53. Pacar Pura-Pura

295 49 36
                                    

Berbeda dari biasanya. Jika Soonyoung dan Wonwoo sedang bersama, tidak mungkin mereka lebih banyak diam. Pasti ada saja yang di ributkan. Jihoon merasa ada yang salah.

Mumpung dia tidak ada deadline atau permintaan pembuatan lagu, dia ikut dalam keheningan dua orang di sana.

"Tumben sekali kalian tidak bertengkar." Kata Jihoon. Seakan-akan keduanya memang harus bertengkar setiap hari.

"Kau bicara begitu seperti tidak biasa aku diam saja." Kata Wonwoo.

"Kalau kau, aku sudah terbiasa. Tapi.." Jihoon menunjuk Soonyoung dengan dagunya. Wonwoo ikut mengalihkan mata menatap seseorang yang diam saja melihat layar ponsel.

Wonwoo kembali menatap Jihoon dengan tatapan 'kenapa dia?'

Jihoon juga ikut membalasnya dengan mengangkat kedua bahunya tanda tidak tau.

Mereka berdua sibuk memberikan isyarat yang hanya keduanya mengerti sampai Soonyoung selesai dengan pikirannya sendiri.

"Ehh.. Kau bisa keluar kandang juga." Jihoon dan Wonwoo sontak terkejut karena orang yang mereka bicarakan, tidak menyadari keberadaan Jihoon.

Soonyoung langsung bingung karena tatapan kedua teman yang ada dihadapannya itu. "Wae?" Tanyanya polos.

"Kau kenapa?"

"Aku tidak ada apa-apa." Jawab Soonyoung terlihat normal.

"Kenapa jadi sangat diam?" Kali ini Wonwoo yang bertanya.

"Memangnya aku harus selalu bicara?" Jawab Soonyoung dengan sedikit sinis.

Jihoon terkekeh kecil. "Tidak juga. Tapi tidak biasanya kau bengong."

Soonyoung langsung menghembuskan nafas. Lalu menunjukkan ponselnya dengan puluhan notif yang tidak dia buka. Wonwoo dan Jihoon sudah tau dari siapa banyaknya puluhan pesan itu.

Orang-orang pasti mengajak Soonyoung untuk menjadi pasangan pestanya. Itu juga terjadi pada Wonwoo juga. Tapi hebatnya Wonwoo, dia justru punya dua akun yang bisa dia gunakan untuk kegiatan umum dan pribadi. Jadi untuk sekarang ini dia sedang menonaktifkan akun umumnya.

"Kau bingung memilih salah satu? Cap cip cup saja." Saran Wonwoo dengan mudah.

"Aku bingung bagaimana menolak mereka. Kau saja tolakkan untukku. Kau kan lebih tega dariku." Soonyoung menyerahkan ponselnya pada Wonwoo. Namun Wonwoo tentu menolaknya mentah-mentah. Apalagi Jihoon.

Soonyoung merasa iri dengan ponsel Jihoon yang sangat tenang. Dengan reputasinya yang dulu jadi objek bully sampai sekarang yang menjadi tukang bully namun berstatus taken, dia tidak punya banyak kontak tidak penting.

"Aku punya ide. Tapi aku tidak yakin kau mau." Kata Jihoon.

Soonyoung langsung bersemangat dan tanpa pikir panjang dia ingin mengetahuinya. "Katakan saja. Saranmu biasanya lebih masuk akal."

"Sepertinya dia memintamu mencari kekasih pura-pura." Celetuk Wonwoo dan ternyata benar.

"Michyeosseo! Mana mungkin aku mencari pacar pura-pura dalam waktu 24 jam!?"

"Aku menyarankan ajak saja Mira. Dia juga pasti mau membantumu."

"Makin parah. Yang ada Wonwoo bisa marah." Kata Soonyoung.

Wonwoo malah menunjukkan wajah tidak mengerti. "Untuk apa aku marah?"

"Kau kan suka dengan Mira."

Wonwoo terkekeh. "Na? Sejak kapan? Aku tidak pernah menyukainya."

"Terus selama ini kau dekat dengannya untuk apa??" Kali ini Soonyoung yang tidak mengerti.

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang