🎶At My Worst - Pink Sweet
🌿🌿🌿
Kinara masuk ke kelas karena sudah jamnya masuk. Ia melangkah ke kursinya dan duduk di samping Windy di meja deretan ke dua di depan mejanya Lie dan Jelay. Ia menengok ke belakang dan refleks menatap Arga, tidak ada niatan apa pun sebenarnya hanya sekadar ingin melirik saja. Laki-laki itu tidak menyadari Kinara sedang menatapnya. Kinara cukup heran, sebab pemandangan yang ia lihat sekarang adalah Arga yang sedang fokus membaca kitab Biologi, padahal tidak ada pelajaran biologi hari ini, namun sebuah pemandangan langka yang bisa menjadi keajaiban dunia ke delepan. Jangankan untuk membaca buku, Arga memegang buku saja Kinara tidak penah lihat. Kinara ingat Arga pernah mengatakannya bahwa sebanarnya ia juga suka membaca tetapi hanya sesejenis novel dan komik, bukan buku pelajaran.
Jika Arga belajar malah justru membuat tatapan mata aneh terarah kepadanya. Windy mengikuti arah pandang Kinara, ia mengerutkan dahi seperti Kinara. Windy saja heran apalagi Kinara coba.
"Yang," Windy memanggil Ardy yang duduk di kursinya pula. Hanya berjarak satu meja secara horizontal dengannya.
"Apa Yang?"
"Kesambet apa temen kamu? Tumben dia baca buku," komentarnya.
"Katanya biar cocok bersanding sama Kinar yang pinter."
Celutukan dari Ardy membuat Kinara jadi menunjuk dirinya sendiri dengan heran. "Lah kok jadi gue?"
"Cieee Kinar yuhu yang bentar lagi nggak jomblo nih," ujar Lie dan Jelay serempak menggodanya.
Kinara hanya memaklumi dan tersenyum geleng kepala. Sedang Arga, menyadari mereka sedang membicarakannya. Ia mendongakkan kepala, memberikan tersenyum paling manis yang ia punya untuk dipersembahkan pada Kinara. Kakinya melangkah seribu dengan langkah mendekat secepat kilat, mengambil kursi yang entah punya siapa dan duduk di samping Kinara.
"Good morning!"
"Ini udah mau jam 12, btw."
Arga melirik arlojinya. "Oh iya, good morning menjelang siang."
Buku biologi yang sempat Arga baca masih di tenteng kemana-mana. Kinara bertanya heran, "Lo lagi belajar?"
Arga mengangguk seperti Hokben Hoka Hoka.
"Ha-ah."
"Ternyata belajar Biologi asik juga ya, enak bacanya," tambahnya.
"Materi apa emang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KinarArga (End)
Подростковая литератураYang Kinara Bautista lakukan hanya menghabiskan uang papa yang tidak ada habisnya. Ia bisa membeli apapun, kecuali membeli janji mama yang pernah berjanji untuk kembali. Kinara merasa tidak berguna, hingga anak laki-laki bernama Gibran Fedelin membe...