28. Tidak Sama

371 61 27
                                    

Bagaimana rasanya hari yang tenang? Mungkin itu jawaban untuk Karmel jika kedua temannya tidak ada di sini atau setidaknya menutup mulut mereka untuk beberapa saat.

"Kau gila atau tidak waras? Kenapa kau mau saja menawarkan diri jadi babysister Jihoon?!" Protes Sohee.

"Aku tau kau agak aneh sama sepertiku, tapi tidak sampai jadi seperti pengasuh juga." Tambah Yeri.

Kedua temannya itu memang baik dan perhatian dengannya, tapi dengan cara memberikan sindiran yang sama sekali tidak didengar Karmel. Kedua telinga Karmel seperti tersumbat kapas yang sangat tebal. Sebanyak apapun temanya berceloteh, dia sama sekali tidak menunggublisnya dengan kasar.

"Tidak masalah. Lagipula memang aku yang membuatnya begini. Hanya mengganti perbannya saja itu bukanlah hal yang susah." Begitulah jawaban Karmel. Tidak ada namanya marah atau kesal sedikit pun.

"Jihoon memang sudah berubah. Dia tampan, ada cute juga, sedikit pintar dan hebat dalam musik. Dengan kata lain, dia sudah hampir mencapai tingkat sempurna." Kata Sohee. Memuji Jihoon secara tidak langsung yang disetujui Karmel.

"Tapi kau sadar tidak jika sedang menyukai pria yang sudah milik orang lain? Dia itu kan dekat sekali dengan teman perempuannya itu. Siapa namanya??" Ingat-ingat Sohee.

"Kim Mira." Jawab Karmel. Terlihat sedikit melesu.

"Nah itu. Kau sendiri sudah tau. Kenapa masih mendekati Jihoon? Itu namanya kau menikung. Karmel yang ku kenal tidak mungkin mengambil kekasih orang lain." Oceh Sohee.

"Mereka belum pacaran kok." Jawab Karmel lemah.

"Terus kalau belum, kau merasa ada kesempatan? Jihoon lebih lama dekat dengan Mira daripada kau. Kau masih yakin Jihoon bisa menyukaimu." Kata Yeri. Lebih lembut dari Sohee.

Itu membuat kebahagiaan Karmel sedikit berkurang. Dia sebenarnya sadar jika dia memang tidak punya kesempatan. Tapi kenapa teman-temannya sendiri harus mematahkan semangatnya? Dia tidak akan mengharapkan Jihoon lebih jika pria itu menyukai Mira. Dia juga pernah berjanji untuk tidak mengusik pendekatan Mira. Bahkan dia ingin membantunya.

Tapi apa daya dengan perasaannya ini? Dia semakin tidak bisa berbohong. Dia suka berada dekat Jihoon. Hanya pria itu yang melihatnya biasa-biasa saja tanpa sesuatu yang dilihat orang lain istimewa pada dirinya. Jihoon membuat Karmel merasa sederhana dengan pandangannya yang menganggap Karmel pengganggu.

Kapan lagi Karmel bisa menemukan seseorang yang tidak memandang fisik sebagai sesuatu yang nomor satu seperti Jihoon? Walau Jihoon sempat berbohong, tapi perasaannya sudah jauh berkembang sebelumnya. Dan setelah Jihoon menyelamatkannya, perasaannya semakin tidak terhitung. Itu yang membuat Karmel sulit membantah perasaannya sendiri.

Yang dia tidak habis pikir. Kenapa dia harus menyukai pria yang sudah disukai orang lain? Dia tidak pernah suka berurusan dengan pria yang telah disukai temannya. Walau Mira belum lama dia kenal, tetap saja mereka sudah saling kenal dan saling support. Tapi sekarang dia malah tidak bisa melepaskan pria bernama Jihoon. Sangat tidak bisa.

"Kalau aku tidak bisa memilikinya, menjadi teman pun tidak masalah kan? Lagipula tidak ada salahnya menjadi seorang teman."

"Tidak salah jika si pria tidak menyukaimu juga." Gumam seseorang dari luar kelas yang mendengar pembicaraan Karmel dan teman-temannya.

◇🌸◇

Tukk.. Tukk.. Tukk..

Selesai dengan kegiatan sekolah, Karmel langsung bergegas menuju apartemen Jihoon untuk memenuhi janjinya mengganti perban pria itu. Dan di sini lah dia berada sekarang. Berdiri di depan pintu apartemennya sambil mengetuk pintu berharap orang yang di dalam mendengarnya.

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang