Sebenarnya ini sudah lebih dari 13 vote. Sudah 15 bahkan 😂 Tapi karena janjiku itu besok, alias hari ini, jadi baru saya up hari ini.
Terima kasih karena masih ada yang mengikuti ceritaku. Aku kira tidak ada yang sudah bosan menunggu karena setiap up aku selali bilang tunggu dan tunggu :') Terima kasih banyak.
Happy reading yorobun
◇🌸◇
Jihoon dan Karmel memasuki kawasan sekolah setelah beberapa jam terjebak macet. Karmel turun dari mobil dengan baju biru laut yang senada dengan kemeja kebiruan milik Jihoon.
Mereka segera memasuki area aula setelah mendengar Jun saem membuka kata sambutan dengan kedua tangan mereka yang menyatu.
"Ternyata Jun saem yang menjadi panitia utamannya, pantas saja ada hukuman yang tidak masuk akal itu. Pasti memang ini ditunjukan untukku."
Karmel tertawa karena mendengar gerutuan Jihoon. Tangan yang ada digenggaman Jihoon pun dia balas dengan genggaman erat hingga pria itu mengalih mata pada Karmel.
"Tapi kalau Jun saem tidak membuat peraturan itu, aku tidak mungkin bisa lihatmu dengan pakaian yang memukau ini."
Jihoon menyunjingkan senyum cool-nya. "Aku juga tidak akan melihat gadis paling cantik di sampingku malam ini."
Pipi Karmel merona. "Aigoo.. Aku tidak menyangka kau bisa mengatakan ini. Ini langkah sekali."
Ucapan Karmel sukses membuat Jihoon malu. Dia juga tidak bisa menjelaskan makhluk apa yang sering kali merasukinya untuk mengatakan kata-kata yang romantis ketika bersama Karmel. Ini sungguh di luar dugaan.
"Bisa aku mendengarnya lagi?" Pinta Karmel. Senyumnya yang mengambang mungkin tidak akan bisa ditolak semau orang, tapi tidak dengan Jihoon dan segala rasa malunya.
"Ani.. Aniyo! Ayo kita cari Soonyoung dan Mira." Kata Jihoon tegas dengan kedua wajah yang memerah.
Menggemaskan.
Dengan wajah dan penampilan yang tampan itu, tidak menutup kesan imut dari wajahnya. Tetap saja ada saatnya dia bisa berlaku menggemaskan seperti sekarang.
Mereka berjalan memasuki aula yang sudah penuh dengan banyak orang. Ada yang berpasangan, ada juga yang sendiri. Kalau ditanya apa yang mendominasi? Tentu saja yang sendiri.
Jihoon dan Karmel dengan kompak sama-sama menyapu pandangan mencari keberadaan Soonyoung. Mereka tidak mencari Wonwoo karena mereka tau tidak akan menemukannya di sana. Bahkan Soonyoung juga sulit mereka temukan di antara kerumunan orang yang sebanyak ini.
Akhirnya mereka menyerah. Mereka sepakat keluar lagi dari aula dan mencari tempat duduk terdekat. Melegakan kedua kaki mereka yang pegal setelah beberapa menit berjalan menyusuri area aula yang dipadati banyak murid dari berbagai tingkatan.
Tidak jauh dari pintu utama, Jihoon dan Karmel menemukan kursi taman yang sebelumnya tidak ada di sana. Sepertinya memang sengaja ditaruh hari ini. Untung lah, Jihoon sudah lelah dengan keramaian di dalam.
Menemukan kursi itu sudah seperti menemukan kasur yang empuk dari pandangannya. Karmel sendiri memahami ketidaksukaan Jihoon terhadap keramaian. Dia pun harus menerima itu. Jihoon saja menerima kekurangannya, kenapa dia tidak?
Itulah yang dia pelajari setelah beberapa bulan menjalin hubungan dengan Jihoon. Sejak kejadian di rumah sakit yang membuat Jihoon malu.
Mengingat itu saja sanggup membuat senyumnya mengembang seketika. Jihoon yang menyadari senyum Karmel itu langsung menanyakannya tanpa pikir panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lie
Fiksi PenggemarKalau diberikan kesempatan untuk memiliki wajah cantik dan tubuh sempurna, apa kalian akan merasa senang dan beruntung? Mungkin sebagian besar jawabannya 'Iya'. Namun berbeda dengan Karmel. Gadis populer ini tidak menggunakan kesempurnaannya dengan...