Titik Pertemuan

1.2K 113 2
                                        

🌷Bunga Parani


🌿🌿🌿

Kebiasaan dari seorang guru itu salah satunya adalah meminta bantuan pada muridnya untuk mengantar atau menjemput sesuatu dari kantor guru ke kelas atau sebaliknya dari kelas ke kantor guru. Misalnya seperti membawa atau mengantar tugas-tugas. Dan Kinara selalu menjadi target dari Bu Risa, kali ini ia di minta oleh Bu Risa untuk membawa kitab-kitab matematika dari kantor guru ke kelas XI IPA 3. Kurang lebih kitab tersebut 200 halaman sehingga membuat wajah Kinara tertutupi dan melewati lorong dengan langkah sedikit oleng.

"Ibuknya gila atau gimana, dia kira bukunya nggak berat apa. Masa di suruh bawa sendiri, kan bisa bareng sama yang lain," Kinara mengomel sepanjang jalan, tidak suka menjadi bahan pesuruh.

Letak duduk perkaranya adalah kelas XI IPA 3 berada di ruang paling ujung, kelas tersebut dulunya gudang tetapi karena jumlah murid baru melewati batas perkiraan, salah satu gudang SMA Harapan Bangsa direnovasi menjadi kelas. Kelas itu auranya menyeramkan seperti tidak ada nafas kehidupan.

"Butuh bantuan?"

Kinara menelengkan kepala. Berusaha melihat orang yang sedang berbicara. Seseorang itu tersenyum, memperlihatkan deretan giginya yang rapi dan bersih. Senyuman tersebut membuat tahilalat kecil di atas bibir sebelah kanannya lebih terlihat. Kinara menyergit bingung, wajah tersebut familiar di dalam otaknya. Bukankah laki-laki yang dihadapannya kini merupakan pasien rumah sakit jiwa yang kabur kemarin? Atau manusia yang memiliki otak cuma segaris.

Arga Aljon mendoza , itu nama lengkapnya. Kinara masih jelih menyimpan nama dan wajah orang gila tersebut di dalam kepala.

"Lo ngapain di sini?" tanya Kinara yang tidak menjawab pertanyaan sebelumnya.

"Musafir."

Kinara menyergitkan dahi.

"Ya sekolahlah."

Kinara melirik Arga dari ujung kepala sampai kaki. Laki-laki itu tidak memakai seragam SMA Harapan Bangsa. Ia menyandang tasnya dengan sebelah bahu, menyandarkan punggung ke dinding seraya menyilangkan lengannya di depan dada. Kinara menatapnya dengan mata tidak percaya, ia mulai curiga menyadari pertemuannya dengan Arga bukan suatu kebetulan. Siapa tahu ia stalker atau penguntit, semua kemungkinan buruk bisa saja terasa mungkin untuk Kinara.

"Lo ngikutin gue ya?"

Arga mengedipkan sebelah mata.

"Menurut lo?"

"Keknya orang seperti lo emang nggak ada kerjaan selain gangguin orang."

"Itu lo tau, kerjaan gue emang gangguin orang. Masalah buat lo?"

"Terserah."

Kinara menyenggol bahu cowok itu dengan kasar, namun tenaga Arga yang jauh lebih besar membuat Kinara kehilangan keseimbangan, kitab-kitab yang ia bawa berserakan di lantai mermer, menimbulkan suara menggema. Kinara menatapnya dengan mata elang, amarahnya memuncak melihat Arga yang tidak berhenti mencari masalah.

KinarArga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang