57. Sebenarnya..

288 53 28
                                    

Sudah 15 vote :')

Terima kasih ya sudah mau memberi vote sebanyak yang ku inginkan dalam beberapa jam saja. Saya sangat terharu. Terima kasih banyak.

Happy reading guys. Semoga kalian suka 💕💕

◇🌸◇

Dua gelas air mineral sudah Soonyoung habiskan dalam sekali teguk. Karena keterkejutan ini, dia sampai lupa minum setelah makan beberapa kue. Alhasil tenggorokannya sampai kering dan tidak enak.

Soonyoung menghembuskan nafas pendek seketika. Pikirannya tidak bisa lepas begitu saja dari pengumuman yang disampaikan Mingyu selaku kakak Mira atau yang bisa dia sebut sekarang adalah kepala sekolah.

Sebuah keuntungan yang dia dapat untuk menghukum anak-anak jahat memang kebahagiaan baginya, tapi mengenai mengungkapan status keluarga Kim ini masih belum hilang dari ingatannya. Keterkaguman dari kekompakan keluarga Kim untuk menyembunyikan status demi mengetahui karakter asli dari murid naungannya.

Sungguh hebat. Apa aku dan yang lain juga masuk ke dalam test mereka juga? Batin Soonyoung.

Ketika dia masih diam sambil memegangi gelas air ketiganya, seseorang menepuk pundak hingga dia terlonjak kaget karena tiba-tiba harus tersadar dari lamunannya. Soonyoung langsung berbalik dan keterkejutannya lebih terlihat saat menemukan siapa yang menepuknya itu.

Soonyoung menunjukkan cengiran bodoh dan canggungnya. Tangannya sedikit bergetar terlihat dari gerakan air di gelas itu yang berlihat bergoyang.

Mira terkekeh kecil. "Kenapa kau gugup begitu?"

"Bagaimana aku tidak gugup ketika berhadapan dengan anak kedua dari kepala sekolah." Jawab Soonyoung langsung.

"Aku kira kenapa." Kecewa Mira.

"Memangnya mau apa? Siapa yang tidak terkejut jika anak culun yang jadi objek bully ternyata hanya menyamar? Bahkan dia terlihat sangat cantik." Kata Soonyoung. Sepersekian detik setelah Soonyoung menyelesaikan ucapannya, dia baru menyadari sesuatu.

Pipinya memerah karena Mira tersenyum lebar padanya. Bunuh aku sekarang. Batin Soonyoung.

"Lalu kalau aku tidak cantik begini, kau pasti tidak akan memujiku kan?"

Bibir Soonyoung bungkam. Dia tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan detak jantungnya yang cepat sekarang. Padahal dia ingin menolak ucapan itu begitu saja.

"Siapa juga yang suka dengan wanita culun dan jelek seperti Mira itu."

"Ani. Aku tidak menganggapmu jelek. Kau tidak pernah dengar aku berkata kau jelek kan?" Kata Soonyoung.

Mira tetap tersenyum lebar. "Aku tidak tau bagaimana pikiranmu itu. Pikiran dan ucapan tidak pernah mengeuarkan kalimat yang sama."

Dengan wajah percaya dirinya, Soonyoung menggerakan jari telunjuknya ke kanan dan kiri. Tidak lupa bibirnya juga dia memajukan sedikit. "Untuk orang yang ceplas-ceplos sepertiku tidak mungkin bisa berbeda. Untuk orang yang baru dikenal saja aku bisa terlalu jujur."

"Seperti saat kau mengira aku orang lain yang cantik seperti malaikat ya." Ledek Mira.

Soonyoung kembali membeku. Dia sempat melupakan itu. Sekarang rasa malu kembali muncul. Aku benar-benar ingin menghilang saja sekarang.

Soonyoung menakupkan kedua tangan di depan wajahnya. Menurunkan kepalanya dan menutup matanya rapat-rapat selaku memohon maaf. "Mianhaeyo, Mira-ya. Aku tidak bermaksud bicara begitu. Aku tidak tau kalau itu kau. Mianhae. Maaf jika aku menyinggungmu."

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang