Entah kenapa, Jihoon merasa ada sesuatu yang mengganjal soal kedua gadis yang dekat dengannya itu.
Mira yang dia tau pasti akan selalu bercerita jika ada sesuatu yang tidak baik pada dirinya. Mereka sudah berteman sejak dia menginjakkan kaki di sekolah ini. Tapi baru kali ini gadis itu seakan menghindarinya tadi. Atau perasaan Jihoon saja?
Namun bukan hanya Mira, Karmel pun terasa mengganjal didirinya. Memang dia belum mengenal Karmel selama Mira. Tapi Jihoon seakan bisa merasakan perasaan gadis yang sekarang menjadi kekasih resminya.
Kalau Karmel sudah sungguh-sungguh menganggap hubungan mereka ini resmi, Karmel tidak mungkin mengiyakan keinginan Jihoon yang mengkhawatirkan Mira. Memang Karmel tau jika Jihoon dan Mira sangat dekat. Tapi bukankah seorang kekasih biasanya akan cemburu jika namchin-nya mengejar yeoja lain?
Jihoon jadi pusing sendiri memikirkannya. Ada apa dengan kedua yeoja itu? Apa Jihoon melakukan kesalahkan? Mungkin dia harus mencari tahu lagi bagaimana cara mengerti perasaan seorang yeoja dari yang berpengalaman.
Jihoon membuka pintu ruang UKS tanpa permisi. Sialnya yang dia temukan hanya Minghao saem.
"Kau sakit, Jihoon-ssi?" Kata Minghao saem karena melihat Jihoon membuka pintu dengan buru-buru.
Cepat-cepat Jihoon menggeleng. "Ani saem. Saya sedang mencari teman saya, katanya dia tidak enak badan."
"Tidak ada siapa-siapa yang datang ke UKS hari ini."
Perkataan Minghao saem sukses membuat Jihoon mengerutkan keningnya. Ini semakin memperkuat keganjalan yang ada di dada Jihoon. Akhirnya Jihoon pun pamit pada Minghao saem sambil menahan malu karena salah menebak.
Dia tiba-tiba semakin khawatir dengan Mira. Letak UKS itu melewati kelasnya tadi. Namun di kelasnya dia juga tidak merasakan keberadaan gadis itu. Kalau bukan di UKS dan juga kelas. Dimana pastinya Mira pergi.
"Kali ini kau membuatku benar-benar khawatir Mira-ya." Gumam kecil Jihoon.
Di samping kecemasan Jihoon yang memikirkan keberadaan Mira, Mira sendiri ada di atap sekolah untuk memandang lingkungan dari atas sana.
Mira memang jarang ke atas sana. Tapi karena itulah dia memilih tempat itu. Dia tidak mau ada orang yang mencarinya. Dengan kata lain, dia tidak mau sampai Jihoon mencarinya. Dia ingin sendirian menghirup udara panas di musim panas ini.
Kalau dia memiliki akal yang pendek, mungkin akan berpikir untuk mengakhiri hidupnya hanya karena menahan rasa sakit hati. Beruntungnya, dia bukahlah gadis sebohong itu yang mau menghilangkan nyawanya hanya karena cintanya bertepuk sebelah tangan.
Ayolah! Pria tidak hanya dia seorang. Tapi kalau pria yang baik sepertinya, mungkin memang sulit untuk ditemui lagi.
Itulah yang membuat dada Mira sesak. Kenyataan jika Jihoon adalah pria tipe idamannya dari dulu. Friendly, baik, pintar, cool dan imut juga disaat yang bersamaan.
Mira menempelkan kepalanya di atas tembok yang sedikit panas itu. Berharap rasa panasnya bisa mengalahkan hatinya yang merasa iri dengan Karmel. Merutuki dirinya sendiri yang memuji pria yang sudah menjadi milik orang lain.
"Ku kira ada orang yang akan bunuh diri karena cintanya bertepuk sebelah tangan."
Mira langsung mengangkat kepalanya mendengar suara seseorang yang ada di atas sana. Siapa orang yang bisa masuk ke atas ini selain dia?
"Untunglah aku tidak menjadi saksi mata dari aksi bunuh dirimu itu."
"Aku juga tidak sebodoh itu bunuh diri karena bertepuk sebelah tangan." Mira membalas ucapan Wonwoo dengan sebal. Dia memang tau karakter Wonwoo yang dingin dan cuek itu. Tapi dengan berkata semenyebalkan itu di saat seperti ini, hanya memperburuk kondisi perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lie
Fiksi PenggemarKalau diberikan kesempatan untuk memiliki wajah cantik dan tubuh sempurna, apa kalian akan merasa senang dan beruntung? Mungkin sebagian besar jawabannya 'Iya'. Namun berbeda dengan Karmel. Gadis populer ini tidak menggunakan kesempurnaannya dengan...