Empat Teletubbies

747 87 1
                                    

🎶Comethru- Jeremy Zucker

🎶Comethru- Jeremy Zucker

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌿🌿🌿

Mengunggu merupakan pekerjaan paling membosankan di dunia. Hanya ada satu jenis menunggu yang paling menyenangkan menurut Arga, yaitu detik-detik menunggu bel masuk berbunyi setelah jam istirahat pertama. Usai makan di kantin, Arga, Ali, Ardy, dan Alzam nongkrong di koridor anak kelas satu untuk mengisi waktu luang sembari menungu bel berdentang. Sesungguhnya mereka tidak menunggu, hanya sedang mengalihkan perhatian dari tuntutan pelajaran yang akan dimulai lima belas menit lagi. Memilih duduk di lorong adik kelas karena ingin menggombali setiap cewek yang lewat.

Alzam yang mengajak, ia sempat curcol bahwa sedang patah hati mengenai ia yang diputusin oleh Belle karena ketahuan selingkuh. Awalnya ia ingin main-main bersama Belle, tapi malah sayang beneran. Tuhan maha adil, ia kena karma dengan tinggal oleh Belle di saat lagi sayang-sayangnya. Meski Alzam nangis sepuluh ember sampai stok air matanya habis, Belle tidak akan mau kembali padanya. Oleh kerena itu mending ia mencari mangsa baru untuk di pacari.

Arga berkomentar, "Makanya jangan selingkuh, kena kan lo!"

"Makanya main bersih dong Sabahat!"

"Sahabat bukan sih?!" ujar Ali memperbaiki typo kritikan Ardy.

"Ah itulah, yang penting orang ganteng nggak pernah salah."

Alzam bertopang dagu, menunggu mangsa baru belum ada yang nenggol di hari seperti Belle, yang baik hati, yang lembut kayak pantat bayi.

"Wahai sahabat, katakanlah!"

Mulai deh mulai, itu anak kumat galaunya akan nyusahin sejuta umat.

"Gue ganteng nggak?" tanyanya sembali menatap Arga, Ardy dan Ali.

"Ganteng sih kata emak lu."

"Ganteng dari belakang."

"Ganteng kalo di liat dari lobang pipet."

Alzam merajuk, "Tega lu pada, hibur gue kek."

Ali menempeleng wajahnya, sakit sedikit tapi tenang saja soalnya nggak berbekas jadi Alzam nggak akan minta denda lima juta.

"Sok-sokan galau, siapa suruh selingkuh."

Arga menepuk-nepuk pundak Alzam. Berlagak sok bijak dengan memberikan beberapa petuah agar Alzam bangkit dari keterpurukannya. Merasa ia juga pernah di posisi yang sama, tidak ingin bergerak, tidak ingin melakukan apa pun, bahkan hiperbolanya mau matinya saja. Padahal kita hanya belum coba bahwa kita bisa hidup tanpa dia. Dia tidak memengang kendali atas paru-paru kita, kita masih bisa bernafas seandainya dia tidak ada.

"Sahabat-sahabatku yang budiman," mulainya, bukan hanya pada Alzam tetapi juga kepada Ardy dan Ali. "Sahabat yang saya cintai, yang saya sayangi, yang saya doakan cepat mati."

KinarArga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang