ToD

553 72 1
                                    

🎶Head in the clouds—Hayd

🌿🌿🌿

Kinara tidak berhenti menangis di makam kakaknya saat mendengarkan Mama bercerita membuka masa lalunya. Inilah jawaban yang selama ini Kinara cari. Akan tetapi ia membenci semua orang yang tidak pernah menghargai bagaimana perasaannya. Apapun yang dilakukan Mama, bagi Kinara tetaplah sebuah kesalahan. Meski dipandang dari sudut mana pun, berbohong tidak bisa dibenarkan. Coba dari awal Sandra jujur kalau Fira sakit. Semiskin apapun Wira, tidak ada satu pun orang tua yang rela melihat anaknya menderita. Wira pasti akan berusaha mencari jalan keluar.

Kesalahan Sandra bukan hanya pada bagian berbohong, tetapi cara ia yang menukar cintanya dengan uang adalah hal yang menunjukkan bahwa ia adalah manusia paling menjijikkan bagi Kinara. Yang Sandra lakukan, sama saja meremehkan Wira bahwa laki-laki itu tidak mampu. Sama saja artinya Sandra tidak membiarkan Wira untuk berusaha. Padahal mereka sama-sama tahu Wira mampu berjuang, ia rela melakukan apa saja demi membahagiakan orang-orang yang ia cintai.

"Maafin Mama Nar—" Kinara langsung menepis tangan Sandra.

"Aku kecewa sama Mama. Mama egois. Seharusnya ini nggak terjadi Ma. Kalau Mama ngasih Papa waktu sedikit aja, Papa juga bisa sukses. Liat sekarang? Papa udah jadi CEO. Udah jadi orang hebat, udah jadi orang yang disegani orang lain, udah jadi seperti laki-laki yang Mama impikan. Tapi Mama malah ninggalin kita. Mama berencana bahagia diluar kebahagiaan kita. Liat apa yang terjadi Ma? Mama nggak bisa jaga Kakak, Kakak malah kayak gini. Dan setelah apa yang terjadi Mama tetap memilih menyimpan kebohongan?"

"Mama ngelakuin itu demi Kakak, Sayang—"

"Enggak Ma. Mama ngelakuin itu hanya untuk diri Mama sendiri. Mama juga pengen coba, kan, gimana rasa hidup orang kaya itu seperti apa? Mama coba-coba dan Mama menikmati itu, kan? Mama coba-coba dan keterusan, kan?"

Kinara membentak, ia tidak membiarkan mamanya memotong ucapannya. Kinara menghapus air matanya dengan kasar, sebelumnya ia mengusap makam kakaknya lalu berdiri, dan mendapati Nadia yang berdiri di belakang mereka dengan tatapan tak terbaca. Kinara memadang Nadia sinis seperti Nadia memandangnya. Tatapan mata mereka memancarkan permusuhan. Padahal dari awal Kinara mengira bahwa gadis tempramen itu adalah kakak kandungnya, namun lagi-lagi kenyataan menghantamnya beribu kali lipat.

Kinara langung bergegas tanpa kata dari sana, mencari Arga di keramaian, meminta laki-laki itu untuk membawanya pulang. Jawaban yang selama ini ia cari sudah ia temui. Jawaban yang ternyata bukan penyembuh, melainkan menumbuhkan luka baru.

🌿🌿🌿

"Main TOD yuk, " ajak Lie pada circel-nya.

Ali, Ardy, Alzam, Arga,  Lie, dan Jelay, yang tadinya mereka uring-uringan menunggu guru yang meninggalkan kelas mereka 20 menit yang lalu, mereka excited mendengarkan geme yang ditawarkan oleh Lie. Kecuali Kinara yang sejak pagi tadi sudah murung.

KinarArga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang