BAB 37

4K 164 9
                                        

Ogeb gue lupa ngepost poto ini harusnya di bab sebelumya tapi yaudah lah ya

Tama before:

Tama after cukuran dan potong rambut:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tama after cukuran dan potong rambut:

Tama after cukuran dan potong rambut:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari ini adalah hari pertama bagiku kembali ke sekolah. Semua masalah yang terjadi belakangan ini terasa sangat jauh, seperti mimpi buruk yang hanya terbayang samar-samar. Satu-satunya yang menyakinkanku bahwa semuanya bukan mimpi adalah bekas luka jahitan di kedua lenganku.

Jahitannya sudah kering, tapi kata dokter perban lukanya masih belum boleh dibuka. Tempo hari, aku hampir menangis tatkala dokter membuka dan mengganti perban lukaku. Wujudnya begitu mengerikan, seperti ulat hitam berkaki yang menancap di kulit, lengkap dengan memar-memar di sekitarnya.

Tapi dokter menyakinkanku bahwa bekas lukaku akan hilang dengan sendirinya nanti.

Well. setidaknya itu membuatku lega. Kalau tidak, aku tidak akan bisa memakai baju lengan pendek lagi untuk selamanya.

Kalau ditanya, apakah aku dendam kepada psikopat yang sudah membuatku menjadi begini, jawabannya adalah: tidak. Bukannya dendam, aku malah lebih mengasihaninya, karena sepertinya kelainan jiwanya itu tidak muncul begitu saja, pasti lingkungan buruk-lah yang membuatnya menjadi seperti itu.

Lagipula psikopat itu sudah mendapatkan balasan yang setimpal. Jadi, kalau aku masih tetap menyimpan dendam untuknya sampai sekarang, bukannya aku yang rugi? Lebih baik aku menikmati masa mudaku yang gemilang.

Dan juga kehidupan cintaku yang cerah.

Huehehe.

Begitu aku melangkahkan kaki ke dalam ruangan kelas, aku langsung mengedarkan pandangan ke sekeliling, mencari seseorang yang sudah kurindukan setengah mati. Sosok itu sedang duduk dan membaca novel seperti biasa. Terkadang aku heran, bagaimana bisa seseorang merasa puas hanya dengan buku dan drama korea, bukannya keluar melihat dunia dan mencari cinta sejati?

Yah, meski bukan hakku untuk menghakiminya. Hanya saja, aku merasa sayang, masa muda haruslah dihabiskan dengan bersenang-senang sepuasnya, bukannya berdiam diri dan terkurung bersama makhluk 2D yang tidak tergapai.

Look At Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang