Yang Kinara Bautista lakukan hanya menghabiskan uang papa yang tidak ada habisnya. Ia bisa membeli apapun, kecuali membeli janji mama yang pernah berjanji untuk kembali. Kinara merasa tidak berguna, hingga anak laki-laki bernama Gibran Fedelin membe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌿🌿🌿
Bulan bahasa selalu diadakam setiap bulan Oktober sebagai peringatan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober. Anggota Osis dari SMA Harapan Bangsa telah mempersiapkan acara ini jauh-jauh hari sehingga pada akhir bulan Oktober mereka tetapkan untuk merayakannya. Diadakan berbagai lomba yang wajibkan bagi setiap kelas untuk mengutus perwakilan mereka dengan mempersembahkan bakat masing-masing, seperti nyanyi, dance, pidato tiga bahasa, musikalisasi puisi, Stand Up Comedy, dan lain-lain. Acara yang digelar cukup meriah dibanding tahun lalu, tahun lalu hanya di adakan persembahan dari anggota Osis dan guru-guru serta tidak diadakan lomba. Hadiah dari lombanya berupa uang tunai, piala dan sertifikat. Tentunya siswa dan siswi lebih bersemangat untuk mengikuti kegiatan.
Beruntung karena Jelay salah satu anggota Osis, jadi kelas XI IPA 3 gerak cepat untuk mendapatkan informasi, mereka telah memilih Yona dan Evano sebagai perwakilan kelas dari jauh-jauh hari, mereka akan mempersembahkan musikalisasi puisi, Yona berpuisi dan Evano memainkan gitar.
Sakya si ketua kelas dari tadi heboh sendiri karena Yona dan Evano belum menampakkan batang hidungnya di sekolah. Wajar saja karena siswa sengaja datang lebih lambat jika ada acara di sekolah dan itu tidak diperhitungkan di buku poin sebagai terlambat. Tetapi Sakya saja yang menanggapinya berlebihan.
"Ini si Yona mana? Bentar lagi acara mulai?" tanyanya dengan nada tinggi pada teman-teman sekelasnya.
"Evano juga ke mana lagi? Udah tau dia yang ikut acara malah datang lama," kesalnya dengan melirik jam berulang kali.
"Sabarlah Sak, tunggu aja dulu," ujar Lie menimpali supaya Sakya tidak panik.
"At, gimana sih kok diem aja. Telpon Yona dong, lo kan sahabatnya." Sakya beralih menatap Attia yang sedang duduk di atas meja menemegangi ponselnya.
Attia mendongak dengan melayangkan mata elang. Ia menganggkat ponselnya dan berkata, "Ini lo liat gue ngapain? Gue dari tadi berusaha, Yona aja yang belum angkat-angkat."
Perkataan Yona membuat Sakya langsung diam. Mereka, anggota kelas XI IPA 3 berkumpul di kelas meski belum semua orang yang datang. Tentu saja mereka ikut berkontribusi dalam hal ini meski yang diusul hanya perwakilan. Karena jika tidak ada perwakilan dari kelas, maka yang kena Sakya sebagai ketua, ia yang akan di marahi oleh guru dan kelas yang tidak tampil harus membayar denda. Hal itu dilakukan agar semua orang tidak menganggap remeh tameh Bulan Bahasa tahun ini.
"Weh, ini di anggkat," seru Attia membuat perhatian sehingga semua orang di sana menatapnya.