Hampir sebulan sudah Karmel merangkap jadi asisten pribadi tidak langsung Jihoon dalam membuat lagu. Setiap produser mungkin akan khawatir jika orang asing sepertinya ikut masuk dalam proses pembuatan lirik dan demo rekaman. Mereka takut orang itu menyebarkan informasi mengenai lagu-lagu yang hampir atau sudah siap untuk dilakukan rekaman asli oleh penyanyi aslinya.
Namun jika dengan Karmel, Jihoon tidak perlu khawatir. Karmel sama sekali tidak ingin memanipulasi hasil karyanya itu untuk agensi lain. Lagipula Karmel sama sekali tidak mengerti dengan semua hal berbau musik. Pernah memainkan alat musik selain seruling dan pianika saja tidak pernah. Selebihnya dia hanya tau nama dan sesekali menyentuhnya.
Jika untuk memainkannya? Lebih baik Karmel tidak pernah mengenal alat musik itu daripada memainkannya. Suaranya sangat sumbang didengar setiap Karmel bermain alat musik. Berbeda saat Jihoon bermain keyboard hanya dengan satu tangannya.
Walau nadanya putus-putus pun, Karmel masih bisa mendengar nada indah dari lagu yang diciptakan Jihoon. Ditambah dengan lirik sederhana buatan pria itu, rasanya semua orang yang tidak mengerti musik sepertinya bisa langsung mengerti apa pesan lagu yang buatannya.
Kalau Karmel tidak pernah membantu Jihoon seperti ini, mungkin sampai sekarang juga Karmel tidak tau jika Jihoon memiliki kemampuan yang hebat dibidang musik dan juga menciptakan lagu. Dan bisa saja sampai saat ini dia tidak tau suara emas Jihoon yang sekarang sudah menemani hari-harinya.
Kalau dia tidak nyaman dengan kesehariannya bersama Jihoon, mungkin Karmel masih mencurigai Jihoon yang sampai saat ini masih memperban tangannya. Dan sampai sekarang pun, Karmel masih belum menyentuh tangan itu hanya untuk mengganti perban.
Sudah hampir sebulan dan perban itu belum juga dilepas. Tanda tanya besar di kepala Karmel seakan enggan untuk hilang jika memikirkan itu. Namun sekali lagi dia menepis semua itu hanya karena ingin berada bersama dengan Jihoon. Kalau boleh memilih, Karmel ingin begini saja setiap hari. Walau kenyataannya, Jihoon dan Mira semakin dekat setelah Jihoon terluka.
Wajah murung yang sempat muncul itu sekarang sudah hilang kembali hanya dengan berdiri di depan pintu apartemen yang akhir-akhir ini selalu dilihatnya. Jari-jarinya bergerak menekan tombol password dengan lincah. Seakan jarinya sendiri juga sudah terbiasa dengan angka-angka acak itu.
Belum selesai kesenangan yang dibayangkannya, Karmel mendengar sebuah fakta yang membuat wajahnya mengeras.
"Kenapa kau tidak mengaku saja jika tanganmu itu sudah sembuh?" Tanya Soonyoung.
"Aku belum ingin melepaskannya karena jahitan ini belum kering."
"Aku tidak yakin itu jawabannya. Apa ada hubungannya dengan dua gadis disekitarmu itu?" Tebak Wonwoo.
"Apa maksudmu?"
"Tentu saja kau tau maksudku. Kau sengaja bukan menggunakan tenaga mereka?" Ucap Wonwoo dengan datar.
"Tunggu.. Tunggu! Maksudnya Jihoon memanfaatkan Karmel dan Mira?" Suara keterkejutan Soonyoung terdengar jelas dari cela pintu yang sengaja Karmel buka kecil untuk menguping.
"Kau kejam sekali? Dua gadis itu sangat khawatir dengan keadaanmu, kau malah membuat mereka seperti mainan. Mira. Dia sampai menulis semua catatanmu selama kau tidak masuk dan tidak bisa menulis. Menerangkanmu materi-materi yang terlewat dan membantumu dengan tugas-tugasmu. Lalu Karmel. Dia sampai mau bulak-balik dari sekolah ke apartemenmu tanpa pulang ke rumah hanya untuk membantumu karena dia juga tidak enak denganmu. Kau jahat sekali mempermainkan mereka." Oceh Soonyoung panjang lebar untuk memarahi Jihoon.
Jihoon yang tidak terima ikut terpancing emosi. "Maksudku bukan itu?!"
"Lalu?"
"Lalu kenapa kau berbohong lagi?" Suara perempuan yang terdengar lemah menyusul ketika Soonyoung bertanya, menarik perhatian ketiga pria tampan itu. Semaunya sangat terkejut terutama Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lie
FanfictionKalau diberikan kesempatan untuk memiliki wajah cantik dan tubuh sempurna, apa kalian akan merasa senang dan beruntung? Mungkin sebagian besar jawabannya 'Iya'. Namun berbeda dengan Karmel. Gadis populer ini tidak menggunakan kesempurnaannya dengan...