8. Tidak Begini

432 70 219
                                    

"Arhh! Aku bisa gila!!"

"Wae? Tidak biasanya kau juga pulang selama ini. Pakai teriak lagi." Kata Soonyoung menanggapi Jihoon yang baru saja memasuki apartemen Jihoon. Soonyoung hanya masuk ke apartemen itu tanpa izin Jihoon. Lagipula dia tidak sendirian dan mereka sudah sering melakukannya.

"Hey!! Kenapa denganmu?? Ada masalah? Baju berantakan. Muka lebam. Jalan pincang. Si culun kita habis berantem?" Lanjut Soonyoung setelah mengalihkan mata dsri ponselnya dan melihat Jihoon dengan matanya sendiri. Jihoon yang sangat kacau dan berantakan.

"Ne. Ada masalah besar. Dan ternyata aku membuatnya makin bahaya." Kesal Jihoon. Dia membanting tasnya sembarangan. Meletakkan kacamatanya di meja terdekat dan melepaskan kancing seragam teratasnya. Lalu membanting tubuhnya sendiri di sofa dekat Wonwoo yang juga ada di apartemen itu.

"Paling berhubungan dengan berita terpanas saat ini." Sahut Wonwoo.

"Aa~ Tentang Karmel yang menembakmu ya. Dia keren juga berani menembakmu di tengah banyak orang." Ucap Soonyoung. Bersemangat. Yang tadinya sedang asik memainkan game di ponselnya jadi teralih karena pembicaraan yang lebih menarik.

"Apanya keren?! Itu malah membuatku semakin pusing. Bisa-bisanya dia mempermalukan dirinya sendiri di depan umum." Jihoon menghambuskan nafasnya jengah.

"Ditambah ada orang yang dibayar untuk melukaiku." Jihoon menggaruk kepalanya kesal.

Rasanya Jihoon ingin meledak saja. Hari ini lebih melelahkan dari hari-hari sebelumnya. Karena emosi dan tenaganya lebih terkuras. Terutama ketika harus berhadapan dengan orang-orang tidak berguna yang menghabiskan uangnya. Lalu harus mengingat gadis menyusahkan bernama Karmel.

Niatnya ingin hidup tenang jadi tambah buruk. Sudah tidak jadi mengakhiri hubungan dengan Karmel, sekarang dipukuli habis-habisan beserta uangnya.

Jika seperti ini terus, aku bisa bangkrut. Batin Jihoon.

Urusannya jadi makin panjang begini. Jihoon paboya. Umpat Jihoon pada dirinya sendiri.

"Siapa yang melakukannya?" Tanya Wonwoo.

"Yang melakukan Hwang Jungwo. Tapi yang menyuruhnya tidak tau siapa. Tapi yang pasti, orang yang menyuruh itu pasti menyukai Karmel." Jelas Jihoon.

"Jungwo nuguya? Aku tidak pernah mendengarnya." Kata Wonwoo.

"Aku juga tidak tau. Sepertinya hanya orang yang sembarangan masuk dan menyamar dengan seragam." Jawab Jihoon.

"Musuhmu saat ini akan semakin banyak tuan Jihoon." Kata Soonyoung meledek. Wonwoo juga menyetujui itu dengan menarik sudut bibirnya.

"Harusnya Karmel berhenti saja mengejarku. Sudah kabur-kaburan juga, masih saja mengejar. Tidak tau malu." Sindir Jihoon tanpa ekspresi senyum ataupun menyesal.

Selama orangnya tidak mendengar, Jihoon tidak masalah menyindirnya. Tapi aslinya dia bukan tipe yang membicarakan orang lain di belakang.

"Untuk apa malu jika dia benar-benar menyukaimu." Ucap Wonwoo.

"Kau yakin dia benar-benar menyukaiku? Aku sih tidak yakin jika dia menyukaiku. Paling dia menembakku hanya karena ingin mencari kesenangan atau sebuah permainan. Seperti orang yang sudah-sudah." Ucap Jihoon.

Jihoon memang memiliki pengalaman dengan beberapa yeoja yang membuatnya sebagai bahan untuk permainan. Terutama permainan Truth or Dare. Karena itu Jihoon sangat membenci orang-orang yang membuatnya sebagai bahan taruhan. Tapi untungnya, Jihoon tidak pernah terjebak dengan semua. Dari awal dia memang yakin tidak ada yang menyukainya tulus. Termasuk Karmel. Walaupun gadis itu terlihat meyakinkan sampai tidak bisa ditolak Jihoon.

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang