"Jihoon-ah, ada yang ingin ku pastikan darimu."
Jihoon menatap aneh pada salah satu temannya yang tidak seperti biasanya saat ini. Dia makan apa pagi ini? Pikirnya melihat keseriusan Soonyoung yang akan sangat jarang dia temui.
"Soal?" Karena ekspresi sahabatnya itu terlihat sangat serius, Jihoon jadi tidak bisa membalasnya dengan ketus layaknya biasa. Bisa saja yang dikatakan itu benar-benar penting. Walau dia ragu Soonyoung akan mengatakan sesuatu yang penting dalam keseriusan ini.
Biasanya hal paling penting yang diberitahu Soonyoung pun, akan dianggap sepele olehnya. Selalu dibuat bercanda. Namun kedua mata kecil pria itu benar-benar tajam kali ini. Jihoon dan Wonwoo yang ada di sana jadi merasa ikut terbawa suasana tegang dengan kediaman mereka.
"Soal hubunganmu dengan Karmel. Kau sungguh serius menjalani status ini dengan Karmel?"
Jihoon tertawa lepas mendapati pertanyaan tidak terduga itu. "Apa yang kau makan pagi ini? Ku kira akan sangat serius dan sangat genting. Ternyata hanya hal sepele ini." Celetuk Jihoon.
"Aku menyesal sempat ikut serius karenamu." Begitu juga dengan Wonwoo yang kembali fokus ke bukunya setelah semenit Soonyoung menyita perhatiannya untuk hal yang tidak benar-benar penting.
"Aku serius!! Kau tidak terlihat benar-benar serius dengan Karmel. Ya.. Kau memang sangat perhatian pada Karmel. Tapi aku ragu kau benar-benar menyayangi gadis itu." Kata Soonyoung. Entah kenapa itu mengena di dada Jihoon. Seperti ada dalam dirinya yang membenarkan itu.
"Aku tidak mengerti maksudmu." Balas Jihoon. Dengan kerutan di kening yang tampak jelas.
"Biar ku bantu." Sanggah Wonwoo. Ingin menambahkan. "Maksud Soonyoung itu, kau seperti menembak Karmel karena hal lain. Mungkin fisik, sifat atau hal lainnya yang semata-mata bukan karena perasaanmu sendiri."
"Itu malah memperburuk. Aku semakin tidak mengerti. Ada contohnya?" Pinta Jihoon. Mau jujur seperti apapun, perasaannya dengan Karmel memang bukan karena fisik atau sifat.
Kalau dia melihat fisik, sudah dari dulu saat Karmel mendekatinya, dia tidak akan menghindar. Lalu jika sifat, Karmel memang punya sifat yang baik, penyayang dan pengertian. Tapi kalau Jihoon melihat sifat, dia akan memilih Mira lebih cepat karena mereka sudah lebih kenal jauh
sifat baik dan buruknya.Jadi apa maksud Soonyoung dan Wonwoo??
Soonyoung berpikir cukup keras untuk memenuhi permintaan Jihoon. Sedangkan Wonwoo tidak terlalu peduli untuk membantu Soonyoung. Baginya urusan Jihoon adalah urusan pria itu. Dia tidak akan ikut campur kalau masalahnya tidak melebar seperti urusan Mira yang patah hati itu. Walau dia mengakui jika Jihoon terlalu payah soal cinta dan perasaan.
Bisa menulis lagu soal percintaan, tapi tidak pernah sungguh-sungguh jatuh cinta. Wonwoo kadang bingung darimana pria itu mendapatkan inspirasi.
"Aku punya pertanyaan yang bisa membantu kebingunganmu." Ucap Soonyoung dengan semangat.
Tapi Jihoon menanggapinya dengan raut datar menahan kesal. "Aku minta contoh, bukannya pertanyaan lagi."
"Tapi aku yakin kau akan mengerti nanti. Jadi jawab saja." Perintah Soonyoung.
"Kau nyaman dengan Karmel?"
"Ne."
"Kau suka dengan Karmel?"
"Ne."
"Apa yang kau suka dari dia?"
"Entahlah. Aku tidak pernah memikirkannya."
"Lalu kenapa kau mau menembaknya jika kau tidak tau alasannya?"
"Apa itu penting? Pertanyaan itu terdengar bodoh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lie
FanfictionKalau diberikan kesempatan untuk memiliki wajah cantik dan tubuh sempurna, apa kalian akan merasa senang dan beruntung? Mungkin sebagian besar jawabannya 'Iya'. Namun berbeda dengan Karmel. Gadis populer ini tidak menggunakan kesempurnaannya dengan...