Pertikaian

912 99 0
                                    

🎶Arcade by Duncan Laurence

🎶Arcade by Duncan Laurence

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌿🌿🌿

Menurut teori Big Bang alam semesta berawal dari titik yang sangat panas, lalu mengembang dan mendingin hingga saat ini. Kinara kira itu dapat disamakan halnya seperti masalah, ketika masalah demi masalah mengembang kian panas ia akan mendingin secara perlahan. Tetapi praduga itu ternyata tidak berarti saat Kinara bertemu dengan Arga, kalian bisa menyebut laki-laki itu dengan banyak sebutan. Boleh setan, boleh Iblis, boleh Wewe, boleh Kemangmang, intinya asal jangan panggil sayang. Gara-gara si Kemangmang itu Kinara berkali-kali mengibas-ngibaskan tangannya yang kesemutan karena mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh Bu Atika. Kalau saja Arga tidak menyuruhnya untuk diam seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa. Kalau saja Arga tidak menyulut emosi Bu Atika. Kalau saja Arga tidak semenyebalkan itu maka semua orang di dalam kelas tidak perlu mengerjakan soal-soal yang susahnya melewati nalar.

Bu Atika sudah ngambek, kabur entah ke mana setelah menitipkan tugas kepada anak IPA sebelas tiga. Sedangkan siswa-siswi yang ditinggal tersebut sedang duduk saling berjejaran. Kinara sebagai pawangnya yang mengendalikan soal-soal fisika itu lalu dibagikan dari satu ke yang lain. Kalau boleh jujur ia hanya ikhlas berbagi jawaban pada Windy, Jelay, dan Lie, bukan kepada semua penghuni kelas. Tetapi  ia tidak bisa menolak kalau duplikat-duplikat Arga telah angkat suara. Katanya itu sebagai bentuk solidaritas.

Ali bilang seperti ini, "Kinar nggak boleh pelit-pelit nanti kuburannya sempit."

Di bumbui dengan kata-kata milik Alzam.

"Bener tuh Nar. Barang siapa yang mempersulit seseorang, Allah akan mempersulitnya pada hari kiamat."

Alhasil Kinara hanya menurut. Lagipula ia merasa bersalah, bagaimana pun juga teman-teman sekelasnya tidak akan di hukum jika Kinara menuruti permintaan Bu Atika sebelumnya.

"Dari Sabang sampai Merauke ... Berjajar pulau-pulau ... Sambung-menyambung menjadi satu ... Itulah aku dan kamu ..."

Sakya sang ketua kelas dengan girang menyontek sambil bernyanyi. Nggak nyangka ternyata ia punya bakat terpendam. Tetapi alangkah lebih baik dipendam saja. Suaranya bagus, hanya saja lebih bagus kalau ia diam.

"Sayang tangan aku pegel nih, pijitin!"

Belum lagi telinga Kinara berdengung mendegarkan Windy yang di sampingnya berseru kepada Ardy.

"Makanya yang, kalau capek istirahat dulu. Jangan buru-buru, soal-soal fisika ini nggak akan ninggalin kamu, sama kayak aku."

Wleeeek. Kinara ingin muntah rasanya. Apa-apaan ini, bisa-bisanya mereka panggil sayang-sayangan padahal statusnya masih gebetan. Giliran udah dighosting malah pengen ngebanting.

"Nar, muka lo santai dong, paling nggak jangan liatin banget rasa ketidak iklasan lo," ujar Lie ada benarnya.

Kinara bodo amat. Ia tetap menekuk wajahnya sembari mengerjakan soal-soal. Nggak Arga, nggak sahabat terdekatnya, nggak teman-teman sekelasnya, kenapa hari ini semua orang nyebelin ya?

KinarArga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang