Kekesalan Bu Atika

952 97 1
                                    

🎶It's a Beautiful Day By Michael Bublé

🌿🌿🌿

Arga berangkat terlalu pagi ke sekolah. Meski terlalu pagi yang ia maksud adalah 5 menit sebelum bel masuk berbunyi. Bukannya memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk masuk melewati gerbang depan, Arga malah lewat pagar belakang. Ardy sempat bertanya mengapa si bodoh Arga melakukan tindakan konyol semacam itu, Arga hanya menjawab supaya estetik sebab ia lain dari yang lain. Katanya kalau ada jalan yang sulit kenapa harus yang mudah. Ia sendirian saja lewat pagar belakang. Tidak di temani pengikut-pemgikutnya sebab Ardy, Ali dan Alzam telah masuk lebih dulu dari gerbang depan. Sebenarnya Arga melakukan itu bukan ingin mencari perhatian tetapi karena terbiasa di sekolah SMA Cahaya Pratama. Ia hanya rindu suasana sekolah lamanya. Teman-temannya di sekolah lama serta rindu Buk Maya suka marah-marah. Ia rindu Pak Kepsek yang selalu naik darah ketika menatapnya. Serta merta dengan sekumpulan guru di sana. Ternyata benar kata orang, rindu hanya berlaku kalau kita tidak bertemu.

Ketika Arga dengan telaten melompot dari pagar ke hamparan rumput hijau yang bergoyang. Pak Gundul memergokinya, ia salah satu satpam SMA Harapan Bangsa, Arga tidak tahu siapa namanya. Yang jelas ia tidak punya rambut seperti Om Dedy Cobuzier dan sedikit mirip dengan kembaran Upin. Comel-comel gimana gitu.

"Kamu ngapain lewat sini?" skak Satpam itu tegak pinggang.

Arga bersikap bodo amat, ia menjilat jemarinyaa lalu menjadikan air liur sebagai minyak rambut dadakan.

"Apa sih, sok kenal."

"Heh. Kamu siapa?"

Arga menoleh dengan wajah berlagak sembari menyondorkan tangan.

"Kenalin Arga Aljon Mendoza, biasa di panggil sayang."

Pak Gundul tidak menyambut uluran tangan Arga. Ia melirik Arga dari atas sampai bawah, sepertinya ia mulai sadar sedang berbicara dengan orang yang tidak waras. Maka sebagai orang yang cukup waras ia akan bijak dalam bersikap. Ia melirik lencana di seragam Arga dan melihat seragamnya yang masih baru.

"Ooh kamu anak baru ternyata," katanya mengangguk-angguk paham.

"Tapi walaupun kamu anak baru bukan berarti  bisa melanggar aturan. Ikut saya ke BK, enak saja main datang terlambat."

"Saya nggak terlambat Pak, by the way," ucap Arga dengan jujur.

"Bohong."

"Saya berani sumpah atas nama orang tua Bapak, saya nggak bohong kok."

Pak Gundul menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pusing sendiri menghadapi anak ini. Baru pertama kali bertemu tetapi Arga membuatnya pusing tujuh keliling.

"Gatel ya? Makanya pake rijois dong Pak."

"Saya botak, by the way."

Arga terkekeh mendengar Pak Gundul yang mulai tersulut emosi.

KinarArga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang