"Uji!" Teriak Karmel pada Jihoon yang kembali berlari darinya.
Padahal dia kira setelah Jihoon sendiri yang menerimanya, Karmel bisa sedikit mendekat dengannya. Bisa mengobrol dan bertukar pikiran dengannya. Tapi ternyata tidak ada yang berubah sedikit pun. Jihoon masih saja berlari menghindarinya.
Namun kali ini dia tidak mengejar Jihoon seperti biasa. Dia berniat ingin menjadi yeoja yang lebih tenang dan tidak agresif agar Jihoon tidak takut dengannya.
Kalau seperti ini terus bagaimana bisa Jihoon suka denganku? Jika berada di dekatnya saja tidak.
Karmel menghela nafas panjang dan berjalan kembali ke arah kantin. Tempat kedua temannya berada.
Beberapa kali Karmel disapa oleh orang-orang yang mengenalnya namun tidak terlalu dia kenal. Dia ingat wajah tapi tidak ingat nama. Karena tidak mau dianggap sombong, dia tetap membalas sapaan itu dan sesekali melemparkan senyum.
Tapi satu sapaan yang tidak dia harapkan. Karmel memberikan tatapan tajam. Berniat mengabaikan namja itu, namun tangannya sudah ditahan terlebih dahulu.
"Mau apa lagi?" Ketus Karmel.
"Kasar sekali sama namchin sendiri."
Karmel mendengus kesal. "Kita sudah putus. Jadi tidak ada apa-apa lagi di antara kita." Tegas Karmel.
"Kenapa kita tidak balikan saja? Kau juga tidak sedang berhubungan dengan seseorang bukan?" Tatapan percaya diri dan tidak mau kalah Kyungsoo membuat Karmel jengah.
Dia benci jika Kyungsoo sudah bersikap seperti ini. Menyebalkan. Tidak pernah mau kalah dan selalu harus mendapatkan apa yang dia inginkan. Terlebih karena dulu Kyungsoo sendiri yang memutuskan hubungan mereka karena yeoja lain. Untung saja saat itu Karmel tidak mulai mencintainya. Jadi tidak, dia pasti sudah merasakan sakit hati untuk orang yang salah.
"Jangan harap! Siapa bilang aku tidak berhubungan dengan seseorang ?! Aku sudah berpacaran dengan Jihoon." Walau Jihoon masih tidak mau didekati olehku. Lanjut Karmel dalam hati.
"Jadi rumor tentang kau yang menembak Jihoon itu ternyata benar. Setelah putus denganku, seleramu menurun ya. Apa karena kau sakit hati jadinya mencari namja yang standarnya lebih jauh agar dia setia denganmu?" Sindir Kyungsoo.
Karmel mengepalkan tangannya kuat. Tapi dia tidak bermain kasar. Dia menyunjingkan senyum dan menampakkan wajah yang tidak kalah cantik walau terlihat mencemooh itu. "Jadi kau sadar ya jika kau ini tidak setia. Baguslah jika kau sadar, setidaknya aku tidak perlu repot-repot untuk menyadarkan orang sepertimu."
Dapat terlihat jika Kyungsoo kesal dengan penuturan Karmel. Namun dia sendiri juga menormalkan ekspresinya seperti tidak terlihat apa-apa.
"Mulut cantikmu ini kasar sekali." Tangan Kyungsoo menahan dagu Karmel agar gadis itu menghadap lurus ke arahnya.
Karmel menepis tangan itu dengan kasar dan berkata, "Jangan sentuh aku! Aku sudah punya Jihoon dan kau tidak ada hak lagi untuk mendekatiku. Sekarang pergi! Aku tidak mau melihatmu muka memuakkanmu itu."
"Kamu masih tetap cantik walau sedang marah." Goda Kyungsoo lagi.
"Kalau begitu aku yang pergi." Karmel membalikkan tubuhnya untuk menjauh dari Kyungsoo. Mengabaikan ucapannya yang terdengar manis, namun Karmel tau itu hanya tipu daya.
Tangannya ditahan dengan kasar saat dia ingin menjauh. "Ish.. Kau ini apa-apaan!" Berontak Karmel. Berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Kyungsoo. Tapi Kyungsoo sama sekali tidak melonggarkan tangannya sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lie
Fiksi PenggemarKalau diberikan kesempatan untuk memiliki wajah cantik dan tubuh sempurna, apa kalian akan merasa senang dan beruntung? Mungkin sebagian besar jawabannya 'Iya'. Namun berbeda dengan Karmel. Gadis populer ini tidak menggunakan kesempurnaannya dengan...