Siapa yang kemarin minta double up? 😆😆😆
Nih ku kasih double up. Semoga ini dapat menyemangati hari Senin kalian.
Selamat membaca dari Jihoon ^^
◇🌸◇
Matahari mulai meninggalkan Karmel yang sedang berjalan di kawasan distrik yang luas itu.
Sudah beberapa menit dia mengingat-ingat di mana apartemen Jihoon. Tapi dia belum menemukan tempat yang mirip dengan apartemen pria itu.
Karmel terus melangkahkan diri hingga kakinya sampai ke cafe kopi yang sebelumnya pernah dia dan Jihoon datangi. Dia semakin mendekati cafe itu. Dengan kemungkinan salah satu pegawai itu tau keberadaan apartemennya.
"Chogiyo! Saya boleh bertanya?" Tanya Karmel pada pelayan yang kebetulan sedang di luar.
"Ne. Ada apa?"
"Apa anda kenal orang ini?" Karmel memberikan salah satu foto yang dia bawa sedari tadi. Dan salah satu hal alasan kenapa dia mencari Jihoon.
Pelayan itu bersuara seperti sudah mengenal lama Jihoon. "Tentu saya mengenalnya. Dia tuan Jihoon. Dia sering ke cafe ini untuk membeli kopi."
Bahkan pelayan ini tidak merasa aneh dengan kelakuan Jihoon di foto itu. Lalu apa tadi? Tuan? Seberapa sering Jihoon ke cafe ini sampai dipanggil dengan sebutan tuan?
"Apa anda tau di mana rumah pria ini?"
Pelayan itu memberikan perincian apartemen Jihoon dengan jelas. Dari distrik terdekat, nama apartemen dan juga posisi letak apartemen itu.
Karmel tidak habis pikir dengan perbuatan Jihoon. Seberapa banyak yang Jihoon sembunyikan. Dia memang bukan orang yang berhak tau semua hal jujur tentang Jihoon. Tapi bukan berarti semua hal yang Jihoon katakan adalah kebohongan.
Jihoon membuat Karmel agak kecewa.
Setelah mengikuti arahan si pelayan. Berjalan selama beberapa menit lagi, akhirnya Karmel menemukan apartemen Jihoon yang memang pernah dia lihat. Di dalam, Karmel tidak menuju meja reseptionis untuk menanyakan di mana kamar Jihoon. Dia sudah mengetahuinya.
Kamar Jihoon terletak di lantai yang cukup tinggi di antara kamar yang banyak di gedung ini. Untungnya dia mengingat nomor kamar Jihoon. Karena memang hanya itu yang dia ingat selain posisi-posisi letaknya.
Di kamar yang menunjukkan angka 265, tangan Karmel bergerak mengetuk pintu itu.
🌸
"Kau ada tamu, Jihoon-ah!!" Teriak Soonyoung. Padahal Jihoon ada di sampingnya sedang mengenakan headphone merahnya.
Jihoon menurunkan headphone yang menggantung di telinganya dan berkata, "Tidak perlu berteriak!"
"Kau kan sedang mengenakan headphone. Aku yakin kau tidak akan mendengarnya." Balas Soonyoung santai.
"Tinggal tepuk kan bisa?!"
"Nanti ditepuk seperti ini marah." Soonyoung memperagakan tepukan yang keras sampai Jihoon agak terdorong.
"Itu namanya cari ribut!" Kata Jihoon dengan kesal. Dia ingin membalas pukulan Soonyoung. Tapi namja itu sudah menahan tangan Jihoon terlebih dahulu. Mereka bahkan lupa dengan tamu yang mengetuk kamar Jihoon itu.
Karena hanya Wonwoo yang masih ingat, jadilah Wonwoo yang menuju pintu. Tapi Wonwoo tidak langsung membukakannya. Dia mengintip dari lubang pintu untuk melihat siapa yang mencari Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lie
FanfictionKalau diberikan kesempatan untuk memiliki wajah cantik dan tubuh sempurna, apa kalian akan merasa senang dan beruntung? Mungkin sebagian besar jawabannya 'Iya'. Namun berbeda dengan Karmel. Gadis populer ini tidak menggunakan kesempurnaannya dengan...