Definisi Nadia bagi Gibran

1.1K 110 4
                                    

🎶Te Amo Me Amo, Ajay Ideaz.


🌿🌿🌿

Tangung jawab ketua osis tidak pernah main-main. Ia harus menetapkan kebijakan dengan baik dan bijaksana, belum lagi harus menyiapkan raga untuk disibukkan jika ada acara di sekolah. Gibran selalu kelelahan dengan jabatan itu, namun ia tidak pernah mengeluh sebab prinsip hidupnya selalu ingin membuat orang-orang disekitarnya senang. Sudah satu tahun penuh ia menjabat sebagai ketua osis, sesuai aturan, masa jabatannya habis saat masuk kelas dua belas. Sebelum memasuki pemilihan ketua osis yang baru, Gibran hanya ingin melakukan hal terbaik yang ia bisa. Dalam rangka memeriahkan bulan bahasa yang diadakan 28 oktober mendatang, Osis bersepakat untuk menggelar acara Legoland, yaitu event tahunan dengan rangkaian acara seperti pidato tiga bahasa, resensi cerpen, bazar buku, serta musikalisasi puisi.

Gibran bersama anggota osis mengadakan rapat untuk membuat kesepakatan siapa yang membuat proposal untuk disetujui oleh kepala sekolah, siapa menjadi tim dekorasi, tim anggran biaya yang dibutuhkan, atau tim penyaji makanan.

"Je, suara lo paling lantang, bisa jadi MC?" tanya Gibran kepada salah satu anggota Osis dari XI IPA 3.

Jelay mengangguk mantap, ia memberikan kedua jempolnya.

"Bisa Ketua."

"Okay. Sebelum kita tutup, ada masukan terkait acara ini?"

Tata, anak kelas sepuluh yang terkenal paling kalem, ia mengangkat tangan.

"Kak Gibran."

"Iya Ta?"

"Begini Kak, tiap tahun rangkaian acara Legoland ini selalu di isi oleh anggota Osis seperti musikalisasi puisi dan lain-lain orangnya dari Osis. Gimana kalau kita keluar dari zona nyaman dan buat berbeda, kayak kita buat rangkaian acara itu jadi lomba yang diharuskan ikut dari setiap perwakilan kelas. Jadi orang-orang bakal lebih berpartisipasi dan dan tertarik mengikuti acara ini karena ada hadiahnya."

Gibran mengangguk-angguk, mencoba mempertimbangkan saran dari adik kelasnya.

"Menarik juga, menurut kalian gimana?" Gibran bertanya kepada anggota osis lainnya, dan mereka sangat setuju dengan ide yang Tata berikan.

30 menit habis mereka gunakan untuk rapat, kemudian Gibran mengakhirinya dengan mengucapkan terima kasih dan salam kepada teman-teman organisasinya.

Sayang, bosen. Masih lama?

Gibran tersenyum ketika membuka ponselnya yang terus menerus bergetar di saku celana meminta perhatian. Dari Nadia Syafira, pacarnya.

Otw Nad.

Gibran bergegas ke lapangan di mana gadis itu berada. Ia melihat Nadia sedang duduk bersila di bawah panasnya sinar matahari yang seolah membakar kulit putihnya, perempuan itu setia dengan wajah kesal karena lelah menunggu. Beberapa cowok sempat berlalu di depan Nadia sekadar bersiul atau menggoda. Gibran hanya diam memperhatikan, tidak memilih ikut campur karena ia tahu Nadia tipe perempuan yang tidak gampang di goda, pernah suatu kejadian laki-laki ngintilin Nadia setiap hari karena naksir, dan yang Nadia lakukan adalah menggamparnya, menendangnya, mengancamnya dengan berbagai hal. Iya, pacar Gibran memang sekejam itu. Sikap tempramennya sudah melekat dalam diri, banyak juga orang bilang kepribadiannya dengan Nadia berbanding terbalik. Nadia pemarah, Gibran penyabar. Nadia pemalas, Gibran terlalu rajin. Nadia suka membully orang-orang yang berani mencari masalah dengannya, Gibran malah membela orang-orang yang terintimidasi-hal yang sering menjadi perkara dalam hubungannya dengan Nadia. Tetepi dengan segala kekurangan yang Nadia miliki, Gibran ingin dan selalu ingin menjadi pelengkapnya.

KinarArga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang