dirawat di sana. Harusnya dia dibiarkan tergeletak sampai tidak bernyawa saja sekalian.

Pikiran buruk Jihoon membuatnya semakin marah terhadap Kyungsoo. Namun dia berharap pikirannya itu tidak akan menjadi kenyataan. Kalau sampai itu terjadi, harusnya dia bisa lebih pintar untuk mengetahui bahwa kedatangan Kyungsoo itu bukan untuk menyulut emosinya saja.

Dari awal pertemuan, Kyungsoo sengaja menabraknya padahal jelas-jelas Jihoon mau menghindarinya. Kedua, tanpa alasan Kyungsoo menyapanya dengan nada tidak menyenangkan. Ok. Mungkin memang sudah jiwanya seperti itu. Lalu dengan cepat Kyungsoo menjadikan Karmel sebagai objek pelecehan. Lagipula sebelum kasus itu, Kyungsoo tidak ada di sekolah, tidak mungkin dia tau masalah ini. Dia menemui Jihoon hanya untuk menghambatnya dalam melancarkan rencananya.

"Ahh!! Jihoon paboya!" Omelnya kesal pada diri sendiri.

Kakinya semakin cepat menuju UKS. Ketika papan nama ruang UKS itu terlihat, Jihoon langsung membukanya tanpa mengetuk sampai seseorang yang ada di dalam terkejut karena kehadirannya.

"Jihoon-ssi, ada apa?"

"Mianhada saem. Apa orang yang tadi dibawa ke UKS ini sudah pergi?" Tanya Jihoon tetap sopan pada Minghao saem.

"Sudah. Kondisinya tidak parah. Hanya sedikit lebam. Mungkin dia pingsan juga karena kesakitan saja."

"Sial." Desis Jihoon kecil setelah mendengar penjelasan Minghao saem. Ternyata dugaannya benar.

"Kamsahamnida Minghao saem. Saya permisi." Jihoon kembali bergeges menutup pintu UKS itu dan berlari seperti orang gila ke kelas Karmel. Semoga aku belum terlambat. Batin Jihoon.

Sayang, kedatangan dua teman Karmel dengan wajah pucat mereka memupuskan harapan Jihoon.

"Karmel tidak ada di mana-mana." Wajah Jihoon ikut memucat. Tangannya mengepal keras mendapatkan informasi dari Sohee itu.

"Terakhir kali Karmel bersama siapa?"

"Kyungsoo."

"Shit!" Kali ini Jihoon tidak lagi mengumpat. 

Tanpa berpamitan, Jihoon langsung berlari mencari Karmel di mana pun. Setiap kelas, setiap ruangan, Jihoon cari satu persatu tetap tidak ada tanda-tanda keberadaan Karmel dan si keparat Kyungsoo.

Orang-orang yang dilewati Jihoon hanya memandanginya tanpa mau tau alasan Jihoon berlari seperti itu. Mereka sudah makin tidak peduli lagi dengan Jihoon. Lebih tepatnya mereka sudah takut dengan Jihoon sejak melihat Jihoon memukul Kyungsoo sampai pingsan.

Sepertinya ini salah satu rencana Kyungsoo untuk membuat image-nya makin jatuh. Agar tidak ada yang membantunya mencari Karmel. Membiarkan orang-orang tidak ada yang berani mendekatinya. Sial! Harusnya aku aneh saat Kyungsoo tidak membalas pukulannya. Emosi Jihoon.

Jihoon mulai kehabisan ide. Emosi mendominasi pikirannya. Dia tidak tau dimana lagi dia harus mencari Karmel. Semua tempat sudah dia telusuri, tapi tanda keberadaan Karmel tetap tidak ditemukan. Jihoon mulai putus asa. Apa mungkin Kyungsoo sudah membawa Karmel pergi lagi? Tidak. Tidak mungkin mereka keluar sekarang. Satpam tidak mungkin memperbolehkan mereka keluar disaat jam sekolah.

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang