Sequel Special Soonyoung
Soonyoung sideKu pandangi terus layar ponselku sejak aku memasuki kamar. Di dalam kamarku sendiri, suasana begitu sunyi dan senyap. Sungguh berbeda dengan suasana kamarku yang biasanya.
Aku ingin sekali memutar lagu Shinee untuk memberikan suasana hidup, tapi sekarang keadaannya sedang tidak kondusif. Sungguh. Keadaanku sedang dalam hidup dan mati.
Layar ponsel yang bertuliskan nama Mira di sana tidak luput dari pandanganku. Tidak sedetikpun aku mengalihkan mataku dan setia menunggu balasannya. Setelah dirasa Mira tidak akan membalasnya, aku baru bisa melakukan hal yang ingin ku keluarkan sejak tadi.
"JIHOON-AHH!!! INI BALASAN DENDAMMU PADAKU?! AKU SUDAH MEMBANTUMU BANYAK UNTUK DEKAT DENGAN KARMEL TAPI KAU JUSTRU MENJEBAKKU DENGAN CARAKU SENDIRI!!!" Teriak Soonyoung. Tanpa peduli siapa pun akan mendengarnya.
Belum selesai sampai disana, Soonyoung masih ingin mengeluarkan kemarahannya. "WONWOO-YAA!!! AWAS SAJA KAU YA KALAU SAMPAI SUKA DENGAN YEOJA. AKANKU LAKUKAN HAL YANG SAMA!!!" Teriakku kembali sambil menunjuk tembok sebelah kanan yang merupakan kamar Wonwoo.
Karena belum puas menyuarakan kemarahannya, aku ingin kembali berteriak. Namun..
"Jangan teriak-teriak! Ini apartemen! Bukan hotel kedap suara. Sudah cukup aku mendengar musik keras dari kamarmu, tidak perlu dengan suara burukmu itu!" Omel seseorang dari depan pintu kamarku.
Aku pun membungkamkan mulutku dengan tangan. Kesekian kalinya aku mendapat omelan dari tetangga sebelahku itu. Aku ingin sekali bertukar dengan Wonwoo, tapi aku sudah tau jawabannya nanti. Tidak! Dengan tanda seru yang banyak.
Ku hembuskan nafas untuk menahan amarah yang terpaksa tertahan ini. Mengambil ponsel ku kembali dan menemukan pesan yang tidak ku harapkan.
Wonwoo
• Emang enak :p"Akhrgg.." Ku angkat ponselku tinggi-tinggi berniat membantingnya. Namun aku sadar. Aku kan sedang tidak punya uang, mana sanggup aku ganti ponsel baru. Mirisku. Lalu memeluk ponselku itu dan mengucapkan kata maaf pada benda mati.
Katakanlah itu aneh, tapi kalau tidak minta maaf ponsel ini sering ngambek. Kalau tidak error, pasti lemot. Kalau sudah minta maaf pasti tidak berulah lagi. Aneh kan?
Siapa yang aneh?
Kembali ke topik utama. Aku sebenarnya belum sempat membaca pesan apa saja yang dikirimkan Wonwoo. Aku cukup tegang tadi karena Wonwoo dengan terang-terangan membajakku. Sudah begitu, mereka menanggap basah aku menyukai Mira.
Aku tidak tau kapan aku benar-benar merasakan ini. Tapi sungguh. Akhir-akhir ini Mira terlihat sangat cantik. Apalagi ketika tertawa. Bibir kecilnya melekuk membuat pipinya memerah dengan mata yang ikut melekuk.
Sungguh manis. Setelah aku membayangkan itu, aku pasti tersenyum-senyum sendiri. Aku sadar itu, karena itu aku sadar bahwa aku mulai menyukainya. Tapi yang buat aku tidak bisa mengatakan suka hanya satu hal.
Apa dia masih menyukai Jihoon? Atau apa dia justru suka Wonwoo sekarang? Atau justru dia suka sama orang lain yang lebih pintar?
Ternyata tidak hanya satu. Aku tidak bisa memperkirakan satu hal untuk Mira yang punya kepribadian tidak mudah ditebak. Aku sungguh tidak bisa mengerti dirinya. Aku butuh waktu 2 atau 3 tahun untuk mengenalnya seperti Jihoon atau Wonwoo. Tapi itu terlalu lama.
Ku pendamkan wajahku ke bantal dan berteriak kencang sambil membekap wajahku itu untuk meredam suara. Ku lakukan itu terus sampai nafasku benar-benar habis dengan wajah yang memerah.
Jantungku berdegup kencang karena kehabisan oksigen. Itu salah satu caraku untuk memanipulasi debaran yang tidak wajar itu. Daripada aku punya cinta sepihak.
Aku tidak sanggup harus menjalani friendzone selama bertahun-tahun. Jangan sampai!!
Tiba-tiba ponselku berbunyi dan menyelamatkanku dari lamunan yang mustahil.
Ku lirik sedikit layar diponselku itu, lalu menghela nafas malas. Aku ingin mengabaikan ponselku itu. Namun nada deringnya tidak bisa dikecilkan. Jadi, daripada aku diomeli lagi, akupun mengangkatnya.
"Hmm?" Ketusku.
"Kau tidak pernah menyerah ya? Kan sudah ku katakan kalau aku sudah punya kekasih. Jangan menggangguku terus, aku akan bersamanya besok. Kau tidak mau dia marah kan?" Jawabku dengan nada tinggi.
"Tidak peduli kau percaya atau tidak. Yang pasti kau bisa melihatnya besok. Dia akan sangat cantik dan mengalahkanmu." Ucapku dengan sangat percaya diri. Padahal dadaku sangan tidak karuan antara bisakah? Atau bagaimana ini?
Aku terkekeh menyindir dengan ucapannya yang seakan masih menyangkal itu. "Aku tutup telponmu. Sekali kau menelponku, ucapkan selamat tinggal untuk nomorku."
Tanpa menunggu balasan lagi, aku langsung mematikan telepon itu. Aku masih berharap Mira membalas pesan yang hanya dibacanya itu. Hanya dia yang dapat membuat emosi burukku menurun.
Walaupun Mira bukan gadis tercantik dibanding gadis-gadis yang mengejarku sekarang. Termasuk yang menelponku tadi. Tapi aku begitu nyaman dengannya dan dengan kenyamanan itu, Mira jadi terlihat cantik.
Aku menyukainya. Dan aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Aku ingin menjaganya. Aku tidak sanggup melihatnya menahan sakit. Apa aku harus memastikan perasaannya padaku?
Karena aku sedikit yakin. Sedikit. Jika Mira juga menganggapku ada.
Ada sebagai pria yang spesial. Menggantikan Jihoon.
◇🌸◇
Soonyoung memang member yang paling aktif ya 😃 Selalu punya cara uniknya sendiri..
Sebenarnya work kali ini terlalu sedikit dan niatnya double up, tapi besok aku ujian ㅠㅠ Jadi tidak bisa mengerjakannya sekarang. Maafkan aku.
Padahal yang selanjutnya Jihoon. Mungkin belum jodoh kali ya. Selamat menunggu minggu depan. Aku akan tetap update minggu depan kok. Tenang saja.
Annyeong~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lie
FanfictionKalau diberikan kesempatan untuk memiliki wajah cantik dan tubuh sempurna, apa kalian akan merasa senang dan beruntung? Mungkin sebagian besar jawabannya 'Iya'. Namun berbeda dengan Karmel. Gadis populer ini tidak menggunakan kesempurnaannya dengan...