51. Jalan-jalan

360 51 27
                                    

Beberapa hari telah berlalu. Jihoon akhir keluar dari rumah sakit. Jantungnya sudah dapat digunakan dengan normal. Karmel sendiri juga tidak jadi pergi kembali ke kampung halamannya. Bersamaan itu juga hubungan Jihoon dan Karmel makin menunjukkan kehangatan dan keseriusan.

Semua berjalan kembali normal. Di sekolah juga tidak ada hal-hal lain yang mengancam nyawa atau hal lainnya. Pembullyan? Tentu itu masih terjadi pada beberapa orang. Tapi karena Mira berteman dengan Jihoon dan teman-temannya, Mira bisa terbebas dari pembullyan.

Sekolah berjalan sangat damai dan bahagia. Namun tidak dengan hati Mira. Dia sudah sadar jika dirinya sudah tidak lagi memiliki perasaan pada Jihoon. Dia sudah menyerah untuk menaruh hati pada namchin orang lain.

Sayangnya.. Setelah merasakan yang namanya cinta, rasanya sulit untuk tidak menginginkan cinta itu menghampirinya. Dia jadi mau merasakan hal yang sama pada sebagian besar orang rasakan.

Namun dengan siapa? Dia belum merasakan jatuh cinta lagi.

Dan setiap memikirkan itu, pikirannya hanya mengarah pada satu orang. Wonwoo. Tapi itu juga karena perkataan Soonyoung ketika di rumah sakit itu.

Kami cocok? Benarkah? Bisakah aku mempercayainya?? Begitulah pikiran Mira.

Dia meragukan ucapan Soonyoung. Terlebih karena Wonwoo tidak pernah menunjukkan perasaannya dengan hal-hal khusus. Dia memang pria yang dingin dan tidak pernah menunjukkan ekspresinya. Tapi kalau dia suka juga dengan Mira, tipe pria mana pun akan menunjukkan perbedaan dari sikap aslinya.

Seperti Jihoon yang begitu hangat dan perhatian bahkan rela berkorban untuk Karmel.

Membayangkan itu membuat Mira menghembuskan nafas panjang. Begitu beruntungnya Karmel karena mendapatkan pria yang tepat.

"Ya!!"

Mira terlonjak dari kursinya dengan mata lebar dan jantung yang tiba-tiba berhenti. Matanya melotot kesal pada orang yang baru saja mengejutkannya dengan sengaja. Tidak ada maaf, melainkan tawa yang sangat kencang.

"Ekspresimu menghibur sekali." Kata Soonyoung. Tertawa puas melihat Mira yang masih berwajah kesal padanya.

"Untuk apa kau datang ke sini?!! Pakai mengagetkanku. Kau mau membuatku jantungan?!!" Omel Mira.

"Habis bengong di siang bolong. Awas ada yang lewat, lalu menukar jiwamu dan mengambil alih tubuhmu." Asal Soonyoung. Kembali berhalusinasi.

Mira memutar bola matanya malas. Sudah terbiasa dengan fantasi liar pria sipit itu. Selama Jihoon menghabiskan waktunya dengan Karmel, Mira memang sering menghabiskan waktunya sendirian. Namun tidak menutup kemungkinan perusuh di depannya ini dan Wonwoo datang menemaninya.

Entah itu permintaan Jihoon atau memang keinginan mereka.

"Kau ada waktu minggu ini?" Tanya Soonyoung. Mengatakan langsung apa tujuannya menemui Mira.

"Kenapa memangnya?"

"Aku bosan. Kalau kau tidak ada waktu, kita jalan-jalan saja." Kata Soonyoung dengan ceria.

Mira menaikan sebelah alisnya. "Kan ada yang lain?"

"Jihoon akan menghabiskan waktunya di studio. Seperti biasa dengan Karmel." Kata Soonyoung dengan nada jengkel. Namun terdengar iri pada Jihoon. Atau cemburu juga?

"Wonwoo sendiri akan memulai pekerjaannya sebagai Jurnalis." Lanjut Soonyoung.

"Dia sudah diterima jadi jurnalis?" Takjub Mira.

"Jadi kau tau Wonwoo sudah mengejar-ngejar pekerjaan ini?" Mira mengangguk senang. "Hubunganmu dengan Wonwoo makin dekat ya. Tapi sepertinya pekerjaan ini akan menyita waktunya. Buktinya minggu ini saja dia ada pekerjaan. Membosankan."

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang