UUD cinta

1.4K 123 4
                                    

🌿🌿🌿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌿🌿🌿

Kebanyakan anak muda kaum rebahan pada umumnya, bangun pagi itu rutinitas yang jarang mereka lakukan. Arga salah satunya, ia adalah makhluk paling santuy yang ada dunia. Jam weker berbentuk pikachu di nakas telah berbunyi puluhan kali tetapi sang pemilik seakan tidak terganggu sedikit pun. Arga memeluk Milea dengan erat, Milea itu teman tidur paling kalem. Tidak marah jika dipeluk dan cium-cium sesuka hati. Milea merupakan jenis bantal guling paling nyaman sejagat raya. Tidak salah Arga memberi nama Milea, bantal itu selalu membuatnya rindu setiap waktu.

Berhubung hari ini Senin, niat Arga akan tidur sepanjang waktu. Kalian juga tahu jika Arga membenci senin, ini jadwal upacara dan ia ditunjuk menjadi salah salah satu petugas upacara. Arga tidak ingin berpanas-panasan, alasannya sederhana karena ia merupakan calon bintang iklan sinzui. Namun niat tersebut tidak tercapai ketika kanjeng ratu bersuara seraya membawa pisau sebab ia baru selesai memotong bawang di dapur, kalau Arga tidak mau bangun giliran Arga yang dipotong.

"Dedek Aga mau bangun sendiri atau Ibu yang bangunin?"

Suara ibu memang lembut namun maknanya tidak selembut itu. Arga langsung membuka mata batin, ia tidak mau dijadikan bahan untuk membuat ayam geprek.

"Ini mau bangun Bu."

Arga bergegas mandi selama 5 menit, hanya mandi ayam lalu mencium pipi dan tangan kanjeng ratu sebelum menaiki motor.

"Dedek pergi dulu Bu, ailapyu."

Arga sengaja menjalankan motornya dengan kecepatan standar agar ia terlambat, dengan begitu ia tidak perlu menjadi menjadi petugas upacara. Bukannya mau sombong, tetapi ia tidak mau satu sekolah menikmati wajah terlalu tampannya yang tiada tara ini, takutnya mereka zina mata.

Sayang sekali pemirsa, kanjeng ratu membangunkan Arga terlalu pagi. Pak Kumis sang penjaga gerbang memandanginya tidak wajar, seolah ketidakterlambatannya datang ke sekolah adalah hal yang mencurigakan. Biasanya setiap senin Arga melewati pagar belakang, berbeda dengan sekarang ia melewati gerbang sekolah.

"Ku Bawa nampan ke kursi dipan
Misi orang tampan mau lewat depan," Arga menggas motornya di depan pak Kumis.

Pak Kumis hanya melirik tidak suka, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa.

Matahari sedang bahagia, ia bersinar terik menyapa manusia. Berbeda dengan Arga sedari tadi hanya memanjatkan doa agar ada keajaiban seperti turun hujan.

"Woi, dipanggil guru lo, disuruh siap-siap sana," seru Arul kepada Arga yang baru meletakkan tas ke mejanya.

"Kek mau nikah aja siap-siap segala."

KinarArga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang