Sebuah Pilihan

640 73 1
                                    

🎶Pelangi — Hivi

🌿🌿🌿

Selesai mengobrol banyak dengan keluarga Arga, ketika hari menjelang sore sudah waktunya Kinara untuk pulang. Tadinya mau langsung bergeges pergi, tapi Arga mau mandi terlebih dahulu. Jadi Kinara menunggunya di ruang tamu sendirian. Marissa dan Tommy sedang keluar, Aysa di kamarnya sedang mengerjakan tugas kuliah, sedangkan Kiki juga di kamarnya sedang tidur siang.

Kinara melihat-lihat foto-foto yang dipajang di tembok. Yang paling menarik perhatian adalah foto Arga semasa kecil. Wajahnya tidak jauh berbeda dari dulu, sampai sekarang wajah nyebelinnya masih tetap tersisa. Kinara mengabadikan foto tersebut dalam ponselnya. Di samping televisi ada juga koleksi buku-buku Arga, hanya buku-buku puisi, akhirnya Kinara paham mengapa laki-laki itu sering kali melontarkan kata-kata manis kepadanya.

"Pacarku ternyata suka baca buku juga ya, aduh nggak bilang-bilang!"

Awalnya Kinara tidak tertarik menyentuh buku-buku itu, akan tetapi ada satu buku yang membuat tangan ia gatal untuk menyentuhnya. Cover depan buku tertulis, "Punya Arga, haram hukumnya bila dibaca, kecuali kamu yang membuatku jatuh cinta."

Tentu saja Kinara langsung meraihnya, seolah-olah buku itu memang ditulis khusus untuknya.

Pada halaman pertama, hati Kinara sudah dibuat berbunga-bunga.

"Sempat curiga, kamu itu manusia atau sedang pura-pura jadi manusia? Setahu saya manusia itu nggak boleh sempurna. Tapi kok kamu kayaknya nggak ada kurangnya ya? Eh enggak deh, kamu nggak jadi sempurna, kecuali kalau kamu jadi milik saya, hehe."

"Aaaa bisa aja kamu," jawab Kinara seakan-akan ketika ia membaca jurnal tersebut Arga sedang berbicara.

"Hal yang paling susah untuk saya lakukan adalah jatuh cinta. Seumur hidup saya tidak pernah jatuh cinta kepada siapapun selain Ibu. Akan tetapi setelah saya mengenalmumu, kamu dengan gampangnya mengajari bahasa cinta yang ramai dibicarakan orang-orang. Ternyata rasanya lebih kurang kayak kado ulang tahun yang dikasih rutin setiap tahun sama orang yang istimewa. Kita nggak pernah tahu isinya apa, kita nggak peduli isinya seperti apa, karena bagi kita apapun kejutan di dalamnya akan selalu baik dan dinantikan."

"Aaaaa... so sweet," gumam Kinara sembari tersenyum lebar. Ia membuka lembaran berikutnya.

"Tau nggak kenapa bayi pas lahir langsung nangis?"

Kinara malah menggeleng. "Enggak. Kenapa emangnya?"

"Dia belum ketemu sama kamu, makanya belum tahu arti bahagia sesungguhnya hahaha."

KinarArga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang