43. Hati dan Pikiran

321 61 28
                                    

Sesuai janji.. ^^

Karena votenya sudah 10, aku publish 1 chapter ini. Terima kasih banyak karena sudah vote ceritaku secepat ini. Semoga kalian menyukainya.

Happy reading ^^

◇🌸◇

Di tepi ranjang, Mira menyentuh tangan pria yang terbaring tidak sadarkan diri selama dua minggu lamanya. Ini lebih lama dari terakhir kali pria itu menginap di rumah sakit. Sampai sekarang pun elektrokardiogram yang terpasang dekat jantung Jihoon masih belum menunjukkan kemajuan. Jihoon masih koma.

Sedangkan korban lainnya juga masih dirawat di rumah sakit yang sama namun dengan penanganan yang berbeda. Karmel.. Dia tidak koma, keadaannya juga sehat tidak ada luka. Hanya..

Mira meneteskan air mata. Dia tidak sanggup membayangkan kejadian yang menimpa mereka berdua. Walau Mira sakit melihat keduanya bermesraan, tapi hatinya lebih remuk melihat pria yang disayanginya terbaring lemas. Kalau sampai Jihoon tau kondisi Karmel, mungkin Jihoon sudah ada disampingnya setiap saat untuk menemani gadis itu.

Sekarang apa yang harus ku lakukan? Kenapa semuanya jadi seperti ini? Harusnya aku bisa membantu mereka.

"Jihoon koma dan Karmel juga depresi, kau jangan ikut-ikutan terpuruk." Suara renyah yang setengah menyindir itu menghentikan tangis Mira seketika.

"Kau merusak suasana." Ketus Mira.

"Daripada lebih banyak air mata yang keluar lagi." Jawab singkat Soonyoung. Wajahnya juga datar melihat kondisi sahabatnya. Dia merasa kehilangan sahabatnya karena tidak ada yang mengomelinya lagi.

"Bagaimana kondisi Karmel?" Tanya Mira tanpa mengalihkan matanya dari Jihoon.

"Sangat tidak baik. Tidak ada yang bisa mendekatinya. Sepertinya kejadian itu membuat setengah ingatannya terkunci. Sekarang hanya perempuan yang bisa mendekat." Jelas Soonyoung.

"Apa aku bisa menemuinya?"

"Silahkan. Aku yang akan menunggu Jihoon di sini." Jawab Soonyoung serius.

Tidak ada lelucon dan juga celetukan pria berwajah munyil itu. Rasanya sepi juga. Jadi seperti bukan dirinya. Batin Mira.

Dia berjalan keluar kamar Jihoon. Menyusuri lorong rumah sakit mencari nomor kamar inap yang ditempati Karmel.

Mira tau besarnya trauma yang dirasakan Karmel. Kyungsoo? Pria brengsek itu sungguh harus dihukum mati. Dia benar-benar gila kali ini. Alasannya melakukan ini pada Karmel hanya untuk mendapatkan Karmel kembali jadi kekasihnya. Dengan paksaan?!

Dia yang menyukai Jihoon saja tidak sampai seperti itu. Dasar psikopat gila. Kesal Mira.

Di pintu yang tertulis nama pasien Hong Karmel, Mira menyentuh knop pintu dan baru mengetuk pintu itu.

"Nuguya??" Suara bergetar dan pecah itu menyakiti perasaan Mira. Sebagai sesama perempuan, Mira sangat mengetahui kehancuran Karmel. Walau hanya disentuh sedikit pun pasti akan sangat menakutkan.

Pelan-pelan Mira membuka pintu itu dan berkata dengan lembut. "Ini aku, Mira."

"Mira-ya.."

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang