13. Bantu

305 63 5
                                    

"Aigoo! Appo!!" Ringis Jihoon.

"Mianhae." Kata Karmel dan Mira bersamaan.

Saat ini Karmel dan Mira sedang ada di UKS untuk mengobati Jihoon. Keduanya saling menawarkan diri untuk membersihkan luka-luka Jihoon. Tidak ada yang mau mengalah dengan alasannya masing-masing.

Karmel dengan alasan dia merasa bersalah karena ini terjadi akibat pertengkarannya dengan Kyungsoo. Sedangkan Mira merasa harus membantu Jihoon karena dia adalah temannya.

Jihoon tidak mungkin menolak niat baik kedua yeoja itu. Akhirnya Jihoon memutuskan untuk membiarkan yeoja itu bersamaan mengobatinya. Tapi jadinya Jihoon bisa merasakan perih dari obat-obatan yang digunakan selama wajahnya diobati kedua yeoja itu dari dua sisi.

Mira kembali menekan kapas yang sudah diberi obat merah di area sudut bibir Jihoon dengan lembut. "Habisnya kau juga. Kenapa nekat?! Kenapa tidak hati-hati?! Jadi babak belur begini kan." Omel Mira.

"Mianhae eomma." Ledek Jihoon.

"Eomma!" Mira menekan-nekan kapas itu keras. Membuat Jihoon meringis kesakitan.

"Appo! Appo!! Ampun Mira-ya. Jangan tekan! Sakit."

Mira mengurangi tenaganya dan meniup-niup bibir Jihoon yang ditekannya tadi. Berharap rasa sakit karena tekanannya bisa berkurang.

"Kau juga sih! Sudah tau tidak bisa berkelahi, kenapa masih saja nekat menantang orang tadi? Kau sendiri kan jadi yang terluka." Kata Mira dengan raut kesal. Sekaligus khawatir yang sangat besar di dalam dirinya.

"Mian. Mian. Aku refleks. Habisnya aku tidak bisa melihat yeoja menangis." Kata Jihoon mengusap tengkuknya.

"Tapi kau harusnya tau situasi. Kau tidak bisa berkelahi. Coba kalau tidak ada Soonyoung dan Jun saem tadi, bisa-bisa kau sudah tergeletak tidak bernyawa." Ucap Mira.

Sebenarnya Jihoon bisa berkelahi. Tapi dia tidak bisa menunjukkannya karena itu bisa mengundang banyak perhatian yang akhirnya membongkar identitasnya. Jadi dia membiarkan wajahnya ini babak belur.

Ngomong-ngomong, Soonyoung bagaimana ya? Kalau sampai dia di skors karenaku, aku yang jadi merasa bersalah. Pikir Jihoon.

"Soonyoung-"

"Jangan bicara dulu!" Potong Mira. Jihoon mematuhinya dengan cepat.

Mata Jihoon melihat ke arah Mira yang menempelkan kapas yang sudah ditempel plester dekat bibirnya itu. Ketika selesai, giliran Karmel yang mengobati mata lebamnya.

Tidak ada darah ataupun luka di area itu. Hanya bengkak yang membuat mata Jihoon membiru dan pandangan Jihoon sedikit terhalangi.

"Tadi kau ingin bilang apa?" Ingatkan Mira.

"Soonyoung bagaimana? Apa dia akan diskors?" Tanya Jihoon dengan nada bicara polos dan khawatir.

Jujur. Jihoon sedikit jijik jika berkata seperti itu. Apalagi untuk menanyakan kabar Soonyoung. Kalau sampai Soonyoung mendengarnya juga, maka Jihoon akan langsung muntah karena ucapannya sendiri.

"Dia tidak bersalah, pasti tidak akan ada yang terjadi. Kalau sampai dia diskors, ada banyak saksi mata yang melihat jika dia hanya menolongmu." Jawab Mira.

Jihoon tidak bertanya lagi dan diam selama merasakan tangan Karmel berasa dekat di wajahnya karena kompres yang menempel di matanya.

Dari dekat Karmel bisa melihat wajah Jihoon yang tidak memakai kacamata itu. Sambil menempelkan kompres, Karmel terus melihat Jihoon dan mendengar pembicaraan antara kedua teman itu. Ternyata kalau tanpa kacamata dia keren juga. Ada kesan dingin dari matanya. Ditambah dia memiliki mata kecil dan lipatan mata yang tersembunyi. Begitu penilaian Karmel.

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang